Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelaah Fenomena Kesurupan dari Aspek Sains

11 April 2021   17:42 Diperbarui: 11 April 2021   17:57 1611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kajian medis istilah kesurupan disebut dengan Dissociative Trance Disorder (DTD). Kesurupan terjadi ketika amygdala (bagian otak tempat menyimpan memori emosional) membajak sistem limbik (bagian otak yang berperan dalam pembentukan tingkah laku).

Sehingga Hippocampus tidak berjalan dengan baik. Hippocampus adalah wilayah tempat menyimpan memori rasional seseorang.

Gangguan Konversi

ilustrasi gangguan konversi
ilustrasi gangguan konversi
Medis menggambarkan kesurupan sebagai sebuah gangguan konversi yang melibatkan gejala neurologis berupa gangguan motorik dan sensorik.

Gangguan konversi berhubungan dengan trauma psikis yang bermanifestasi menjadi gangguan fisik. Gangguan konversi erat kaitannya dengan kondisi kejiwaan berupa hilangnya kendali terhadap sistem saraf manusia.

Pemicu gangguan konversi antara lain :

  1. Trauma emosional
  2. Trauma fisik
  3. Stres akut
  4. Mengalami kejadian menegangkan
  5. Perubahan fungsi otak karena zat kimia

Seseorang yang pernah mengalami salah satu atau beberapa gangguan konversi diatas rentan mengalami fenomena kesurupan.

Dissociative Identity Disorder (DID)

ilustrasi kepribadian ganda
ilustrasi kepribadian ganda

Dalam tinjauan psikologi, kesurupan dapat disebut dengan Dissociative Identity Disorder (DID) atau Split Personality atau Kepribadian Ganda.

Yaitu suatu gangguan psikologis yang ditandai oleh hadirnya dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda dalam satu orang yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun