Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Hipnosis dan Hipnoterapi

12 Maret 2022   18:19 Diperbarui: 14 Maret 2022   01:47 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda merasa stres atau depresi? Kehilangan semangat dan motivasi? Atau barangkali Anda sedang terjebak dengan trauma buruk masa lalu? 

Jangan menyepelekan kondisi-kondisi di atas kawan, karena bisa saja Anda sedang mengalami problem pikiran atau gangguan kesehatan mental.

Telah banyak penelitian psikologi klinis yang menyebutkanbahwa problem pikiran dapat mempengaruhi tidak hanya kondisi psikis, melainkan juga kondisi kesehatan fisik seseorang seperti asam lambung, kepala pusing, sulit tidur dan sebagainya.

Biasanya orang yang sedang mengalami problem pikiran cenderung mudah marah, tidak bisa mengendalikan emosi, pemurung dan mudah sedih. 

Segala sesuatu yang sudah kadung terprogram di dalam pikiran bawah sadar tidak akan bisa secara otomatis diubah, tetapi diperlukan tindakan sengaja untuk melakukan proses editing.

Iilustrasi | sumber: www.askara.co
Iilustrasi | sumber: www.askara.co
Misalnya, seseorang yang fobia ketinggian sampai-sampai tidak berani naik pesawat, hal itu sangat dipengaruhi oleh peristiwa atau kejadian buruk masa lalu. Mungkin saja sewaktu kecil dia pernah jatuh dari pohon atau saat anak-anak pernah jatuh dari atap rumah.

Peristiwa jatuh yang dialami menjadi program pikiran bawah sadar. Program tersebut kemudian berubah menjadi sebuah keyakinan. Sehingga orang tersebut takut akan hal-hal yang berkaitan dengan ketinggian atau biasa disebut akrofobia.

Menurutnya perasaan takut ketinggian adalah hal yang normal dan wajar karena dirinya sudah dikuasai oleh program takut ketinggian. 

Namun kondisi ini akan bermasalah manakala ia dihadapkan pada situasi yang mengharuskannya berada di ketinggian, contohnya harus menghadiri rapat di lantai 25.

Jangankan datang dan naik ke atas, mungkin hanya mendengar kata-kata lantai 25 saja sudah keluar keringat dingin. Tentunya kondisi ini tidak nyaman bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun