Man United buang 100 juta euro buat Antony, tapi apa hasilnya? Lebih banyak kartu kuning daripada gol. Kalau ngomongin transfer gagal, ini mungkin juaranya!
Pas Antony diumumin gabung Manchester United dari Ajax musim panas 2022, ekspektasi langsung terbang tinggi. Pemain Brasil ini digadang-gadang jadi solusi wing kanan yang udah lama mandek di Old Trafford. Dengan harga selangit 100 juta euro (85,6 juta pound), dia jadi rekrutan termahal kedua klub setelah Paul Pogba. Tapi, fast forward dua setengah musim kemudian, Antony malah jadi simbol transfer blunder yang susah dilupain.
Awal debutnya sih lumayan hype. Antony nge-goal-in di tiga laga pertama Liga Primer, lawan Arsenal, City, sama Everton. Tapi abis itu? Performanya kayak roket kehabisan bahan bakar. Di musim ketiganya sekarang, dia cuma punya lima gol dan tiga assist dari 62 penampilan di Liga Primer. Yang lebih ngeselin? Dia punya 10 kartu kuning. Coba bayangin, pemain mahal yang malah lebih sering bikin fans frustrasi.
Transfer Mahal, Hasil Nihil
Musim panas 2022 jadi momen besar buat United, tapi nggak semuanya positif. Erik ten Hag, manajer baru yang bawa filosofi fresh, ngotot pengen Antony buat proyek barunya. Dan Ajax? Mereka pasti tepuk tangan sambil cek saldo bank. Transfer ini jadi bukti "pajak United" -- istilah keren buat kebiasaan klub bayar harga lebih mahal dari yang seharusnya.
Ten Hag punya bayangan: Antony bakal jadi winger kanan maut, potong ke dalam pake kaki kiri andalannya. Tapi masalahnya, Liga Primer itu beda dunia sama Eredivisie. Pertahanan lebih ketat, tempo lebih gila. Statistiknya? Cuma 38,4 persen dribel sukses. Itu artinya, dia lebih sering nyoba tipu-tipu tapi malah buntu.
Masalah yang Lebih Dalam
Antony bukan satu-satunya problem di United. Dalam dua setengah musim terakhir, Old Trafford kayak jadi tempat "penguburan" pemain mahal yang nggak perform. Ruben Amorim, manajer baru yang masuk setelah Ten Hag, nggak ragu bilang timnya "terburuk dalam sejarah United" habis kalah dari Brighton.
Kenapa bisa gini? Skuad yang nggak cocok. Amorim dapet warisan tim yang didesain buat filosofi Ten Hag. Pemain kayak Antony, Lisandro Martinez, sama Tyrell Malacia dibawa buat formasi 4-2-3-1 yang jadi ciri khas Ten Hag. Tapi Amorim punya gaya main beda, dan hasilnya? Chemistry tim berantakan. Antony jelas jadi korban dari sistem yang nggak klik sama dia.
Bandingkan dengan Rekrutan Mahal Lainnya
United bukan satu-satunya klub yang punya kisah transfer zonk. Chelsea? Mereka punya Lukaku, yang gagal total di dua periode. Tottenham? Pernah pecahin rekor buat Tanguy Ndombele, cuma buat ngelepas dia gratisan. Arsenal? Ada Nicolas Pepe, yang nggak pernah bener-bener cocok sama harga mahalnya.
Tapi bedanya, pemain-pemain itu masih sempet kasih secercah harapan. Antony? Hampir nggak ada momen yang bikin fans mikir, "Worth it juga nih." Yang diinget fans malah gerakan muter bola nggak jelas, tembakan melayang ke awan, dan peluang emas yang disia-siain.
Kisah yang Tak Akan Dilupakan
Sekarang, Antony udah di ujung pintu keluar Old Trafford. Dipinjemin ke Real Betis, dia ninggalin Liga Primer dengan reputasi yang ancur. Fans United mungkin nggak bakal kangen, tapi kisahnya bakal terus jadi pelajaran. Di era transfer mahal, Antony adalah reminder kalau harga mahal nggak selalu jamin kualitas.
Source: Caught Offside, BBC, Give Me Sport
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI