"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian" -Pramoedya Ananta Toer-
Hayo,,,
Siapa yang langsung semangat menulis setelah baca quotes diatas? Kasih catatan di kolom komentar ya (hehe..).
Kali ini, aku akan membahas tentang satu fenomena yang mungkin saja pernah dialami oleh semua penulis, baik penulis pemula maupun profesional.
Writers Block atau kebuntuan menulis.
Adalah suatu keadaan dimana seorang penulis merasa kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.
Istilah writers block pertama kali dicetuskan oleh ahli psikoanalisis Amerika kelahiran Austria bernama Edmund Bergler. Dalam satu kesempatan dia pernah membuat sebuah jurnal berjudul "Does Writers Block Exist?" yang diterbitkan sekitar tahun 1950 an. Jurnal tersebut membahas juga tentang penyebab Writers Block.Â
Kebuntuan ini tidak disebabkan oleh masalah komitmen atau kecakapan menulis. Melainkan ada faktor lain yang mempengaruhi seseorang mengalami kebuntuan menulis.
Writers Block bisa menjadi alarm bahwa otak kita sedang overload atau sedang penuh. Oleh karena itu jangan memaksakan diri untuk terus menulis ketika berada pada situasi ini.
Beberapa hal yang menyebabkan writers block antara lain sering menunda-nunda tulisan, sehingga malas ketika mau melanjutkannya lagi. Terlalu khawatir dengan hasil tulisan, seperti takut tidak ada yang membaca, khawatir isinya tidak bagus, khawatir alur ceritanya tidak menarik dan lain sebagainya.
Lantas bagaimana caranya keluar dari situasi Writer's Block?