Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memahmi Hakikat Memaafkan yang Sesungguhnya

29 April 2023   23:58 Diperbarui: 30 April 2023   00:00 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momen lebaran sangat identik dengan aktivitas saling memaafkan. Semua umat muslim berusaha untuk kembali suci dengan cara memaafkan. Namun faktanya tidak semua orang mudah memaafkan.

Dalam sebuah hadis Rasulullah pernah menjelaskan bahwa ada 3 perkara yang akan mempermudah atau melancarkan urusan kita di akhirat kelak. Kalau kita menjalankan 3 hal ini, maka niscaya kehidupan kita akan tenteram.

Pertama, gemar memberi kepada orang lain tanpa mengharap imbalan. Bersedekah dan membuat orang lain bahagia ialah perbuatan yang sangat disenangi oleh Allah Swt. Karena setiap sedekah yang kita lakukan bisa menjadi penggugur dosa-dosa yang pernah ada.

Kedua, suka mengunjungi orang lain atau bersilaturahmi termasuk kepada orang yang jarang ditemui. Bersilaturahmi bisa memberikan dampak positif diantaranya melapangkan rezeki, menjaga kerukunan dan keharmonisan serta memperpanjang umur.

Ketiga, memaafkan kesalahan orang lain tanpa menunggu orang tersebut meminta maaf. Memang terkadang memaafkan bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi jika kesalahan tersebut benar-benar sangat menyakiti.

Lalu bagaimana caranya memaafkan yang benar?

https://assets.ayobandung.com/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/2022/05/31/333901007.jpg
https://assets.ayobandung.com/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/2022/05/31/333901007.jpg

Sebelum itu mari kita terlebih dahulu memahami apa sih sesungguhnya yang disebut dengan memaafkan. 

1. Memaafkan bukan melupakan

Setiap manusia mempunyai tempat untuk menyimpan memori peristiwa-peristiwa yang pernah dialami sejak dulu hingga sekarang. Semua memori itu tersimpan dengan sangat rapi di dalam ingatan.

Ketika suatu peristiwa yang terjadi memiliki muatan emosi yang kuat, maka ingatannya pun juga semakin kuat. Sebagai contoh, Anda pasti bisa mengingat saat sedang berwisata ke suatu tempat yang membuat Anda bahagia. Pada saat Anda merasakan kebahagiaan ketika mengingat memori itu, artinya Anda sedang mengakses ingatan yang membahagiakan.

Lawan dari emosi kebahagiaan (positif) adalah muatan emosi-emosi negatif misalnya kesedihan, kepedihan, ketakutan, dendam, ketidakadilan hingga rasa sakit hati.

Apabila ada seseorang yang pernah berbuat salah kepada Anda hingga membuat Anda merasakan sedih yang mendalam, maka biasanya Anda tidak akan bisa melupakannya. 

2. Memaafkan bukan membenarkan

Jika ada seseorang pernah melakukan kesalahan terhadap Anda, maka apapun yang pernah diperbuat oleh orang tersebut tetap salah. Kita tidak bisa membenarkan perilaku orang yang menyakiti kita.

Misalnya ada seseorang yang dendam kepada orang tuanya karena sewaktu kecil sering dimarahi bahkan disiksa secara fisik. Maka perilaku orang tua tersebut sama sekali tidak bisa dibenarkan karena seharusnya anak kecil itu disayangi dan dicintai.

Kalaupun kita diminta untuk memaafkan kesalahan orang lain, maka perilaku memaafkan kita bukan berarti memberikan validasi bahwa kesalahan itu dapat dibenarkan.

3. Memaafkan bukan memberi maaf

Banyak orang beranggapan bahwa memaafkan mengandung arti memberikan maaf kepada orang lain. Namun menurut hemat saya perilaku memaafkan bukanlah memberi maaf, karena memaafkan itu lebih berpengaruh kepada diri kita sendiri ketimbang orang lain.

