Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Harmoni Sebuah Kesuksesan

8 November 2020   18:56 Diperbarui: 14 November 2020   06:00 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan begitu kumpulan perilaku yang diciptakan adalah sikap optimisme, keyakinan, keberanian menghadapi rintangan serta selalu mengedepankan solusi atas masalah yang dihadapi. Apapun yang sebagian besar orang anggap sebagai kesulitan atau kesukaran, bagi orang sukses hal-hal itu adalah tantangan untuk naik level.

Bahkan hebatnya, orang-orang yang mampu menyelaraskan Pikiran, Perasaan dan Perilaku tidak pernah menilai kegagalan sebagai sebuah kegagalan. Dia menganggap kegagalan sebagai proses dan jalan yang harus dilalui untuk mencapai kesuksesan. Seperti apa yang pernah dikatakan oleh Thomas Alva Edison. 

Thomas Alva Edison               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Thomas Alva Edison googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Dengan memahami hasil penelitian Thomas J. Stanley tentang 100 faktor kesuksesan ditambah dengan menjalankan konsep 'Keselarasan Diri' maka kita sudah bisa menciptakan Harmoni sebuah Kesuksesan. Tidak hanya dalam kehidupan karir pekerjaan tetapi juga berlaku di kehidupan pribadi.

"Pikiran menjadi Ucapan. Ucapan menjadi Tindakan. Tindakan menjadi Perilaku. Perilaku menjadi Kebiasaan. Kebiasaan menjadi Karakter. Karakter menjadi Hidupmu" The Architect

-AP-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun