bola. Lahir di Kerala, India, pria ini awalnya hanya dikenal sebagai ahli yoga dan kesehatan. Namun, siapa sangka perjalanan hidupnya akan membawanya menjadi bagian penting dalam sejarah Chelsea, salah satu klub raksasa Liga Inggris.
Vinay Menon mungkin bukan nama yang sering terdengar di dunia sepakTahun 2009, Menon melangkahkan kaki ke rumah besar Roman Abramovich di London Barat. Ia hampir tidak tahu apa-apa tentang sepak bola, bahkan belum pernah menonton satu pun pertandingan. Namun, pertemuan itu menjadi awal dari kisah luar biasa yang mengubah hidupnya. Dari sebuah hotel mewah di Dubai hingga ruang latihan Chelsea, Menon tumbuh menjadi sosok kunci di balik kesuksesan Chelsea, membawa pendekatan baru yang menginspirasi para pemain bintang.
Dari Dubai ke Cobham
Menon memulai kariernya sebagai terapis yoga dan pelatih relaksasi, melayani para miliarder dan selebritas di Dubai. Kehadirannya di Chelsea bermula dari rekomendasi ayah mantan istri Abramovich, Dasha. Roman, yang terkesan dengan pendekatan unik Menon, segera mengirimnya ke tempat latihan Chelsea di Cobham. Di sana, Menon menjalankan tugas sebagai pelatih kebugaran pertamanya di Liga Inggris.
"Saya orang India yang tidak tahu apa-apa tentang sepak bola, masuk ke klub besar. Itu terasa mustahil," kenang Menon. Meskipun awalnya skeptis, kehadirannya diterima dengan baik oleh para pemain. Bahkan, striker legendaris Didier Drogba menjadi pendukung utama.
Filosofi yang Mengubah Pemain
Metode Menon berfokus pada meditasi, kesehatan mental, dan keseimbangan emosional. Ia mengajarkan para pemain untuk menghilangkan pikiran negatif dan mencapai ketenangan di tengah tekanan tinggi. "Mereka adalah manusia. Mereka butuh teman untuk tertawa, berbagi cerita, dan merasa didukung," ujar Menon.
Metodenya mungkin terlihat sederhana, tetapi dampaknya signifikan. Didier Drogba menjadi yang pertama mencoba, diikuti oleh nama-nama besar seperti Frank Lampard, John Terry, dan Joe Cole. Menon juga mendapat dukungan penuh dari tim medis Chelsea.
Saksi Kesuksesan Chelsea
Selama 13 tahun, Menon berada di balik kesuksesan Chelsea, mendampingi tim di era manajer seperti Carlo Ancelotti, Jose Mourinho, hingga Thomas Tuchel. Ia menjadi saksi perjalanan klub meraih berbagai trofi bergengsi. "Pengalaman luar biasa. Chelsea adalah tempat yang sangat spesial," katanya.
Namun, perjalanannya di Chelsea berakhir pada 2022 ketika klub mengalami restrukturisasi di bawah kepemilikan Todd Boehly dan Clearlake Capital. Meski begitu, Menon tetap mendoakan yang terbaik untuk klub yang telah menjadi rumah keduanya.
Inspirasi untuk India
Setelah meninggalkan Chelsea, Menon melanjutkan kariernya bersama tim nasional Belgia di Piala Dunia 2022. Kehadirannya sebagai staf dari India di turnamen bergengsi itu menarik perhatian, terutama di tanah kelahirannya. "Representasi ini penting untuk menunjukkan bahwa kita bisa berada di panggung internasional, meski bukan sebagai pemain," ujarnya.
Menon juga berbicara tentang pentingnya infrastruktur dan perubahan pola pikir di India agar bisa bersaing di kancah sepak bola dunia. "Negara kita punya 1,4 miliar orang. Jika sistem akar rumput dibangun dengan baik, saya yakin kita akan punya tim yang bisa bersaing di Piala Dunia," tambahnya penuh optimisme.
Warisan yang Tak Tergantikan
Kisah Vinay Menon adalah bukti bahwa mimpi besar bisa tercapai, meski datang dari tempat yang tak terduga. Dari seorang pelatih yoga hingga menjadi bagian integral dari salah satu klub sepak bola terbesar di dunia, Menon telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan. Inspirasi yang ia bawa tak hanya bagi Chelsea, tetapi juga untuk generasi muda di India yang bermimpi menaklukkan dunia olahraga.
"Belajar dan bermain harus seimbang. Kejar impianmu," pesan Menon kepada mereka yang ingin mengikuti jejaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H