Bung Karno pernah mengatakan bahwa sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat perlu dan mutlak memiliki tiga hal.
Berdaulat di bidang Politik.
Berdikari (Berdiri diatas kaki sendiri) di bidang Ekonomi; dan
Berkepribadian di bidang Budaya.
Berdaulat di bidang Politik artinya bangsa Indonesia bebas untuk menentukan sikap politik dan tidak bisa dicampuri oleh kepentingan negara-negara lain. Berkepribadian di bidang Budaya artinya bangsa Indonesia memiliki budaya sebagai identitas yang terus diwariskan turun-temurun.
Budaya inilah yang kemudian dapat membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Karakter sebagai sebuah bangsa yang besar, negeri yang kaya dengan masyarakat yang cerdas harus selalu kita yakini dan tampilkan kepada dunia.
Berdikari di bidang Ekonomi artinya bangsa Indonesia dengan segala potensi yang dipunyai harusnya mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya baik kebutuhan sandang, pangan dan papan. Oleh karena itu ekonomi kerakyatan harus terus didorong demi mewujudkan Indonesia Berdikari.
Pertanyaannya apakah Tri Sakti bung Karno diatas masih relevan dengan kondisi sekarang?
Jawabnya mungkin, tergantung dari sudut pandang mana Anda melihatnya. Sudut pandang sebagai penguasa atau sebagai rakyat Indonesia.Â
Saya tertarik dengan filosofi Berdikari yang dicanangkan bung Karno. Banyak sekali pertanyaan yang kemudian muncul tentang bagaimana sektor ekonomi itu dikelola. Terutama ekonomi mikro dan retailnya.
Ketika kita berbicara tentang ekonomi mikro, maka tidak akan lepas dari kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang disingkat UMKM. Ditengah bayang-bayang persaingan dagang dengan pelaku usaha besar, keberadaan UMKM sangat rentan kalah.
Menjamurnya toko-toko minimarket sebagai replika supermarket kini mulai merangsek hingga ke pelosok kecamatan dan kelurahan. Warung tradisional sekitar harus berjuang mempertahankan eksistensinya.
Perilaku masyarakat hedon yang lebih memilih belanja di supermarket atau minimarket makin membuat posisi warung tradisional terdesak. Padahal berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, jumlah warung tradisional telah mencapai 3,6 juta di seluruh Indonesia.
Warung-warung tradisional yang berdiri tentu bertujuan untuk memenuhi nafkah sebuah keluarga.Â
Sebagaimana kondisi sosial di sekitar kita bahwa keluarga yang ideal haruslah memenuhi minimal tiga syarat Keluarga Tangguh antara lain.
Mental and Physical Resistance (Ketahanan Jasmani dan Mental)
Cara paling mudah menjaga kesehatan fisik adalah dengan menjaga pola makan dan pola hidup sehat. Pastikan gizi serta nutrisi yang dikonsumsi tercukupi dengan seimbang. Lebih baik lagi jika ditambah dengan olah raga teratur seperti jalan kaki, jogging, bersepeda dan latihan di rumah.
Kesehatan mental dapat dilakukan dengan cara pembentukan karakter melalui saluran-saluran pembelajaran. Misalnya untuk membangun pondasi agama bisa melalui sarana TPQ . Pembangunan karakter kepribadian bisa dengan kehadiran orang tua bagi anak-anaknya. Kedepankan komunikasi antar anggota keluarga sehingga tercipta suasana keluarga yang harmonis.
Social and Cultural Resistance (Ketahanan Budaya dan Sosial)
Seperti yang dialami saat ini. Masa pandemi memaksa kita semua untuk beradaptasi dengan perubahan. Nah sebagai upaya menjaga agar semua anggota keluarga dalam keadaan sehat dan aman, maka diperlukan adanya adaptasi terhadap perubahan misalnya membatasi interaksi langsung, mengenakan masker dimanapun berada, tidak berjabat tangan, sering mencuci tangan dan sebagainya.
Semua anggota keluarga perlu saling mengingatkan manakala ada yang lalai atau tidak patuh. Karena sekali lagi perubahan inilah yang harus kita adaptasi dalam kehidupan sehari-hari.
Economy and Financial Resistance (Ketahanan Finansial dan Ekonomi)
Pendapatan atau penghasilan menjadi syarat penting berikutnya agar tercipta keluarga tangguh. Guna mencukupi semua kebutuhan primer, sekunder dan tersier diperlukan penghasilan yang cukup entah dari gaji, keuntungan maupun pendapatan tidak tetap lain.Â
Sehubungan dengan Warung Tetangga, maka semua aktivitas yang dijalankan adalah bagian dari usaha untuk memenuhi penghasilan. Oleh sebab itu perlu peran serta kita agar eksistensi Warung Tetangga tetap terjaga dan menjadi Keluarga Tangguh.Â
Lantas bagaimana  wujud peran kita untuk bisa membantu mereka. Berikut saya bagikan tiga hal yang dapat dilakukan.
Pemahaman Terhadap Konstruksi Sosial
Ada penjual ada pembeli, ada pedagang ada penikmat. Begitulah kira-kira fakta konstruksi sosial yang terbangun dalam masyarakat ekonomi.
Tidak terkecuali di lingkungan terdekat tempat saya tinggal. Dalam radius 200 meter saja, saya mencatat setidaknya ada 5 warung tradisional.
Toko Pak Heru
Toko Mama Owen
Toko Bu Titin
Toko Mama Ocha
Toko Bu Restu
Bagaimana dengan lingkungan tempat tinggal Anda? Mari kawan kita sadari keberadaan mereka. Dengan begitu minimal bisa dijadikan alternatif ketika Anda atau keluarga ingin belanja barang-barang kebutuhan.
Bahkan sebenarnya jika diperhatikan seksama, hampir semua kebutuhan tersedia mulai dari kebutuhan pokok seperti sembako, kemudian kebutuhan rumah tangga seperti sabun, air mineral, LPG dan lain-lain.
Jadi Anda tidak perlu repot dan jauh-jauh kalau untuk sekedar belanja bahan kebutuhan keluarga.
Pemenuhan Kebutuhan Dari Warung Tetangga
Setelah menyadari keberadaan warung tradisioanal, sekarang saatnya tindakan nyata bisa Anda lakukan yaitu dengan Belanja di Warung Tetangga. Ada banyak cara, yang paling konvensional adalah dengan mendatangi langsung kemudian transaksi dilakukan ditempat. Bisa juga melalui media komunikasi seperti whatsapp.
Ketika keluarga saya kehabisan air mineral atau gas LPG, biasanya langsung pesan ke Toko bu Titin. Hanya dengan chat via whatsapp, air mineral serta LPG langsung diantarkan ke rumah.
Untuk urusan sembako seperti beras, minyak, gula, telur dan lain-lain keluarga saya biasanya beli di Toko Mama Owen. Dan untuk kebutuhan yang berkaitan dengan kebersihan seperti sabun mandi, sabun lantai dan sabun cuci biasanya keluarga saya beli di Toko Mama Ocha.
Dengan terus melakukan transaksi dari Warung Tetangga setidaknya Anda ikut berperan dalam mendukung dan menciptakan keluarga-keluarga tangguh disekitar. Ingatlah bahwa keberlangsungan usaha mereka adalah karena peran serta kita semua.
Pemberdayaan Warung Tetangga
Hal ketiga yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan bantuan untuk mengembangkan usaha. Pemberdayaan warung tetangga ini menjadi penting lantaran mereka yang biasanya terlimitasi akses informasi.
Seperti halnya informasi mengenai adanya program yang dijalankan oleh pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UMKM bertajuk Program Belanja di Warung tetangga sejak April 2020 silam.
Untuk membantu kelangsungan hidup pedagang UMKM diluncurkan sebuah situs warung tetangga.org. Tujuan program ini pertama melakukan pendataan atas jumlah dan pertumbungan warung-warung tradisional di seluruh penjuru negeri.
Kemudian dari data tersebut dapat dipetakan kebutuhan warung yang diperlukan apa saja sehingga bisa dilakukan drop pesanan yang berasal langsung dari perusahaan retail. Hal ini cukup memudahkan karena pemilik warung tradisional dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya operasionalnya
Selain itu kedepan program ini akan dikembangkan lebih lanjut bahkan dalam hal bantuan finansial kepada warung-warung tradisional. Jadi yuk bantu mereka dengan memberikan informasi program ini atau mendaftarkan keberadaan mereka.
Saya tidak melarang Anda yang lebih memilih belanja di supermarket atau minimarket. Namun sebaiknya minimal Anda berbagi untuk memberdayakan mereka juga.
Itulah beberapa hal yang bisa Anda lakukan sehubungan dengan membantu dan mendukung pelaku usaha UMKM di sekitar.Â
"Warung Tetangga" adalah refleksi keluarga tangguh yang mandiri. Mereka juga merupakan salah satu wujud nyata Berdikari seperti dikatakan bung Karno.
Yuk Belanja di Warung Tetangga!
"Kerukunan sosial merupakan kekuatan utama untuk menangkal perpecahan" The Architect
-AP-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H