Sebuah studi menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan tingkat stres pekerja tertinggi se-Asia Tenggara. Tentu angka ini cukup mengkhawatirkan, mengingat fakta bahwa 1 dari 2 pekerja di Indonesia pasti pernah mengalami stres.
Kecemasan dan stres bisa muncul saat di tempat kerja. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan mulai dari pekerjaan yang terlampau berat, lingkungan kerja yang tidak kondusif hingga gaji yang dianggap terlalu kecil.
Burnout merujuk pada istilah kondisi stres kronis dimana pekerja merasa lelah baik secara fisik maupun psikis. Burnout biasanya ditandai dengan tiga hal. Pertama, pekerja merasa kurang energi dan merasakan tubuhnya gampang lelah.
Kedua, pekerja merasa kelelahan emosional misalnya merasa depresi, tidak berdaya, tidak percaya diri dan merasa terperangkap di dalam pekerjaaanya. Ketiga, mereka yang mengalami burnout cenderung mengalami kelelahan sikap atau mental, sebagai contoh berpikir negatif ke orang lain, sinis dan tidak mudah bergaul.
Baca juga: Tips Mengatasi Burnout Syndrome bagi Para Pekerja
Sebagai salah satu pekerja kantoran, tentu saya juga pernah mengalami hal yang serupa. Target kerja yang semakin ketat, problem tim yang tak kunjung usai hingga minimnya dukungan dari atasan menjadi pemicu burnout yang saya alami.
Sebenarnya ada banyak tips untuk mengatasi kondisi burnout, tetapi kali ini saya ingin berbagi pengalaman nyata ketika baru-baru ini saya meredakannya dengan berwisata ke Bromo bersama istri.
Kawasan wisata Bromo adalah salah satu tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Saya memang sengaja memilih lokasi ini supaya mendapatkan suasana baru yang jauh dari hiruk pikuk dunia kerja.
Setelah beberapa waktu mencari, saya memutuskan untuk menggunakan jasa paket wisata Midnight Tour Bromo. Perjalanan kami dimulai ketika dijemput petugas menggunakan mobil penumpang untuk menuju ke titik drop rest. Disini kami berkenalan dengan peserta lain yang berasal dari luar kota.
Pukul 01.00WIB dinihari kami pindah ke mobil jeep untuk menuju tempat wisata pertama yakni Puncak Penanjakan. Jalanan berkelok-kelok dengan tepian kanan kiri jurang membuat adrenalin sedikit meninggi.Â
Sesampainya di kawasan puncak penanjakan, kami diarahkan ke salah satu warung yang telah terafiliasi dengan pak supir jeep. Udara dingin mulai menusuk tubuh, oleh karena itu saya pesan teh panas dan sepiring pisang goreng.
Di puncak penanjakan nanti kita dapat menikmati pemandangan sunrise yang konon katanya sangat indah. Tepat pukul 04.00WIB kami mulai melakukan pendakian anak tangga untuk menuju puncak penanjakan.
Subhanallah.. pemandangan disini sungguh luar biasa kawan! Kami seperti berada di negeri kahyangan. Rona kemerahan sang fajar membuat saya takjub akan keindahan alam kawasan ini. Kedua mata saya benar-benar dimanjakan dengan pemandangan yang begitu istimewa.Â
Disini kita harus menggunakan jaket tebal karena suhu puncak penanjakan bisa sampai 5 derajat celcius. Saat mendaki juga santai saja karena semakin ke atas, maka udara juga semakin menipis. Jangan lupa mengenakan penutup kepala dan sarung tangan untuk menambah kehangatan.
Setelah puas dari puncak penanjakan, kami diantar menuju lokasi kedua yakni kawasan gunung batok. Beruntung supir kami mempunyai hidden spot yang tidak banyak orang tahu. Tetiba jeep kami berhenti kemudian kami harus melalui jalan setapak untuk menuju lokasi tersembunyi itu.
Disana memang tidak ada orang sama sekali kecuali rombongan kami. Oleh karena itu kami bisa sangat puas menikmati dan berfoto ria dengan latar belakang gunung batok.
Tour kami lanjutkan menuju kawah Gunung Bromo yang menjadi salah satu destinasi utama. Ketika pagi menjelang udara di sekitar gunung bromo sudah tidak terlalu dingin.Â
Di tengah perjalanan ke kawah Gunung Bromo, kami melewati rute jalanan pasir. Jeep yang kami tumpangi sampai naik turun, traksi menjadi sangat tidak stabil hingga menimbulkan gelak tawa karena salah satu peserta ada yang kepalanya kejedot atap mobil (haha..).
Ada 2 pilihan untuk sampai ke anak tangga menuju kawah Gunung Bromo, kita bisa jalan kaki atau menyewa kuda. Di sekitar lokasi kawah Bromo terdapat banyak sekali persewaan kuda. Semua pemilik kuda mengenakan sarung yang dikalungkan, hal ini menjadi ciri khas masyarakat suku tengger.Â
Karena jarak lokasi parkir dengan anak tangga kawah Bromo kurang lebih 5 km, maka saya memutuskan untuk sewa kuda saja. Selain menghemat energi juga karena pertimbangan cuaca panas yang cukup menyengat. Kita harus pintar menawar harga sewa ya kawan. Saat itu biaya sewa kuda kisaran 100ribu sampai 150ribu.
Untuk menuju kawah Bromo kita harus menaiki kurang lebih 250 anak tangga. Cukup melelahkan memang, dan syukurnya tadi kami memilih menyewa kuda sehingga energi masih aman.
Gunung Bromo merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Jawa Timur. Sehingga ketika ada di puncak, kita dapat menyaksikan secara langsung kawah gunung. Kalau Anda tidak kuat bau belerang, saya sarankan untuk memakai masker karena baunya sangat menyengat.
Akhirnya perjalanan tour kami ditutup dengan makan prasmanan masakan khas suku tengger yakni nasi aron yang terbuat dari tumbukan jagung putih dengan lauk ikan asin dan sambel tempe. Hmm... nikmatnya serasa sudah menjadi penduduk asli tengger nih.
***
Kalau Anda stres karena pekerjaan, ada baiknya memberikan jeda dan ruang bagi diri sendiri untuk menikmati waktu. Sekeras apapun Anda bekerja tidak akan bisa membeli waktu. Anda bisa merencanakan untuk berwisata seperti yang saya lakukan. Saya Bangga Berwisata di Indonesia!
"Jalan-jalan ke puncak kawah, jangan lupa membawa kacamata. Ayok kita dukung pariwisata Indonesia agar terus mendunia."
-Anjas Permata
#thr kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H