Hampir semua gas emisi dari berbagai aktivitas manusia tidak mampu dilepaskan ke luar angkasa melainkan dipantulkan kembali ke bumi sehingga menyebabkan peningkatan suhu di bumi. Ketika suhu di bumi semakin panas, hal ini berdampak pada cepat mencairnya lapisan es di kedua kutub bumi.
Jika es di kutub utara dan kutub selatan terus mencair, maka akan menambah volume air di laut dan membuat permukaan laut semakin tinggi. Peninggian permukaan laut akan membawa dampak banjir serta perubahan iklim ekstrem yang belakangan ini kita alami. Bahkan bencana banjir di pesisir pantai dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil.
Para ahli memperkirakan suhu bumi akan naik 2°C jika jumlah gas rumah kaca di atmosfer mencapai 500 ppm. Angka tersebut adalah batas yang telah disepakati dalam Perjanjian Paris tahun 2015.Â
Dunia diminta untuk mengurangi emisi mereka dan terus mendorong program penyerapan emisi sehingga bisa berkurang 45% pada tahun 2030 dan suhu tidak menembus 2°C pada tahun 2100.
World Research Institute (WRI) mencatat, lebih dari setengah jumlah gas rumah kaca global disumbang oleh 10 negara di dunia diantaranya Cina, Amerika Serikat, Uni Eropa, India, Rusia, Jepang, Brasil, Indonesia, Iran dan Kanada.
Indonesia sebagai salah satu negara peserta Perjanjian Paris 2015 telah menyatakan komitmen untuk menurunkan emisi mandiri sebesar 29% dan menurunkan emisi dengan bantuan internasional sebesar 41% hingga tahun 2030. Hal itu dituangkan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) yang telah disepakati.
Keseriusan pemerintah Indonesia untuk terlibat dalam upaya global menciptakan net zero emissions juga dapat kita lihat dari disahkannya Undang-Undang no 16 tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On Climate Change (Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Perubahan Iklim).
Dalam NDC disebutkan bahwa penurunan emisi di Indonesia akan difokuskan pada 5 sektor utama yakni Kehutanan, Energi, Pertanian, Industri dan Limbah. Oleh karena itu, mari kita dukung program nol bersih emisi dengan menerapkan beberapa hal sederhana dalam keseharian berikut ini.Â
Saya menyebutnya 3M (Mencatat, Mengurangi dan Menyerap Emisi).