Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menyusun Resolusi 2021!

3 Januari 2021   02:48 Diperbarui: 4 Januari 2021   13:48 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menyusun resolusi 2021|https://www.pexels.com/id-id/foto/seni-kreatif-liburan-laptop-5717467/

"A Goal Without Plan is Just A Wish"

Kamu pastinya pernah bahkan sering merasa kecewa karena tidak memperoleh apa yang diinginkan. Atau kamu merasa percuma membuat sebuah resolusi yang toh pada akhirnya tidak tercapai. Bahkan diantara kamu mungkin ada yang tidak tahu apa tujuan hidup  dan bagaimana menentukannya.

Dalam tulisan kali ini aku akan membahas mengenai bagaimana caranya menyusun resolusi yang ideal. Setidaknya versiku ini bisa membuka cara berpikir yang selama ini kurang tepat. Hidup adalah proses belajar jadi mari kita terus berproses, belajar, berbagi dan memberi.

Tahun Baru 2021 aku mulai dengan melakukan refleksi diri sendiri. Untungnya libur 3 hari dapat aku manfaatkan sebagai waktu untuk merenung, menepi dari rutinitas kemudian menyusun resolusi.

Ternyata resolusi tahun 2020 punyaku bisa dikatakan belum tercapai. Tidak ada satupun yang terealisasi, bahkan mayoritas berbelok haluan dari tujuan semula.

Sebagai contoh salah satu resolusi tahun 2020 adalah Menjadi Master Hypnotist. Itu artinya aku harus ikut kelas level 3 untuk mendapatkan sertifikat dan predikat Master. Namun kondisi pandemi membuyarkannya karena sejak Februari 2020 sementara belum dibuka kelas sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian.

Contoh berikutnya resolusi mengajak istri untuk second honey moon ke Singapura yang ternyata juga ambyar karena larangan bepergian. Jangankan ke Singapura, mau jalan-jalan keluar provinsi saja kami harus mikir dua kali.

Sebagai manusia biasa ya wajar kalau aku merasa kecewa. Karena sebenarnya dua resolusi diatas sudah aku persiapkan dengan matang. Namun apa daya semuanya kini harus tertunda.

Nah sahabat mungkin diantara kamu yang sedang baca artikel ini merasakan hal yang serupa atau bahkan lebih buruk lagi kecewanya (hehe...). Tenang ya tarik nafas dalam-dalam kemudian hembuskan secara perlahan. Kamu tidak sendirian.

Ya betul sekali kamu tidak sendirian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bristol University pada tahun 2007 disebutkan bahwa 88 persen orang gagal dalam mewujudkan resolusi awal tahunnya. 

Statistic Brain Research Institute pada tahun 2014 merilis data bahwa hanya 8 persen orang yang berhasil mencapai resolusi. Selebihnya gagal dalam mewujudkannya.

orang bertanya|https://isbconsultant.com
orang bertanya|https://isbconsultant.com
Pertanyaan yang muncul berikutnya, kalau memang tingkat keberhasilan serendah itu berarti nggak ada gunanya donk bikin resolusi? Buat apa kita capek-capek memikirkan resolusi karena persentase terwujudnya masih lebih besar tos-tosan koin kok?

Inilah pentingnya kita menjadi pribadi yang haus pengetahuan dan terus belajar. Karena memang kehidupan ini ibarat sekolah yang tiada batasan. 

Sebelum menjawab pertanyaan penting gak sih membuat resolusi, aku jelaskan dulu beberapa alasan mengapa resolusi itu gagal terwujud. Kemudian bagaimana cara mengatasinya.

Kurang Spesifik

Sebuah resolusi sejatinya perlu dibuat dalam bentuk yang detail dan bersifat spesifik. Hal itu penting sebab akan ada fase dimana kamu melakukan evaluasi terhadap resolusi yang sudah ditulis. Kalau resolusinya terlalu general maka evaluasi tidak bisa maksimal.

Misalnya resolusi kamu tahun ini adalah membeli mobil. Jika itu yang kamu masukkan dalam resolusi, maka membeli mobil itu sifatnya sangat general. Bisa jadi resolusi kamu tidak terwujud karena sifat general yang terkandung didalamnya.

Spesifikasi yang aku maksud mulai dari jenis, tipe, warna, waktu realisasi bahkan juga cara bayarnya. Kamu inginnya mobil SUV warna hitam bahan bakar solar dan pembayaran cash. Maka seharusnya resolusi itu kamu tulis "Bulan Juni 2021 aku membeli secara cash mobil SUV warna hitam berbahan bakar solar".

Dengan menulis secara spesifik dan detail artinya kamu memusatkan pikiran dan energi terhadap apa yang kamu inginkan. Benefit lainnya adalah kamu bisa lakukan evaluasi, misalnya sudah berapa tabungan atau investasi yang terkumpul untuk beli mobil.

Sehingga jika masih kurang, maka bisa memotivasi kamu untuk bekerja lebih giat dan berprestasi lagi. Atau bisa saja kamu menciptakan peluang usaha baru guna memenuhi keinginan tersebut. Poin pentingnya adalah kamu terus bergerak dan tidak berhenti.

Terlalu Fokus Pada Hasil Akhir

daftar resolusi| https://d25d2506sfb94s.cloudfront.net/cumulus_uploads
daftar resolusi| https://d25d2506sfb94s.cloudfront.net/cumulus_uploads
Rasa kecewa dan rasa sedih karena resolusi belum terwujud biasanya dikarenakan kamu terlalu fokus pada hasil akhir. Kamu tidak melihat progres dari setiap proses yang sudah dijalani. Kondisi ini biasa disebut dengan "overthinking".

Menurut survey yang dilakukan kepada warga Amerika Serikat tahun 2020 dapat kita lihat bahwa 4 resolusi teratas yang paling diinginkan adalah.

  1. Mengatur Keuangan lebih baik.
  2. Menciptakan Pola Makan yang Sehat.
  3. Menjadi pribadi yang lebih aktif dan kreatif.
  4. Menurunkan berat badan.

Apakah kamu juga membuat resolusi seperti diatas, boleh pilih satu atau lebih dari satu? Kalau sudah, aku ucapkan selamat karena setidaknya kamu sudah punya.

Tetapi sahabat ijinkan aku mempertajam wawasan kita bersama. Kalau ditelaah jenis-jenis resolusi diatas adalah hasil akhir yang ingin kamu capai bukan? Nah masalahnya kalau kita hanya fokus pada hasil akhir, kecenderungan yang terjadi adalah kita merasa tertekan dan mengabaikan proses-prosesnya.

Menurut James Clear dalam bukunya berjudul Atomic Habits untuk melakukan sesuatu jangan hanya berfokus pada tujuan atau hasil akhirnya saja, melainkan fokuslah pada sistem atau proses.

Untuk memperoleh hasil tentu ada proses yang harus kamu lewati, ada sistem yang harus kamu ciptakan dan ada konsistensi didalam menjalani sistem dan proses yang ada. Lakukan dan berikan ruang kepada perubahan-perubahan setiap harinya meskipun perubahan kecil.

James Clear menyebutkan bahwa perubahan itu dapat dilihat dari 3 level Outcomes, Process dan Identity.

level perubahan. sumber : dokpri
level perubahan. sumber : dokpri

Level Outcomes berhubungan dengan hasil akhir yang ingin kita capai. Selanjutnya level Proces berkaitan dengan proses dan sistem yang kita ciptakan untuk menunjang tercapainya hasil. Sedangkan level terakhir yakni Identity berkaitan dengan hal-hal yang kita percayai, cara pandang terhadap lingkungan sekitar maupun diri sendiri.

Perubahan pada level outcomes dan process memang penting, tetapi akan jauh lebih efektif ketika kita mampu langsung melakukan perubahan pada level identitas.

Aku ambil contoh resolusi "mengatur keuangan lebih baik". Kalau cuma itu saja berarti kamu masih dalam level outcomes karena tidak ada langkah-langkah spesifik dan sistematika yang jelas.

Selanjutnya kalau kamu pada level process maka resolusi kamu adalah mengatur keuangan lebih baik dengan cara membuat financial plan yang berisikan 3 hal :

  • Needs (menggunakan 50% pendapatan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan dan minum)
  • Wants (menggunakan 30% pendapatan untuk memenuhi keinginan sekunder seperti beli baju, sepatu, handpone dan fashion style lain)
  • Investment (menggunakan 20% pendapatan untuk melakukan investasi dan pengembangan seperti tabungan, asuransi, reksadana dan saham)

Bagaimana menurut kamu sahabat? lebih spesifik kan?

Tapi menurut James Clear meskipun sudah spesifik ternyata masih ada tantangan lain yang disebut dengan konsistensi. Di awal-awal mungkin masih disiplin menggunakan financial plan tersebut. Namun ketika berjalan 4 bulan ternyata ada handphone keluaran terbaru yang fiturnya sangat update dan kamu jadi ingin membeli.

Dorongan membeli itu makin kuat setelah teman-teman dikantor sudah banyak yang beli dan ganti handphone baru, akhirnya kamu memutuskan untuk ikut beli dengan menggunakan hasil investment. Godaan demi godaan sepanjang tahun tidak mampu kamu bendung hingga akhirnya di penghujung tahun kamu sadar tidak punya tabungan malah banyak hutang.

Lantas apa yang seharusnya dilakukan mas bro?

Well.. masih menurut James Clear untuk membuat sebuah perubahan dalam diri, maka kita harus ubah dari level yang paling dalam yaitu level identitas. Dengan melakukan perubahan di level identity, maka secara otomatis level process dan outcomes akan mengikuti.

Jadi daripada menetapkan resolusi "mengatur keuangan lebih baik" kita bisa menetapkan resolusi "menjadi orang yang bijak menggunakan uang".

Maka setiap kali ada godaan misal kasus beli handphone diatas, bagi orang bijak akan bertanya kepada diri sendiri "apakah kamu benar-benar butuh handphone baru? Bukankah handphone kamu yang sekarang masih layak dan fitur-fiturnya masih tidak ketinggalan dengan teknologi sekarang!".

Orang bijak akan selalu mempertimbangkan dengan matang setiap apa yang dilakukan atau diputuskan. Sehingga dengan begitu kamu tidak menjadi pribadi yang boros dan kebal godaan.

Oleh sebab itu jangan terlalu fokus pada hasil akhir, tetapi nikmati saja setiap proses dan perubahan yang kamu buat. Bisa jadi setiap perubahan itu akan berguna dimasa yang akan datang.

growth with process| https://miro.medium.com
growth with process| https://miro.medium.com

Tidak Konsisten Pada Process

Resolusi biasanya buyar ketika kamu tidak tahan terhadap ujian proses. Kamu sangat bernafsu mencapai hasil, tetapi ketika perjalanan berkata lain kamu langsung menyerah. 

Inilah cikal bakal resolusi tidak tercapai. Kalau kamu sudah membuat resolusi, sebaiknya langsung diikuti dengan menetapkan habit atau kebiasaan-kebiasaan yang harus kamu lakukan secara konsisten setiap hari.

Misal resolusi menjadi orang sehat. Maka setiap hari kamu harus menjaga pola makan yang baik, teratur melakukan olah raga dan mengatur waktu istirahat yang cukup.

Resolusi itu ibarat sebuah komitmen yang seharusnya ditaati. Kalau komitmen yang dibuat dengan diri sendiri saja bisa kamu khianati bagaimana dengan komitmen bersama pasangan atau karir kamu misalnya.

Seperti yang sudah aku sampaikan sebelumnya bahwa menikmati proses dan mensyukuri setiap perubahan yang terjadi dalam hidup kita akan jauh lebih menenangkan dan membuat kita konsisten menjalani. Tak perlu mencemaskan masa depan selama kita mempunyai persiapan.

***

Kembali pada kasus resolusi punyaku untuk menjadi Master Hypnotist yang tertunda. Ternyata sekarang aku menyadari bahwa tertundanya resolusi itu membawa aku pada passion yang baru yaitu menjadi penulis. Sekarang aku menikmati berbagi lewat tulisan-tulisan. Dan sejatinya identitasku adalah menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sebanyak orang.

Resolusi kedua yang tertunda perihal honey moon ke Singapura. Ternyata aku sadari bahwa tertundanya resolusi membawaku pada penghematan financial plan. Karena tidak jadi liburan ke luar negeri, tabungan kami jadi lebih banyak. 

Jadi kesimpulannya adalah resolusi itu penting untuk kita buat selama memenuhi kriteria 

  1. Diciptakan dengan spesifik.
  2. Merupakan perubahan identity level; dan
  3. Dilakukan secara konsisten.

Resolusi akan membuat kita terus bergerak. Resolusi juga sebagai pedoman kita dalam mengarungi perjalanan tahun 2021. 

Apa resolusi 2021 kamu?

" Hidup dimasa lalu membuatmu kecewa, hidup dimasa depan membuatmu cemas, hiduplah dimasa sekarang karena ia adalah anugerah" -The Architect-

-AP-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun