Desain Stadion Lukas Enembe disesuaikan dengan adat dan budaya Papua yaitu Honai. Honai adalah rumah adat Papua pada khususnya di daerah pegunungan. Rumah adat berbentuk segitiga, berdinding kayu serta beratap jerami ini merupakan warisan budaya turun temurun yang masih dilestarikan hingga sekarang.
Agar kelestarian budaya tetap terjaga, maka salah satu yang bisa dilakukan adalah memasukkan unsur budaya tersebut kedalam bentuk bangunan Stadion. Dengan begitu masyarakat Papua akan terus mengenang serta merawatnya bersama-sama.
Fasilitas dan Teknologi
Dibangun diatas tanah seluas 42 hektar, Stadion Lukas Enembe memiliki berbagai fasilitas yang sangat mumpuni. Dibangun tiga lantai dengan luas bangunan mencapai 71.697 meter persegi.
Terdapat satu lapangan utama dan satu lapangan pemanasan berstandar Federasi Sepakbola Internasional (FIFA). Selain lapangan sepak bola, terdapat pula lintasan atletik yang juga berstandar Induk Olahraga Atletik sedunia atau Federasi Atletik Internasional (IAAF).
Ada pula Gedung Istora, Arena Akuatik Lukas Enembe, dan lapangan tembak indoor serta dua lapangan latihan sepak bola. Arena Akuatik Lukas Enembe menjadi kolam renang terbaik di Indonesia Timur. Dengan luas bangunan 17.733 m2 dan 1.772 tempat duduk single seat, arena renang ini telah bersertifikasi Federasi Renang Internasional (FINA).
Mentari Harapan Baru Dari Timur
Selama kurun waktu 1,5 tahun, kita hidup dalam ruang gerak yang dibatasi. Bukan hal yang mudah untuk beradaptasi dengan pandemi, namun memang inilah perubahan yang harus kita hadapi.
Era Pandemi membawa kita kepada kebiasaan baru dengan gaya hidup yang lebih bersih dan lebih sehat. Begitu juga pelaksanaan PON XX Papua tentu akan memperhatikan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Kini Stadion Lukas Enembe telah siap 100% menjadi lokasi utama pelaksanaan PON XX Papua.
***