Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Buat Kamu yang Mengalami Trypanophobia, Ini Cara Mengatasinya

16 Januari 2021   23:21 Diperbarui: 17 Januari 2021   06:19 1688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi fight or flight responses

Pernahkah kamu merasa ketakutan yang teramat sangat kepada suatu hal? 

Misalnya takut ketinggian, takut berada dalam ruang sempit, takut benda maupun jenis hewan tertentu. 

Kalau jawabannya iya, maka fix kamu sedang mengalami PHOBIA.

Phobia atau Fobia adalah kondisi rasa takut berlebihan terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang. Hal ini mengakibatkan orang tersebut cenderung memilih untuk menghindari apapun yang ditakutinya.

Alasan seseorang mengalami phobia bisa bermacam-macam. Secara umum phobia berasal dari trauma pengalaman masa lalu yang buruk. 

Seperti contoh orang pernah jatuh dari pohon sehingga dia takut ketinggian, orang pernah digigit kucing sehingga dia phobia kucing dan banyak contoh lainnya.

Apa bedanya phobia dengan rasa takut?

Sebenarnya rasa takut dan phobia berasal dari tempat sama yang disebut dengan Fight or Flight Responses. Namun yang membedakan adalah mekanisme atau cara bekerjanya.

Seorang ahli fisiologis dari Harvard Medical School bernama Walter Bradford Canon pertama kali mencetuskan teori tentang Fight or Flight Responses atau teori stres akut sekitar tahun 1932.

Secara sederhana dapat dipahami bahwa Fight or Flight Responses adalah suatu kondisi dimana makhluk hidup akan menilai sebuah respon (keadaan, benda atau makhluk hidup lain) sebagai ancaman untuk dilawan ataukah sesuatu yang harus dihindari.

ilustrasi fight or flight responses
ilustrasi fight or flight responses

Pada rasa takut biasa semua informasi yang dianggap sebagai ancaman akan diproses oleh otak kemudian diteruskan kepada hippocampus untuk dicari tahu penyebabnya. 

Hippocampus adalah bagian otak yang berperan penting dalam pembentukan, pengaturan, dan penyimpanan memori atau ingatan jangka panjang. Jika informasi atau respon yang diterima bukan sesuatu yang membahayakan, maka hippocampus akan memerintahkan penghentian Fight or Flight Responses.

Dengan kata lain dalam kondisi rasa takut biasa, seseorang masih bisa berpikir jernih untuk mencari tahu penyebab kemudian memutuskan sesuai pilihan responnya.

Sedangkan pada kondisi phobia yang paling berperan adalah korteks prefrontal medial yaitu bagian dari otak yang berfungsi memberikan bentuk penilaian, mengontrol rangsangan dan juga emosi. 

Sebuah studi menyebut bahwa korteks tersebut dapat saja menghasilkan rasa takut dengan membangkitkan memori atau kenangan buruk yang mengerikan. Ketika amigdala mengaitkan rangsangan tersebut dengan ingatan negatif, otak langsung menciptakan reaksi penghindaran ekstrem. 

ilustrasi phobia
ilustrasi phobia
Kondisi phobia dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti genetik, lingkungan dan trauma psikologis masa lalu. Pengalaman masa lalu dapat mengakibatkan terjadinya trauma otak, sehingga ketika rasa takut itu datang otak akan menerjemahkan sebagai ancaman nyata.

Ancaman itu kemudian membuat kelenjar adrenalin berlebihan dan mengirimkan sinyal yang dapat mengubah kondisi fisik dan psikis seseorang. Seperti gelisah, mual, jantung berdebar, dada sesak, panik, gugup, menggigil, diare, kesemutan, bingung hingga merasa ingin pingsan. 

***

Salah satu wujud phobia adalah Trypanophobia yakni rasa takut berlebihan terhadap jarum suntik. Tentunya kondisi ini menjadi salah satu faktor penghambat proses vaksinasi yang sekarang sedang dilakukan secara bertahap oleh pemerintah.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa mulai bulan Januari 2021 vaksin COVID-19 telah resmi mendapatkan ijin untuk didistribusikan kepada seluruh Warga Negara Indonesia.

Terlepas dari pro dan kontra yang semakin merebak di masyarakat, aku secara pribadi mendukung kebijakan pemerintah untuk melakukan vaksinasi. 

Aku memahami vaksinasi sebagai salah satu upaya solutif dalam menekan jumlah penyebaran virus disamping tetap secara disiplin menjalankan protokol kesehatan dimanapun kita berada.

proses vaksinasi presiden Jokowi
proses vaksinasi presiden Jokowi

Nah bagi kamu yang kurang Yakin Divaksin karena mengalami Trypanophobia berikut ini aku bagikan solusi bagaimana cara mengatasinya.

Penyebab Trypanophobia

Banyak sekali yang sudah melakukan riset dan penelitian untuk menemukan penyebab seseorang menderita Trypanophobia. Dan dari semua kajian tersebut menurutku dapat dikelompokkan dalam dua kategori utama yaitu trauma masa lalu dan penanaman program atau dogma yang salah.

Trauma masa lalu dapat berupa :

  • Proses medis dengan pemberian jarum suntik yang tidak tepat sehingga menyebabkan rasa sakit yang terus diingat.
  • Pernah mengalami reaksi tidak enak setelah disuntik misalnya pusing, keluar keringat dingin, mual, detak jantung cepat, pandangan kabur dan muka menjadi pucat.
  • Memiliki kondisi sensitif terhadap rasa sakit sehingga menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah.

Penanaman Program yang salah misalnya :

  • Pemberian informasi salah oleh orang tua dan/atau keluarga kepada anak dengan tujuan mendidik. Seperti contoh ketika anak sedang nakal tidak mau makan kemudian ditakut-takuti dengan mengatakan, "Kalau tidak mau makan nanti disuntik sama dokter".  Hal itu dapat membuat sang anak ketika tumbuh dewasa menjadi takut terhadap jarum suntik.
  • Anggapan bahwa suntikan dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian (Hypocondria). Hal ini dapat saja terjadi ketika sewaktu kecil atau pada suatu masa pernah melihat orang lain yang meninggal akibat sakit dan ada tindakan medis berupa suntikan.
  • Memiliki tempramen yang sensitif dan negatif.

Di luar daripada contoh diatas sebenarnya masih banyak lagi, namun umumnya kondisi-kondisi tersebut yang seringkali menjadi pemicu Trypanophobia.

Cara Mengatasi Trypanophobia

Buat kamu yang sedang mengalami Trypanophobia tenang saja karena hal itu lumrah kok. Setiap orang dapat saja mengalami phobia apapun termasuk phobia jarum suntik. 

Tapi memang tak bisa dipungkiri bahwa kondisi ini cukup mengganggu penderitanya. Hal tersebut dikarenakan tindakan medis bisa sangat bermacam-macam salah satunya dengan injeksi obat melalui jarum suntik. Ketika ada program vaksinasi pun sudah pasti akan melibatkan jarum suntik sebagai medianya.

Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi Trypanophobia.

1. Melakukan terapi kognitif perilaku.

ilustrasi interview untuk terapi kognitif perilaku
ilustrasi interview untuk terapi kognitif perilaku

Perlu dipahami bahwa jika trypanophobia dibiarkan terus-menerus dapat menimbulkan dampak serius. Oleh karena itu bagi kamu yang menderita trypanophobia bisa melakukan beberapa alternatif terapi salah satunya adalah terapi kognitif perilaku.

Melalui terapi ini, kamu akan diajak secara sistematis untuk terbiasa melihat dan bersentuhan dengan alat-alat medis termasuk jarum suntik. Output yang diharapkan adalah timbulnya keberanian ketika berhadapan dan akhirnya kamu juga berani untuk disuntik.

2. Melakukan pengobatan tanpa jarum suntik.

ilustrasi obat oral
ilustrasi obat oral

Cara berikutnya untuk mengatasi trypanophobia adalah dengan melakukan pengobatan tanpa jarum suntik. Sampaikan kepada dokter tentang kondisi phobia yang kamu alami sehingga bisa dicarikan akternatif lain untuk pengobatan misal dengan pengobatan oral.

Pengobatan dengan memberikan obat-obat general seperti tablet atau obat cair yang bisa diminum. Namun perlu diperhatikan ini hanya berlaku ketika kamu akan mendapatkan tindakan medis.

Sedangkan jika harus menjalani vaksinasi khususnya vaksinasi COVID-19 seperti sekarang tentunya harus tetap menggunakan jarum suntik. Oleh karena itu mungkin solusi ketiga dibawah ini mampu menjawab dengan tepat dan cepat dalam mengatasi trypanophobia.

3. Melakukan Hipnoterapi.


(Video tersebut adalah salah satu sesi hipnoterapi yang saya lakukan bersama klien. Atas video diatas sudah mendapatkan persetujuan untuk dibagikan).

Hipnoterapi adalah tipe terapi yang menggunakan metode hipnosis, yaitu tindakan memasuki alam bawah sadar seseorang untuk memberikan sugesti tertentu. Pada kasus phobia, hipnoterapi bertujuan untuk membuat seseorang menghilangkan perasaan dan emosi negatif di masa lalu sehingga dia bisa mengendalikannya.


(Video tersebut adalah salah satu sesi hipnoterapi yang saya lakukan bersama klien. Atas video diatas sudah mendapatkan persetujuan untuk dibagikan).

Hipnoterapi bisa mengubah perasaan takut terhadap kondisi atau benda tertentu sehingga seseorang dapat menjadi berani. Program pikiran bawah sadar adalah tempat memori permanen seorang manusia.

Trauma masa lalu letaknya di dalam memori permanen sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan di masa kini. Dengan melakukan intervensi berupa editing memori permanen, memungkinkan perubahan perasaan dan keyakinan seseorang terhadap trauma yang pernah dialami.

Seperti sudah aku jelaskan sebelumnya bahwa trypanophobia adalah suatu kondisi yang lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman buruk masa lalu terhadap jarum suntik atau reaksi setelah menggunakannya.

Oleh sebab itu editing memori perlu dilakukan agar reaksi-reaksi sensitif dan negatif tersebut berubah menjadi reaksi biasa dan wajar. Outputnya ialah keberanian seseorang ketika melihat, bersentuhan hingga menerima tindakan medis yang menggunakan jarum suntik.

"Keberanian itu datang bukan setelah kita melawan Ketakutan, melainkan saat kita sudah berdamai dengannya" The Architect

-AP-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun