Singkat cerita seperti dejavu, sekitar bulan Februari 2021 kemarin saya dibawa kembali pada keadaan hampir sama dengan 2 tahun yang lalu.
Saya terpaksa masuk ruang comprehensive test yang mewajibkan seorang manager melakukan presentasi pertanggungjawaban di depan direksi, kepala divisi dan perwira-perwira tinggi perusahaan lainnya.
Meski lewat media tatap muka online, namun suasana comprehensive test tidak jauh berbeda dengan suasana sidang skripsi saat terakhir kuliah (hehe..). Tidak ada canda, tidak ada tawa, hanya saya di kursi pesakitan di kelilingi serigala-serigala dengan gigi tajam yang siap menerkam.
Comprehensive test benar-benar seram, lebih seram daripada bertemu nasabah-nasabah yang nunggak (haha...). Mulut saya tercekak tak bisa berkata-kata karena di bombardir pertanyaan-pertanyaan super detail para panelis.
Well.. sebagai manusia biasa yang punya hati serta perasaan, sudah barang tentu saya merasakan kekecewaan mendalam. Mental saya jatuh dan separuh hati remuk redam.
Setelah melakukan kontemplasi, saya menemukan jawaban bahwa kemungkinan besar kondisi sama yang saya alami adalah akibat dari servomechanism yakni suatu gerakan cerdas yang akan menemukan jalannya sendiri untuk mencapai sebuah tujuan.Â
(baca: Servomechanism, Penyebab Keberuntungan dan Kesialan Seseorang.)
Hasil kontemplasi membuat semangat saya mulai bangkit. Saya menuliskan 15 komitmen perubahan kemudian menempelkannya di dinding ruangan kerja agar bisa dibaca setiap saat.
Saya belajar, belajar dan belajar. Kemudian berproses dan berprogres sesuai dengan tugas serta tanggung jawab. Hingga perkembangan setelah 8 bulan, kondisi pencapaian tim AR Management semakin stabil dan telah menemukan formasi terbaiknya.
Kini di awal semester kedua bulan Juli 2021, saya tidak perlu lagi berhadapan dengan para serigala. Tak perlu juga merasakan kegagalan jilid 3 apalagi kehancuran mental.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!