Setiap adegan yang ditampilkan dalam relief merupakan mahakarya utuh. Total ada sekitar 1.460 relief yang sampai sekarang belum habis dipelajari.
Bentuk dasar candi Borobudur adalah punden berundak-undak yang terdiri atas 3 tingkatan utama. Konon katanya tingkatan tersebut melambang tahapan kehidupan manusia.
Tiga tingkatan tersebut antara lain:
1. Kamadhatu (Kaki Candi)
Tingkatan paling bawah disebut Kamadhatu. Menggambarkan kehidupan manusia di dunia yang penuh dengan keburukan, nafsu dan bergelimang dosa. Sebagian besar kaki candi tertutup tumpukan batu yang diduga kuat sebagai konstruksi pondasi.
2. Rupadhatu (Bagian Tengah)
Merupakan tingkatan tengah candi. Melambangkan tahapan kehidupan manusia yang sudah mampu terbebas dari hawa nafsu, namun masih terikat dengan hal-hal duniawi.
Bagian ini terdiri atas empat pundak teras berbentuk persegi yang dinding-dindingnya dihiasi oleh relief.Â
3. Arupadhatu (Bagian paling atas)
Arupadhatu adalah bagian paling atas candi Borobudur. Menggambarkan kehidupan religius dan spiritual tertinggi yang mengagungkan perdamaian penuh keselamatan jiwa.
Tingkatan ini melambangkan Sang Buddha yang telah mencapai kesempurnaan karena berani meninggalkan kehidupan duniawi untuk mencapai pencerahan. Arupadhatu terdiri atas tiga pelatran berebentuk bundar dan stupa paling atas yang besar.
Candi Borobudur adalah wujud akulturasi agama Buddha dan masyarakat asli Indonesia. Candi Borobudur juga merupakan bukti nyata bagaimana penduduk pribumi mempunyai toleransi tinggi terhadap suatu ajaran agama.
Agama Buddha yang dibawa masuk ke Indonesia oleh Gunawarman ternyata mampu membaur dan menyatu dengan baik. Hal itu disebabkan karena ajaran-ajaran dari Sidarta Gautama sejalan dengan agama Nusantara yang juga menjunjung tinggi nilai luhur serta budi pekerti.