Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menelaah Keseimbangan Antara Bekerja dan Beribadah di Bulan Penuh Berkah

23 Maret 2024   23:56 Diperbarui: 24 Maret 2024   00:18 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ashefagriyapusaka.co.id/wp-content/uploads/2023/08/work-life-balance-1.png

Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a (terlepas dari status atau tingkatannya), Rasulullah SAW pernah berkata, "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan beribadahlah seakan-akan engkau akan mati besok pagi."

Bekerja dan beribadah adalah dua hal yang yang menurut hemat saya sama-sama penting. Agama Islam telah memberikan pandangan yang sangat proporsional terhadap dua aktivitas ini.

Bekerja merupakan aktivitas fisik dengan tujuan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan beribadah merupakan aktivitas jiwa yang bertujuan menciptakan ketenangan dan ketenteraman hati.

Jika kita beribadah saja tanpa bekerja, maka mustahil bisa hidup bahagia di dunia. Sebaliknya jika kita terus bekerja dan melupakan ibadah, maka mustahil bisa merasakan nikmatnya hidup.

***

David adalah seorang manager bank. Setiap bulan ia digaji Rp. 20 juta plus insentif 10% jika mencapai target bulanan. Kehidupannya tergolong hampir sempurna. 

David sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak, ia juga memiliki rumah sendiri, mobil dan tabungan. Hidup David serba berkecukupan sehingga banyak orang yang memimpikan kehidupan seperti dirinya.

Suatu hari dia datang ke lokasi hipnoterapi saya. David merasa selalu tidak puas dengan semua yang dimiliki saat ini. David merasa cemas dan khawatir akan kehidupannya. Ia takut miskin, takut gagal dan bahkan paling parah takut mati.

Awalnya saya pribadi cukup bingung dengan apa yang diceritakan oleh David. Saya coba mengakses masa lalunya dan ternyata semua baik-baik saja. David tidak pernah mengalami peristiwa buruk yang membuat trauma, sedih atau marah.

Sampai pada satu titik saya memberanikan diri bertanya tentang aktivitas spiritualnya. Disini akar masalah David perlahan mulai tersingkap.

David seringkali melewatkan waktu salat. Ia melaksanakan salat hanya untuk menggugurkan kewajiban dan itupun jarang dilakukan.

David seorang workaholic yang tak bisa berhenti bekerja. Bahkan aktivitas pekerjaannya sampai ia bawa ke rumah. Baginya waktu sangatlah berharga.

Dengan prinsip hidup yang dianut memang membawa David pada puncak kesuksesan karir dimana ia telah menjabat sebagai manager perusahaan di usianya yang belum genap 30 tahun.

Kecemasan dan ketakutan David mulai muncul beberapa bulan ini. Ia merasa hidup tidak tenang karena mendapatkan tekanan yang semakin besar hingga berujung pada beberapa bagian tubuhnya mulai memberikan alarm seperti sering sakit kepala, sulit tidur hingga sakit maag.

Di tengah sesi konseling saya mencoba memberikan gambaran yang berbeda tentang keseimbangan antara bekerja dan beribadah. Saya mengambil contoh kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana kita ketahui bahwa selain sebagai rasul, Nabi Muhammad SAW juga manusia biasa sama seperti kita yang melakukan aktivitas keduniaan seperti bekerja serta berusaha mencari nafkah untuk diri sendiri dan keluarga.

Ketika intensitas aktivitas keduniaan semakin meningkat, beliau juga kerap merasa capek dan lelah. Nabi Muhammad SAW sadar bahwa dirinya juga butuh istirahat untuk menenangkan hati, pikiran dan jiwanya agar tetap terkontrol serta kondusif.

Hal paling sederhana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika tertimpa masalah atau beban besar ialah dengan salat. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya salat dijadikan untukku sebagai penenang hati." (HR an-nasa'1)

Allah Swt juga berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 45 yang artinya, "Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'"

***

Di akhir sesi saya memberikan saran rekomendasi kepada David untuk memperbaiki kualitas ibadah terutama ibadah salat. Alhamdulillah selang sebulan kemudian ia menghubungi saya kembali dan mengabarkan bahwa kini dirinya sudah jauh lebih tenang.

Ia sudah mampu mengendalikan kecemasan yang dirasakan, ia sudah mampu mengatasi tekanan dan stres yang dialami. Kini David benar-benar telah bisa menyeimbangkan aktivitas bekerja dan beribadah.

Dalam kesempatan bulan ramadan yang penuh berkah dan ampunan ini, mari kita bersama senantiasa memperbaiki kualitas ibadah agar memperoleh keseimbangan dalam menjalani kehidupan.

Perbaiki salatmu, maka Allah akan memperbaiki kualitas hidupmu kawan!

-Anjas Permata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun