Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Wajah Sekolah Inklusi di Kota Mojokerto "Sekolah Disabilitas yang Minim Fasilitas"

24 Juli 2022   16:06 Diperbarui: 25 Juli 2022   04:29 2178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Perlu disadari bahwa mungkin saja diluar sana ada banyak sekali para orang tua yang mempunyai anak-anak dengan kondisi spesial seperti kami. Pertanyaan besarnya apakah anak-anak mereka memiliki kesempatan dan keberuntungan seperti anak kami? Jawabnya belum tentu! Mari kita temgok kata data dibawah ini.

Menurut data statistik tahun 2021 yang dirilis Kementerian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), angka kisaran anak penyandang disabilitas usia 5-19 tahun sebesar 3.3% dari total penduduk di usia tersebut sebanyak 66.6juta jiwa. Dengan demikian, jumlah anak usia 5-19 tahun penyandang disabilitas berjumlah kurang lebih 2.1juta jiwa.

Selanjutnya data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi per bulan Agustus 2021 menyebutkan bahwa jumlah peserta didik pada jalur Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Sekolah Inklusi hanya sebesar 269.398 anak. Dengan kata lain persentase anak penyandang disabilitas yang beruntung dapat bersekolah hanya sebesar 12.26%.

Jika demikian, maka ada 1.8juta anak penyandang disabilitas yang hingga kini belum mendapatkan hak-hak dasar sebagai manusia seutuhnya. Terus terang saya pribadi merasa miris mengetahui hal ini. 

Ketika saya mencoba gali lebih dalam, maka dalam kasus ini perlu adanya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, penyelenggara sekolah dan juga para orang tua.

Penerimaan Orang Tua

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi

Saya mulai dari sisi saya sebagai orang tua yang mempunyai anak istimewa. Hal utama yang harus dilakukan oleh semua orang tua seperti kami ialah memiliki sikap penerimaan.

Memang tidak mudah dan banyak sekali fase yang mesti dilewati. Cibiran, rasa iba orang lain, perasaan bersalah, perasaan malu, pikiran negatif hingga tangisan adalah contoh kecil dari sekian banyak momen yang harus kami hadapi.

Namun perlu diingat, bahwa keterpurukan tidak akan membawa manfaat apa-apa. Kita sebagai manusia tidak mampu mengendalikan "Takdir". Mereka tidak meminta untuk dilahirkan ke dunia, mereka tidak bisa memilih lahir dalam kondisi seperti apa dan siapa orang tuanya. Mereka hanya dititipkan untuk kita jaga, rawat dan berikan yang terbaik.

Tumbuhkan sikap penerimaan setiap saat. Menerima juga bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Bagaimanapun juga setiap anak mempunyai keistimewaan masing-masing. Mungkin mereka tidak istimewa di beberapa bidang, tapi kita harus bisa menggali potensi optimal yang ada dalam diri mereka untuk terus kita pupuk dan kembangkan lagi.

Hentikan sikap menyalahkan diri sendiri. Tidak ada salah dan benar, karena semua merupakan perimbangan kehidupan. Selalu ada hikmah dibalik apa yang kita alami. Ambil sisi positif dari kehadiran mereka, Anda pasti menemukannya, karena saya pun bisa!

Peran Pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun