Waktu itu aku belum terlalu paham dengan apa yang beliau sampaikan jadi aku abaikan saja (hihi...).
Kebetulan aku pilih program studi hukum pidana. Biasa lah selama masa kuliah sikap idealis dan cita-cita setinggi angkasa juga aku alami.
Aku bersama beberapa sahabat bermimpi jadi Hakim atau Jaksa. Berbagai aksi demo dan kegiatan-kegiatan organisasi kemahasiswaan cukup aktif aku ikuti.
Namun itu semua tidak membuat aku lupa diri untuk secepatnya menyelesaikan kuliah. Kurun waktu 3 tahun dan 8 bulan (2004-2008) akhirnya aku diwisuda.
Setelah lulus kuliah aku mengalami Quarter Life Crisis. Cita-cita idealis untuk menjadi Hakim atau Jaksa seolah terpendar oleh kenyataan bahwa aku juga ingin secepatnya bekerja. Akhirnya aku harus menepikan ego diri dan mulai melihat realitas.Â
Berbekal IPK yang cukup lumayan aku melamar pekerjaan melalui job fair yang diadakan kampus. Dan alhamdulillah usahaku membuahkan hasil dengan diterima bekerja di perusahaan multifinance (PT. BFI Finance Indonesia, Tbk).Â
Mengawali karir melalui proses seleksi Management Trainee, aku menduduki posisi sebagai Kepala Sales. Selama 13 tahun hingga sekarang bekerja di BFI Finance, sudah 8 kantor cabang pernah aku singgahi serta 5 posisi aku pegang dan kuasai.
Apakah ini yang disebut salah profesi?
Sebelum menjawab pertanyaan diatas, ada baiknya kamu pahami dulu apa itu salah profesi. Kalau dikatakan bahwa bidang studiku tidak sesuai dengan bidang pekerjaan memang itu betul sekali.