Pihak yang berbuat kesalahan kepada kita akan dengan sangat mudah meminta maaf. Setelah terucap kata maaf atau dengan berjabat tangan, maka orang tersebut akan merasa plong alias lega karena dimaafkan. Pertanyaannya, apakah Anda juga merasakan hal yang sama? 

Jawabnya belum tentu, karena sangat mungkin kata maaf terucap di bibir tetapi tidak sampai di hati dan perasaan Anda. Akhirnya Anda masih terjebak dalam kemelut kesalahan orang lain, sedangkan si pelaku kemungkinan besar sudah tidak mikirin lagi, bahkan tidur nyenyak setiap malam.

Kalau memaafkan itu bukan melupakan, bukan membenarkan dan bukan memberikan, lantas apa sebenarnya hakikat memaafkan?

Saya berikan ilustrasi sederhana. Coba sekarang Anda bayangkan ada pisau yang menancap di punggung Anda. Tentu Anda merasakan sakit bukan? 

Kalau pisau itu tidak dicabut, maka lama-kelamaan akan sangat membahayakan kesehatan Anda, apalagi kalau pisaunya sampai berkarat. Luka di tubuh Anda tidak hanya di bagian yang tertusuk pisau, tetapi bisa saja menyebar ke seluruh tubuh.

Agar dapat terlepas dari rasa sakit akibat pisau, maka hal utama yang harus Anda perbuat ialah mencabut dan melepaskan pisaunya dari tubuh Anda. Meskipun luka itu masih ada, namun lambat laun akan mengering dan tertutup.

https://cdn2.tstatic.net/tribunnewswiki/foto/bank/images/ilustrasi-pisau-343.jpg
https://cdn2.tstatic.net/tribunnewswiki/foto/bank/images/ilustrasi-pisau-343.jpg

Demikian halnya dengan kesalahan orang lain, saya ibaratkan pisau yang menancap di tubuh Anda. Jika Anda tidak melepaskan pisaunya (kesalahan orang lain), maka Anda akan terus merasakan sakit hati atau luka batin terus-menerus. 

Kalau pisaunya satu mungkin tidak terlalu masalah, nah kalau pisaunya ada banyak, artinya ada banyak kesalahan-kesalahan orang lain kepada Anda, tentu akan sangat membahayakan kehidupan Anda sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu lepaskan kesalahan orang lain dengan cara memaafkan. 

Hakikat pertama, memaafkan adalah tindakan melepaskan keterikatan emosional Anda terhadap kesalahan orang lain atau peristiwa menyakitkan yang pernah Anda alami.

Ketika Anda masih saja mudah mengingat kesalahan orang lain atau peristiwa buruk yang dilakukan orang kepada Anda, ibarat ada rantai yang mengikat diri Anda kepada masa lalu. Anda tidak mampu bergerak kemana-mana karena semakin kuat emosi yang Anda rasakan, maka rantai itu juga akan semakin kuat mengikat diri Anda.

https://assets.ayobandung.com/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/2022/01/06/3248632477.jpg
https://assets.ayobandung.com/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/2022/01/06/3248632477.jpg

Tinggikan kesadaran Anda bahwa perbuatan salah orang lain ialah hal yang tidak bisa Anda kendalikan. Satu-satunya yang dapat Anda kendalikan adalah respon Anda terhadap kesalahan orang lain. Anda memilih untuk terus terikat tidak bisa kemana-mana atau terbebas dan melanjutkan hidup Anda.

Hakikat kedua, memaafkan tujuannya adalah untuk melanjutkan (move on) kehidupan kita di masa sekarang untuk mempersiapkan masa depan tanpa lagi terikat dengan masa lalu.

***

Demikian ulasan mengenai hakikat memaafkan yang sesungguhnya. Mari di momen kemenangan ini kita benar-benar mampu memaafkan setiap orang yang pernah berbuat salah kepada kita, agar kelak di akhirat semua urusan kita akan dimudahkan. 

"Kincir angin dari amsterdam, lampu redup agak temaram. Kalau hati masih diselimuti dendam, niscaya hidup tak akan tenteram."

-Anjas Permata

#samber thr

#samber 2023 hari 29

#thr kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun