Baru-baru ini saya mendapatkan pertanyaan dari seorang staff dikantor "Bagaimana sih pak caranya kita bisa sukses atau berhasil di kehidupan karir dan pribadi?"Â Mungkin juga pertanyaan ini yang sekarang ada didalam benak Anda. Sangat wajar karena tidak ada satupun manusia yang bercita-cita untuk menjadi orang gagal bukan? (hehe).
Seorang penulis buku 'Millionaire Mind' bernama Thomas J. Stanley, Ph.D pernah melakukan sebuah riset di negara Amerika Serikat tentang 100 faktor yang menentukan kesuksesan seseorang. Riset itu dilakukan dengan melibatkan 1001 orang responden dimana 733 orang diantaranya adalah miliuner.
Penelitian yang dilakukan Thomas tersebut masih sangat relevan dengan kondisi saat ini. Pria yang menerima gelar doktor bidang administrasi bisnis dari University of Georgia ini telah memberikan sumbangsih penting bagi umat manusia.Â
Yang mengejutkan ternyata 10 teratas faktor kesuksesan seseorang adalah masalah soft skills lho. Berikut hasil penelitiannya :
1. Being honest with all people (Kejujuran)
Bersikap jujur menjadi hal utama yang wajib dipegang oleh setiap individu. Jika seseorang menjunjung tinggi kejujuran, maka dirinya layak untuk dipercaya dan diberikan tanggung jawab lebih besar. Dalam dunia kerja maupun bisnis apabila seseorang semakin dipercaya oleh atasan atau klien artinya peluang dalam berkarir semakin terbuka lebar dan kesuksesan sebagai hadiah tentu akan menghampiri secara otomatis.
2. Being well-diciplined (Disiplin Keras)
Kedisiplinan sangat erat kaitannya dengan manajemen waktu dan konsistensi di dalam menjalankan setiap langkah-langkah sesuai visi yang sudah dibangun. Dengan menanamkan sikap disiplin maka kita menjadi fokus terhadap visi dan mengantarkan jalan  menuju kesuksesan.
3. Getting along with all people (Mudah Bergaul)
Cara kita dalam berinteraksi dengan orang lain menjadi faktor kesuksesan berikutnya. Ketika kita memiliki banyak relasi yang positif tentu akan mendatangkan lebih banyak peluang dan potensi sukses. Paling penting dalam bergaul adalah membangun karakter dan prinsip yang kuat agar kita bisa memilih dan memilah pengaruh. Tentu pengaruh negatif wajib kita tinggalkan dan yang positif terus kita kembangkan.
4. Having a supportive spouse (Dukungan Pendamping)
Dukungan dari orang terdekat seperti pasangan dan keluarga mampu menjadi penambah energi bagi kita untuk meraih kesuksesan. Pasangan yang saling mendukung satu sama lain bisa meningkatkan prestasi kerja sehingga peluang kesuksesan terbuka lebar.
5. Working Harder than most people (Kerja Keras)
Kerja keras memang tidak menjamin hasil lebih baik, namun setidaknya ketika kita bekerja lebih dibandingkan orang lain peluang menjadi sukses lebih besar. Saya lebih senang mengartikan sebagai Kerja Bahagia. Pada saat menjalani rutinitas kerja dengan spirit bahagia berarti kita menciptakan energi positif yang terus bertumbuh.
6. Loving my career / business (Kecintaan Pada Apa yang Dikerjakan)
Prinsip mencintai apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang dicintai merupakan unsur penting selanjutnya. Dengan kecintaan pada pekerjaan maka kita tidak pernah menilai sebuah tugas itu sebagai beban. Justru kita bersemangat untuk secepatnya menyelesaikan semua tanggung jawab yang diberikan.
7. Having strong leadership qualities (Kepemimpinan)
Seseorang yang memiliki kualitas kepemimpinan kuat dapat dengan mudah menentukan visi, tujuan dan tindakan terukur untuk mencapai kesuksesan. Karena dengan jiwa pemimpin minimal kita bisa memimpin diri sendiri artinya kita dapat dengan mudah mengontrol jalan hidup sendiri.
8. Having a very competitive spirit / personality (Kepribadian Kompetitif)
Kompetisi yang sejati adalah mengalahkan dirimu yang kemarin. Tidak perlu terlalu sering melihat kesuksesan orang lain. Jika kita bisa mengalahkan pencapaian bulan sebelumnya, maka artinya kita sudah menjadi pemenang di hari ini dan begitu seterusnya.
9. Being very well-organized (Hidup Teratur)
Hidup teratur artinya kita selalu mempersiapkan dengan baik hal-hal yang akan dilakukan. Bangun pagi lebih awal untuk beribadah, kemudian dilanjutkan dengan olah raga ringan adalah rutinitas yang perlu dibangun. Kemudian membuat jurnal dan daftar aktivitas yang dijalankan akan membuat pekerjaan kita lebih fokus dan tertata dengan baik.
10. Having an ability to sell my ideas / product (Kemampuan Menjual Ide)
Kesuksesan tidak akan lepas dari inovasi, terobosan dan ide-ide cemerlang. Oleh karena itu kita harus memiliki banyak referensi berpikir dan wawasan luas sehingga mampu menciptakan gagasan atau konsep yang bisa diaplikasikan dalam meraih kesuksesan.
Dari 10 penjelasan diatas dapat ditarik benang merah bahwa jalan menuju kesuksesan tidaklah sulit. Semua tergantung kepada faktor internal diri sendiri. Saya mengatakan tidak sulit karena internalisasi diri merupakan hal yang ada dalam kontrol kita.
Selanjutnya ada satu elemen yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai kesuksesan yang saya sebut dengan Mindset (Pola Pikir).
Untuk urusan yang satu ini saya gunakan pendekatan 'Keselarasan Diri'. Beberapa tahun kebelakang saya mempelajari pola orang yang sukses dan orang yang gagal. Dari situ saya mendapatkan sebuah metode yang bisa menjelaskan secara sederhana untuk memahami dikotomi tersebut.
Berkaitan dengan mindset dalam diri setiap individu terdapat tiga unsur utama yakni Pikiran, Perasaan dan Perilaku. Ketiga unsur tersebut bisa saling menguatkan, bisa juga saling melemahkan satu sama lain. Semuanya tergantung dari cara kita menggunakannya.
Pikiran sebagai unsur pertama berfungsi sebagai pembentuk sebuah visi (input). Dia merekonstruksi bangunan visi seorang manusia. Pikiran juga berperan sebagai titik awal kesuksesan.
Perasaan sebagai unsur inti yang memberikan energi dalam terwujudnya sebuah visi (process). Letaknya ditengah karena menjadi penentu apakah visi seseorang menjadi kenyataan ataukah akhirnya hanya menjadi sebuah mimpi.
Perilaku sebagai unsur hasil akhir (output). Semua yang dipikirkan dan dirasakan oleh seseorang akan menghasilkan kumpulan perilaku. Ada dua jenis yang pertama kumpulan perilaku sukses dan kedua kumpulan perilaku gagal.
Perbedaan orang sukses dan orang gagal terletak pada keselarasan dirinya. Tanpa disadari, orang yang gagal cenderung melakukan manipulasi diri. Dia berpikir untuk sukses namun perasaan mengingkari. Hal itu terjadi karena perasaannya dikuasai oleh ketidakyakinan, keraguan, ketakutan dan kekhawatiran tidak tercapai (perasaan melemahkan pikiran).
Jika pikiran Anda adalah kesuksesan namun perasaan Anda tidak meyakini hal tersebut sudah terjadi, maka output perilaku yang Anda ciptakan adalah kumpulan perilaku gagal. Misalnya awal bulan sangat bersemangat, minggu kedua karena ada tantangan Anda mulai khawatir, kemudian merasa berat. Minggu ketiga muncul keraguan dan berhenti berusaha hingga akhirnya di minggu terakhir Anda mengamini kegagalan.
Sebaliknya bagi orang yang sukses antara apa yang dipikirkan dengan yang dirasakan itu selaras. Ketika dia membangun konstruksi sebuah kesuksesan dengan berbagai atribut proses yang harus dijalani, bersamaan dengan itu dia juga merasakan bahwa reward kesuksesan itu sudah menjadi miliknya (perasaan menguatkan pikiran).
Dengan begitu kumpulan perilaku yang diciptakan adalah sikap optimisme, keyakinan, keberanian menghadapi rintangan serta selalu mengedepankan solusi atas masalah yang dihadapi. Apapun yang sebagian besar orang anggap sebagai kesulitan atau kesukaran, bagi orang sukses hal-hal itu adalah tantangan untuk naik level.
Bahkan hebatnya, orang-orang yang mampu menyelaraskan Pikiran, Perasaan dan Perilaku tidak pernah menilai kegagalan sebagai sebuah kegagalan. Dia menganggap kegagalan sebagai proses dan jalan yang harus dilalui untuk mencapai kesuksesan. Seperti apa yang pernah dikatakan oleh Thomas Alva Edison.Â
Dengan memahami hasil penelitian Thomas J. Stanley tentang 100 faktor kesuksesan ditambah dengan menjalankan konsep 'Keselarasan Diri' maka kita sudah bisa menciptakan Harmoni sebuah Kesuksesan. Tidak hanya dalam kehidupan karir pekerjaan tetapi juga berlaku di kehidupan pribadi.
"Pikiran menjadi Ucapan. Ucapan menjadi Tindakan. Tindakan menjadi Perilaku. Perilaku menjadi Kebiasaan. Kebiasaan menjadi Karakter. Karakter menjadi Hidupmu" The Architect
-AP-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H