Mohon tunggu...
The Balbalans
The Balbalans Mohon Tunggu... Freelancer - Sepakbola Akar Rumput

Created by The Poor, Stolen by The Rich

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tragedi di Udara, Harapan di Bumi: Kemenangan Kaum Terpinggirkan

16 Desember 2024   13:08 Diperbarui: 16 Desember 2024   11:08 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan ini: sebuah pagi yang tenang di tepi pantai Gabon berubah menjadi tragedi yang mengguncang jiwa. Pada 28 April 1993, sebuah pesawat yang membawa tim nasional sepak bola Zambia jatuh ke Samudra Atlantik. Tidak ada yang selamat. Seluruh penumpang yang berjumlah 30 orang, termasuk para pemain, pelatih, dan staf, kehilangan nyawa mereka. Berita ini menghancurkan hati seluruh rakyat Zambia.

Namun, kisah ini bukan hanya tentang duka mendalam. Ini adalah cerita tentang bagaimana sebuah bangsa bangkit dari abu kesedihan untuk menulis babak baru penuh keajaiban dalam sejarahnya.

Tim Hebat yang Hilang

Tim nasional Zambia, yang dikenal sebagai Chipolopolo atau "Peluru Tembaga," adalah kebanggaan bangsa. Di tengah masa-masa sulit, mereka membawa harapan dan kegembiraan bagi rakyat Zambia. Rekam jejak mereka luar biasa: delapan tahun tanpa kekalahan di kandang dan kemenangan gemilang 3-0 melawan Mauritius menjadi bukti ketangguhan mereka.

Namun, perjalanan mereka ke Senegal untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia 1994 berubah menjadi malapetaka. Pesawat militer tua yang mereka tumpangi mengalami kerusakan mesin. Pilot, yang kelelahan, membuat kesalahan fatal, dan pesawat itu terjun ke laut, meninggalkan kehampaan yang tak terperi di hati rakyat Zambia.

Kalusha Bwalya: Bertahan di Tengah Kehilangan

Bwalya memenangkan dua gelar di liga Belanda, di bawah manajer Inggris Sir Bobby Robson, selama waktunya bersama PSV (Getty Image) 
Bwalya memenangkan dua gelar di liga Belanda, di bawah manajer Inggris Sir Bobby Robson, selama waktunya bersama PSV (Getty Image) 
Salah satu pemain terbaik Zambia, Kalusha Bwalya, selamat dari tragedi itu hanya karena ia bermain untuk klub di Belanda dan bepergian secara terpisah. Ketika kabar duka itu sampai kepadanya, dunia seolah runtuh. "Ini seperti mimpi buruk yang tak berujung," katanya dengan suara penuh duka.

Beberapa hari kemudian, lebih dari 100.000 orang berkumpul di Stadion Independence untuk memberikan penghormatan terakhir. Pemakaman massal yang penuh haru itu diadakan di Heroes' Acre, tempat peristirahatan abadi para pahlawan ini. Tapi waktu tidak berhenti, dan Zambia harus melanjutkan hidup meski hati mereka terluka.

Tim Baru, Harapan Baru

Zambia mengadakan uji coba di ibu kota Lusaka saat mereka membangun kembali tim nasional mereka (Getty Image)
Zambia mengadakan uji coba di ibu kota Lusaka saat mereka membangun kembali tim nasional mereka (Getty Image)
Presiden Zambia mengangkat Bwalya sebagai pusat dari kebangkitan tim nasional. Dalam waktu singkat, lusinan pemain diuji coba untuk membangun kembali skuad. Dengan semangat dan kerja keras, terbentuklah tim baru yang segera menjalani pelatihan di Denmark.

Pada 4 Juli 1993, tim ini melakoni pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Maroko. Dengan semangat yang membara, Zambia menang 2-1, berkat gol menakjubkan dari Kalusha Bwalya. Meski mereka gagal lolos ke Piala Dunia, perjalanan mereka di Piala Afrika 1994 membawa mereka ke final, di mana mereka hanya kalah tipis dari Nigeria.

Keajaiban di Libreville

Zambia kalah di final Piala Afrika 1994 melawan Nigeria (Getty Image)
Zambia kalah di final Piala Afrika 1994 melawan Nigeria (Getty Image)
Hampir dua dekade kemudian, pada Piala Afrika 2012, Zambia kembali mencuri perhatian dunia. Mereka melaju ke final, meski banyak yang meragukan kemampuan mereka. Yang membuat kisah ini semakin emosional, final tersebut diadakan di Libreville, Gabon --- tidak jauh dari lokasi kecelakaan tragis pada 1993.

Beberapa hari sebelum pertandingan, tim Zambia mengunjungi lokasi kecelakaan untuk memberi penghormatan. "Kami bermain untuk mereka yang telah pergi," ujar kapten tim, Chris Katongo, dengan penuh keyakinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun