Pikiran sebagai unsur pertama berfungsi sebagai pembentuk sebuah visi (input). Dia merekonstruksi bangunan visi seorang manusia. Pikiran juga berperan sebagai titik awal kesuksesan.
Perasaan sebagai unsur inti yang memberikan energi dalam terwujudnya sebuah visi (process). Letaknya ditengah karena menjadi penentu apakah visi seseorang menjadi kenyataan ataukah akhirnya hanya menjadi sebuah mimpi.
Perilaku sebagai unsur hasil akhir (output). Semua yang dipikirkan dan dirasakan oleh seseorang akan menghasilkan kumpulan perilaku. Ada dua jenis yang pertama kumpulan perilaku sukses dan kedua kumpulan perilaku gagal.
Perbedaan orang sukses dan orang gagal terletak pada keselarasan dirinya. Tanpa disadari, orang yang gagal cenderung melakukan manipulasi diri. Dia berpikir untuk sukses namun perasaan mengingkari. Hal itu terjadi karena perasaannya dikuasai oleh ketidakyakinan, keraguan, ketakutan dan kekhawatiran tidak tercapai (perasaan melemahkan pikiran).
Jika pikiran Anda adalah kesuksesan namun perasaan Anda tidak meyakini hal tersebut sudah terjadi, maka output perilaku yang Anda ciptakan adalah kumpulan perilaku gagal. Misalnya awal bulan sangat bersemangat, minggu kedua karena ada tantangan Anda mulai khawatir, kemudian merasa berat. Minggu ketiga muncul keraguan dan berhenti berusaha hingga akhirnya di minggu terakhir Anda mengamini kegagalan.
Sebaliknya bagi orang yang sukses antara apa yang dipikirkan dengan yang dirasakan itu selaras. Ketika dia membangun konstruksi sebuah kesuksesan dengan berbagai atribut proses yang harus dijalani, bersamaan dengan itu dia juga merasakan bahwa reward kesuksesan itu sudah menjadi miliknya (perasaan menguatkan pikiran).