"Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang semakin sulit, maka manajemen memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan bisnis sampai dengan batas waktu yang ditentukan kemudian"
Maret 2020 menjadi titik awal lembaran kisah penuh tantangan. Padahal resolusi baru berjalan 2 bulan, kini aku harus menerima kenyataan sensasi penuh rasa karena berbeloknya haluan.
Semua yang sudah aku tulis dalam catatan harus diadaptasikan dengan keadaan. Salah satunya keputusan manajemen diatas, membuat arah tujuan terdisktraksi oleh kenyataan. Mau tidak mau, aku harus menerima sebab...
"satu-satunya yang pasti di dunia ini adalah perubahan dan ketakpastian itu sendiri"
Kini perjalanan 2020 hampir usai dengan Desember sebagai bulan penutupnya. Aku sebut tahun 2020 sebagai tahun Transformer. Meskipun tidak terlalu suka, namun filosofi film bergenre fiksi tersebut cukup merepresentasikan kisahku.
Ada suka dan duka, bahagia dan kekecewaan, keberhasilan dan kegagalan, kemenangan dan kekalahan, tawa dan kesedihan hingga drama yang menghiasi perjalanan. Sekarang aku bagi semua rasa itu dalam rangkaian Indonesia butuh ketawa. Berikut ini transformasi diriku sepanjang 2020.
# Transformasi Karir
Sejak tahun 2012 aku menjabat sebagai Branch Manager perusahaan Multifinance. Tercatat sudah 5 cabang dan 5 kota aku berkelana. Terakhir tahun 2017 - 2020 aku menjabat sebagai Branch Manager di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Tugas dari Branch Manager adalah memastikan operasional cabang berjalan dengan optimal. Divisi Sales dan Account Receivable menjadi dua core utama yang ditunjang oleh Operational serta Risk Division.
Tiga tahun di Jombang aku mampu menciptakan tim yang sangat solid dan selalu mencapai target kerja. Tidak terkecuali bulan Januari - Februari 2020. Tim masih sangat produktif karena semua berkomitmen terhadap visi dan misi kami.
Namun semua itu dibuyarkan oleh musuh tak terlihat yang aku sebut dengan "you know who" layaknya film Harry Potter ketika memanggil Lord Voldermort.
Kedatangan tamu bernama Virus Corona telah merontokkan semua sendi kehidupan seketika. Ditengah ketidakpastian, aku dipaksa untuk menjalankan kebijakan organisasi sekaligus ganti baju dan bertransformasi.
Jika sebelumnya organisasi menjalankan bisnis, transformasi memaksaku untuk berubah menjadi BNN. Eiittsss.. jangan salah paham ya, aku nggak ressign terus masuk Badan Narkotika Nasional, BNN yang aku maksud disini mempunyai kepanjangan "Bagian Nagih-Nagih". (hehe..)
Yup...selama masa awal-awal pandemi, aku dan anggota lainnya bertransformasi menjadi Collector. Semua anggota tim wajib hukumnya melakukan aktivitas penagihan angsuran konsumen. Selain itu aku juga harus melayani pengajuan relaksasi kredit yang diminta oleh para nasabah.Â
Bukan perkara mudah lho, karena transformasi ini membutuhkan kesungguhan dan hati yang kuat. Disitu aku teringat "Bumble Bee" salah satu tokoh film Transformer.
Bumble Bee adalah mobil butut yang ditemukan oleh Charlie di rongsokan kemudian diperbaiki dan akhirnya bersahabat. Nah..kalau Bumble Bee saja dari mobil butut bisa jadi robot super keren, kenapa aku tidak bisa membuat BNN sukses? Aku pasti bisa.
Selain itu aku juga harus menghadapi dua kali gelombang pengurangan karyawan. Sebagai kepanjangan dari manajemen di cabang, mau tidak mau aku harus menjalankan kebijakan yang sangat berat.
Total 17 karyawan dalam kurun waktu 2 bulan harus menerima kenyatan pahit untuk dirumahkan. Namun aku sendiri juga tak punya kuasa ntuk menolak.Â
Sebisa mungkin aku menyampaikan dengan baik. Bahkan aku berikan bantuan sembako untuk mereka yang dirumahkan, sebuah kebijakan diluar aturan perusahaan. Semua itu aku lakukan atas dasar empati kepada mereka.
# Transformasi Gaya Hidup
Soal hobi menulis sebenarnya adalah hobi lama namun tidak pernah aku serius. Ceritanya dulu waktu masih belum menikah, mantan pacarku pernah meminta dibuatkan artikel tentang manfaat koperasi dalam rangka memperingati hari koperasi nasional.
Setelah aku buatkan, kemudian dia kirim hasil karyaku untuk mengikuti kontes menulis dan hasilnya ternyata juara 1. Namun setelah itu aku lama sekali tidak lagi menjalani hobi ini.
SIsi positif pandemi ternyata aku sekarang menemukan passion baru yang terpendam lama yaitu menulis. Semua itu karena banyak nya waktu luang yang aku miliki. Dan karena dasarnya aku nggak suka diam, akhirnya aku putuskan untuk menjadi penulis dengan media blog.
Awal mula aku buat blog pribadi, kemudian mempelajari tentang SEO untuk menaikkan jumlah pembaca karena ternyata berat merintis karir menulis dari blog pribadi.Â
Bahkan setiap tulisan entah jelek atau bagus selalu aku share di grup WA, menjadikan story WA, instagram dan sebagainya. Disitu aku mentertawakan diri sendiri karena seperti mengemis pembaca (hahaha...).
Aku  juga pernah mendaftarkan diri pada perusahaan media online untuk menjadi penulis dan kontibutor lepas. Namun sudah berkali-kali tetap ditolak. Mungkin belum jodoh kali yaa...
Transformasi hobi ini kemudian terjawab ketika aku mengenal kompasiana. Bukan dari referensi teman atau keluarga, aku menemukan blog berjamaah ini dari selancar di internet.
Bergabung sejak Juli 2020, pencapaian terbaikku tahun ini adalah :
1. Menjadi Juara Favorit Blog Competition Bank Indonesia; dan
Satu lagi sekarang aku berhenti menjadi pengemis viewers, mau dibaca mau enggak yang penting semangatku adalah berbagi. Apakah bermanfaat atau tidak itu hanya sebuah pilihan bukan kewajiban. Terima kasih Kompasiana telah menjadi ruang untuk isi kepalaku.
# Transformasi Kesehatan
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa virus ini menyerang tubuh ketika sistem kekebalan menurun. Maka penting sekali bagi kita bersama untuk selalu menjaga tubuh dalam keadaan fit.
Selain makan makanan dan minuman yang bergizi seimbang seperti makan Ayam dan Telur, rutin melakukan olah raga juga sama pentingnya lho. Transformasi yang aku lakukan adalah dengan menambah jarak dan waktu berolahraga.
Jika sebelum pandemi olahraga cuma 2 kali seminggu, kini aku rutinkan seminggu 3 hingga 4 kali. Semua itu sebagai usahaku untuk selalu menjaga kebugaran. Apalagi aktivitas kerjaku tidak banyak yang bisa dilakukan di rumah melainkan harus ke kantor setiap hari.
Transformasi kesehatan yang kedua adalah berjemur setiap pagi hari. Aku meyakini fakta bahwa vitamin D dan sinar matahari sangat bermanfaat menangkal virus Corona. Sehingga setiap pagi jam 09.00 WIB aku selalu meluangkan waktu berjemr sekitar 10-15 menit.
Sebuah kebiasaan baru yang cukup lucu, karena sebelumnya sama sekali tidak pernah melakukannya secara rutin. Bahkan kebiasaan ini aku jadikan sebuah keharusan bagi anggota tim dikantor. Sehingga setiap pagi kami berjajar seperti siswa sekolah sedang upacara (hehehe...).
# Transformasi Sosial
Transformasi terakhir berkaitan dengan kehidupan sosial. Dengan adanya kebijakan physical distancing membuat jarak diantara kita semakin nyata.Â
Namun dengan kecanggihan teknologi akhirnya semua dapat teratasi. Terima kasih untuk bapak Eric Yuan yang membantu transformasi pertemuan sosial menjadi pertemuan virtual melalui aplikasi Zoom nya.
Kini semuanya serba online  mulai dari meeting area, regional hingga nasional dilakukan secara virtual. Bahkan momen idul fitri tahun ini terasa berbeda dan spesial.
Bagaimana tidak, bagi keluarga yang tinggal diluar kota terpaksa tidak bisa pulang ke kampung halaman. Hal ini dialami oleh kakak iparku. Sehingga acara sungkeman pun harus dilakukan secara virtual (hehe...).Â
***
Demikian ceritaku tentang transformasi tahun 2020. Salam sehat dan bahagia. #Indonesia butuh ketawa
"Sebuah transformasi takkan membuat peradaban kita terhenti"Â The Architect
-AP-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H