Menulis adalah soal rasa bukan cuma merangkai kata. Tak perlu harus pandai berbahasa selama mau belajar dan berusaha teruskan menulis saja. Menulis bukan juga untuk menjadi hebat, melainkan hanya berbagi manfaat.
Belum genap empat bulan The Architect bergabung dengan Kompasiana, namun telah banyak cerita keceriaan dan tantangan yang dilewati. Tanggal 22 Oktober 2020 Beyond Blogging ini merayakan 12 Tahun Kompasiana. Congratulation Kompasiana !!! We Proud of You !!!
Keceriaan saya dimulai tanggal 19 Juli 2020 ketika pertama kali The Architect berakad resmi sebagai keluarga Kompasiana. Sejak saat itu menulis yang sebelumnya sempat menjadi hobi terpendam kembali tampil sebagai salah satu passion dan terus berkembang.
Parameter paling penting bagi saya dalam menulis adalah kemanfaatan. Saya pribadi berpendapat bahwa sebuah tulisan apapun bentuknya (buku, artikel, majalah, e-book dan sebagainya) haruslah mempunyai nilai positif yang dibagikan.
Disinilah menurut saya tantangan menulis itu tercipta. Semua orang bisa saja menghasilkan tulisan, bedanya apakah tulisannya bermanfaat atau tidak tergantung dari banyak sudut pandang penulis maupun pembaca juga.
Sebetulnya semua rekan-rekan kompasianer selalu berbagi kemanfaatan lewat tulisan-tulisannya. Karena saking banyaknya saya kesulitan kalau harus sebutkan satu persatu. Baik berikut ini beberapa kompasianer sebagai contoh yang selalu membagikan manfaat kepada para pembaca.
Kalau kata saya beliau adalah penulis profesional. Berbeda dengan saya yang masih amatiran (haha...). Beberapa tulisan beliau terutama yang bertema pengetahuan tentang tata bahasa telah menambah wawasan saya dalam menulis. Salah satunya dalam tulisan "Tanpa Konjungsi, Penulis Menyiksa Diri Sendiri".
Srikandi yang satu ini berbagi manfaat lewat puisi-puisi yang memiliki rasa super dalam. Beliau selalu mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi salah satu inspirasi saya agar suatu saat bisa menciptakan puisi juga (hihi...). Tidak mudah mengubah sebuah topik kedalam sajak dan bait penuh makna seperti karya "Kala Adil Tak Menemukan Jalannya" milik mbak Fatmi ini.
Oke keceriaan berlanjut sekitar pertengahan September 2020, Kompasiana dan Bank Indonesia memberikan apresiasi terhadap artikel saya berjudul "Dua Jempol Sakti yang Menggerakkan Roda Ekonomi". Kompasiana bersama Bank Indonesia waktu itu mengadakan blog competition dengan tema "Yuk Jaga, Stabilitas Sistem Keuangan" dan tulisan diatas terpilih menjadi salah satu dari sembilan Juara Favorit.
Artikel itu terinspirasi dari aktivitas istri dimasa pandemi ini yang sama sekali tidak surut semangat shopping nya (hehe...). Meskipun harus banyak beraktivitas didalam rumah, kecanggihan teknologi smartphone mampu mendekatkan dia dengan target belanjaan (hoho...).
Cukup kaget sebenarnya ketika membaca pengumuman pemenang. Jangankan sebagai Artikel Utama atau headline, artikel tersebut bukan artikel pilihan hanya artikel biasa. Awalnya sedikit tidak percaya diri karena membaca tulisan kompasianer lain yang mengikuti kompetisi banyak artikel kerennya. Rasa tidak percaya diri tersebut kemudian terbantahkan setelah mengikuti acara dibawah ini.
Dalam acara tersebut selain seremonial award blog competition, ada penjelasan dari juri tentang tips menjadi pemenang kompetisi menulis. Saya mencatat ada 4 unsur yang harus dipenuhi agar sebuah tulisan layak untuk diperhitungkan sebagai pemenang.
Aktual
Artinya sebuah tulisan yang diikutkan dalam kompetisi harus nyambung dengan tema yang diusung. Selain itu tulisan tersebut haruslah menjelaskan hal-hal yang bersifat update dari sebuah peristiwa atau kejadian terbaru.
Faktual
Sebuah tulisan menjadi menarik jika ada unsur data atau infografis yang ditampilkan. Selain mempercantik penampilan, data juga bisa memberikan informasi kepada pembaca yang bersifat fakta-fakta empiris di lapangan.
Emosional
Seperti yang saya jelaskan didepan mengenai rasa dalam menulis, agar lebih menarik berikan sisi emosional didalamnya. Tuliskan perasaan senang, sedih, bahagia, marah dan lain sebagainya hingga pembaca dapat merasakan ketika membacanya.Â
Spiritual
Yaitu unsur yang membangkitkan semangat, keyakinan dan juga mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu. Pastinya harus berkorelasi dengan tema yang sudah ditentukan oleh panitia kompetisi.
"Kendalikan dirimu karena kamu adalah arsitek kehidupanmu sendiri"Â The Architect
-AP-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H