Beberapa identitas tersebut seringkali mengendalikan seseorang sehingga terlihat perubahan drastis dari satu kepribadian menjadi kepribadian lainnya.
Psikologi memberikan penjelasan mengenai fenomena kesurupan sebagai :
- Keadaan disosiasi, saat seseorang seakan terpisah dari dirinya.
- Hysteria saat seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya; dan
- Split Personality saat pada diri seseorang tampil beragam perilaku yang dimunculkan oleh pribadi yang berbeda.
Menurut Prof. Dadang Hawari psikater UI mendefinsikan kesurupan sebagai reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi disosiasi yaitu reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya, disebabkan adanya tekanan fisik maupun mental.Â
***
Baik dunia medis maupun psikologi modern pada prinsipnya tidak terlalu mendukung pernyataan bahwa kesurupan itu bersifat mistis. Alasannya jelas bahwa semua pengalaman-pengalaman yang dialami setiap manusia dapat dijelaskan secara empiris.
Sayangnya kedua tinjauan diatas masih seringkali mengalami benturan dengan fakta-fakta budaya serta adat istiadat di masyarakat.
Hal ini dapat terjadi karena kultur masyarakat yang sudah sejak lama terbentuk dan diwariskan turun-temurun. Namun tidak ada salahnya kita melihat fenomena kesurupan dari kacamata berbeda sehingga khazanah pengetahuan kita menjadi bertambah kawan.
Pakar Psikologi dan Ilmu syaraf dari Jepang bernama Manabu Honda pada tahun 2000 pernah melakukan sebuah riset dan eksperimen bersama rekan-rekannya pada upacara adat kerauhan di Bali.
Tim riset menggunakan alat bernama Electroenchephalograph (EEG) portable untuk mengukur aktifitas otak dari peserta upacara adat yang mengalami kerasukan atau kesurupan.