Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Simak! Langkah-langkah Efektif Mendukung Net Zero Emissions

24 Oktober 2021   18:41 Diperbarui: 24 Oktober 2021   18:42 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantong Belanja. Sumber: Dokumentasi pribadi

Pemakaian energi di dunia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Kondisi ini membuat jumlah gas emisi yang terbang dan tinggal di atmosfer semakin besar dan membuat Gas Rumah Kaca jadi semakin tebal.

https://ichef.bbci.co.uk/news/640/cpsprodpb/95D1/production/_109735383_chimney.jpg
https://ichef.bbci.co.uk/news/640/cpsprodpb/95D1/production/_109735383_chimney.jpg

Sebelum adanya revolusi industri, aktivitas manusia rata-rata hanya menghasilkan gas emisi kurang dari 1 Gigaton, tepatnya 865 megaton per tahun. Namun sekarang jumlah gas emisi terus meningkat setiap tahun dan menyebabkan pemanasan global.

Jika kondisi ini terus-menerus dibiarkan, maka dunia akan menghadapi masalah perubahan iklim yang sangat serius. Sekarang saja mungkin kita sudah bisa merasakan dampaknya. 

Siklus pergantian cuaca yang mulai tidak bisa diprediksi, tingginya curah hujan hingga bermacam bencana alam yang terus terjadi di berbagai belahan dunia merupakan sederet contoh dampak pemanasan global.

Diperlukan satu gerakan dunia untuk mengatasi pemanasan global. Artinya sebuah upaya yang bersifat menyeluruh, aktif, inovatif terukur dan komprehensif yang dilakukan oleh semua penduduk bumi.

Net Zero Emissions (NZE) lahir untuk menjawab upaya menyeimbangkan gas rumah kaca yang terperangkap di atmosfer dengan cara mengurangi produksi gas emisi yang dilepaskan dari bumi.

Istilah Net-Zero Emissions sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2008, program ini semakin populer pada saat diadakan Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2015 di Le Bourget, Paris, Perancis.

Konferensi tersebut menghasilkan kesepakatan diantara semua negara anggota yang dikenal dengan Paris Agreement 2015. Adapun isi poin utama Paris Agreement antara lain:

  1. Melakukan upaya Mitigasi dalam rangka mengurangi emisi dengan cepat untuk menjaga ambang batas kenaikan suhu bumi dibawah 2°C dan diupayakan menekan hingga dibawah 1.5°C.
  2. Menciptakan sistem perhitungan karbon secara tepat dan transparan.
  3. Memperkuat kemampuan negara-negara anggota untuk beradaptasi mengatasi dampak perubahan iklim.
  4. Memperkuat kemampuan negara-negara anggota dalam upaya pemulihan dampak perubahan iklim; dan
  5. Memberikan bantuan, termasuk pendanaan kepada negara-negara anggota untuk menciptakan ekonomi hijau berkelanjutan.

Indonesia sebagai salah satu negara peserta Paris Agreement 2015 telah menunjukkan keseriusannya dengan cara meratifikasi Paris Agreement yang tertuang dalam Undang-Undang No 16 tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On Climate Change.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun