Hal tersebut ditandai dengan banyaknya lapisan es mencair di kedua kutub bumi (Utara dan Selatan), rusaknya ekositem, naiknya ketinggian permukaan laut hingga perubahan cuaca yang sangat ekstrim
Sejak 1950, emisi gas CO2 meningkat signifikan disebabkan oleh majunya industri yang berbanding lurus dengan konsumsi energi. Penggunaan bahan bakar fosil untuk kendaraan bermotor dan pabrik, penggunaan energi listrik, limbah makanan, sampah plastik, peternakan hingga penggunaan pestisida adalah sederet aktivitas yang menyebabkan terus bertambahnya emisi di atmosfer.
Lantas apa yang dimaksud dengan emisi?
Emisi merupakan zat-zat pembuangan beracun yang bisa berbahaya bagi makhluk hidup dan mencemari lingkungan. Dapat pula dikatakan bahwa emisi merupakan polutan sisa pembakaran atau proses yang tidak sempurna sehingga berpotensi mencemari oksigen.
Jika emisi dapat diserap oleh unsur-unsur seperti Pohon, Tanah dan Air, maka emisi tersebut tidak berhasil membahayakan. Tetapi lain cerita ketika emisi sudah tidak mampu lagi diserap dan akhirnya mereka terbang mengisi atmosfer. Semakin banyak emisi yang terbang, maka semakin besar potensi pemanasan global karena panas matahari akan terus dipantulkan ke bumi.
Oleh sebab itu, dewasa ini muncul kesadaran dari umat manusia untuk mengatasi dampak buruk emisi dan Gas Rumah Kaca. Net Zero Emissions (NZE) merupakan gerakan bersama-sama dalam mengawal penurunan emisi yang terlepas ke atmosfer.
Untuk mencapai NZE yang telah dituangkan di dalam National Determined Contribution (NDC), maka diperlukan kerja keras dan kerjasama antara pemerintah melalui kementerian dan/atau lembaga terkait, pemerintah provinsi kabupaten/kota, dunia usaha dan juga masyarakat sipil beserta perubahan gaya hidup yang lebih ramah iklim dan ramah lingkungan.
Pada skala nasional, pemerintah telah menciptakan berbagai macam program-program penurunan emisi di sektor energi dengan penyediaan listrik dari energi pembangkit listrik baru terbarukan. penerapan efisiensi energi, penggunaan bahan bakar nabati serta implementasi co-firing biomassa untuk mengurangi konsumsi batubara di PLTU.
Tak mau ketinggalan, dunia usaha pun turut berkontribusi. Salah satunya ialah PT. Indika Energy, Tbk (INDY). Berdiri sejak tanggal 19 Oktober 2000, PT. Indika Energy awalnya berfokus pada penyediaan sumber energi dan jasa energi dengan pemanfaatan batubara.
Seiring berjalan waktu, PT. Indika Energy mulai melakukan diversifikasi kegiatan usaha non-batubara. PT. Indika Energy berkomitmen untuk melakukan investasi dalam menciptakan sumber energi baru terbarukan (EBT).