Berbagai cara bisa kita lakukan untuk mendapatkan imunitas mulai dari vaksinasi, menjaga pola makan, mengatur pola hidup bahkan memperbaiki pola pikir.Â
Apakah Sanksi Menolak Vaksin cukup ampuh membuat masyarakat sadar akan pentingnya vaksin? Hmmm.. kalau kataku lebih baik itu menjadi pilihan bukan kewajiban yang menimbulkan sanksi.
Sudah hampir 12 (dua belas) bulan Pandemi merebak di Indonesia. Tak dapat dipungkiri ia telah mengubah tatanan kehidupan dan memaksa kita untuk beradaptasi.Â
Melongok setahun lalu tepatnya tanggal 2 Maret 2020, presiden Jokowi untuk pertama kalinya mengumumkan kasus positif yang terkonfirmasi diderita 2 (dua) orang perempuan berusia 31 tahun dan 64 tahun. Setelah itu dia seolah menjadi semakin liar tak terkendali menjangkiti siapa saja yang tidak waspada.
Kehidupan yang sebelumnya bisa kita nikmati dengan bebas tanpa rasa was-was mendadak harus tergantikan dengan kebiasan baru dan berbatas. Era new normal pun akhirnya dimulai dengan berbagai atribut yang mengatur seluruh umat manusia.Â
Tak ada satupun orang yang bisa terhindar karena yang kita hadapi bersama adalah musuh yang tidak terlihat. Tak ada satupun orang yang kebal karena dia memang ada.
Data terkini (Sabtu 20/02/2021) menyebutkan bahwa akumulasi positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 1,26juta dengan 1,07juta diantaranya sudah dinyatakan sembuh dan angka kematian sebanyak 34.152 jiwa atau sekitar (0,002%).
Meskipun angka kematian sebenarnya relatif kecil, namun fenomena Pandemi sudah terlanjur menghantui. Tak ayal kondisi tersebut sampai menyentuh kepada masalah kesehatan mental.Â
Bagi sebagian besar masyarakat yang belum siap beradaptasi dengan berbagai pembatasan aktifitas, mengakibatkan masalah kesehatan mental semakin nyata.
Tidak terkecuali di lingkungan kerja baik swasta maupun pemerintah, ternyata Pandemi membuat para pegawai mengalami problem pikiran seperti stress, kecemasan, phobia hingga insomnia. Problem-problem pikiran tersebut hanya sebagian kecil dari sekian banyak masalah kesehatan mental lainnya.
Ketika membahas tentang pikiran, tentu kita akan berhadapan dengan sesuatu yang abstrak, tak berwujud namun nyata. Pikiran diartikan sebagai persepsi, gagasan dan/atau proses mental.Â
Pikiran dapat merepresentasikan dunia dengan bermacam keinginan dan tujuan. Setiap orang diberikan anugerah yang sama berupa pikiran, namun tidak semua orang mampu memanfaatkan anugerah tersebut secara optimal.
Sigmund Freud dalam teori psikoanalisis nya membagi pikiran manusia ke dalam 3 (tiga) bagian yaitu Pikiran Sadar (Conscious Mind), Pikiran Tidak Sadar (Unconscious Mind) dan Pikiran Bawah Sadar (Subconscipius Mind). Ketiga jenis pikiran ini secara langsung maupun tidak akan selalu mempengaruhi kondisi mental seseorang.
Oleh karena itu diperlukan adanya metode pendekatan untuk mengatasi problem-problem pikiran seperti diatas. Selain pendekatan psikologi, cabang ilmu hypnosis juga sebenarnya telah lama dikembangkan. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa hypnosis ternyata mampu mengatasi rasa cemas, ketakutan dan sebagainya.
Hypnotherapy adalah salah satu jenis terapi yang menggunakan metode hypnosis dimana klien akan dikondisikan dalam keadaan rileks atau trance sehingga pikiran bawah sadarnya terbuka untuk menerima sugesti. Fungsi analitis dan logis pikiran akan direduksi sehingga memungkinkan individu masuk kedalam kondisi pikiran bawah sadar (subconscious mind).Â
Para ahli dan peneliti menilai bahwa hipnoterapi adalah salah satu metode pengobatan pikiran yang tidak menimbulkan efek samping. Hipnoterapi dapat mengatasi masalah perilaku-perilaku negatif seperti kecemasan, mudah marah, masalah konsentrasi sampai masalah kesehatan mental.
Meskipun terkadang bukan menjadi terapi pengobatan yang utama, minimal hipnoterapi bisa dijadikan terapi terapan pendamping untuk mengatasi problem kesehatan diluar medis seperti gangguan psikosomatis.
Psikosomatis terdiri dari dua kata Psyche berarti Pikiran dan Soma yang artinya Tubuh. Gangguan Psikosomatis adalah adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh, di mana pikiran memengaruhi tubuh hingga penyakit muncul atau menjadi bertambah parah.Â
Istilah gangguan psikosomatis digunakan untuk menyatakan keluhan fisik yang diduga disebabkan atau diperparah oleh faktor psikis atau mental. Orang-orang dengan gangguan psikosomatis biasanya tidak memperoleh diagnosa medis yang menyatakan bahwa dirinya sakit.
Namun meskipun secara diagnosa tidak sakit alias sehat, orang-orang yang mengalami gangguan psikosomatis justru merasa tubuhnya sakit, cemas, tidak bisa tidur, maag hingga paranoid (rasa takut yang berlebihan).
Jika dibiarkan terus-menerus, maka kondisi ini tentu akan berakibat fatal bagi tubuh. Sebagaimana kita ketahui bahwa pusat pengendali seluruh organ tubuh adalah Otak. Ibarat komputer, Otak adalah hardware sedangkan pikiran merupakan software nya.
Otak dapat berfungsi dengan optimal mengatur seluruh organ tubuh dan sendi-sendi kehidupan seseorang manakala diinstal software (pikiran-pikiran) yang benar. Ketidaksesuaian antara hardware dengan software inilah yang menyebabkan malfungsi.
Malfungsi pikiran kemudian berujung pada masalah mental dan fisik. Bahkan parahnya bisa jadi penyebab turunnya imunitas tubuh kita.
All Hypnosis is Self Hypnosis
Hipnoterapi sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja tanpa harus mendatangi tempat praktek hipnoterapis. Syaratnya pertama adalah kamu berniat dan mau melakukan. Kedua tentukan tujuan melakukan self hypnosis dan ketiga menguasai teknik serta dijalankan urutan dengan benar.
Berikut langkah-langkah dalam melakukan self hypnosis
- Duduk bersandar atau berbaring yang nyaman.
- Rilekskan tubuh dan pikiran.
- Perhatikan dan rasakan nafas kamu.
- Program pikiran dengan sugesti, visualisasi dan/atau afirmasi.
- Akhiri self hypnosis.
"Setiap orang diberikan anugerah pikiran yang luar biasa, yang membedakan adalah cara menggunakannya, biasa saja atau istimewa"Â The Architect
-AP-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H