Jomlo bukanlah nasib sial tapi sebuah prinsip kebebasan yang bermartabat. Siapa bilang jomlo menyedihkan? Justru mereka yang terikat dan menjadi budak cinta mesti ditertawakan.Â
Tak ada habisnya ketika membahas kehidupan percintaan antara pria dan wanita. Banyak nilai-nilai paradoks terlanjur mengakar kemudian bertransformasi menjadi sebuah perilaku yang bertolak belakang dengan realita. Utamanya bagi kaum Adam yang seharusnya mengambil peran vital bagi kebahagiaan sebuah hubungan.Â
Salah satu perilaku kurang elegan tapi sering dilakukan pria adalah "Mengejar Wanita". Perlu dicermati bahwa konsep Mengejar artinya ada 2 pihak yang saling berbeda kepentingan. Satu orang mengejar dan yang lain dikejar.
Sang pria berusaha mati-matian mengejar wanita dengan berbagai jurus, namun kenyataannya si wanita malah menjauh bahkan menolak cintanya. Inilah yang menjadi salah satu akar penyebab jomlo kronis (hehe). Saya jadi teringat salah satu lagu grup band Five Minutes SKSJ yang artinya "Semakin ku kejar, semakin kau jauh"
Baca juga: Kunci Sukses Menjadi Pria Idaman, Seperti Muzammil Hasballah
Kondisi seperti ini bukan sepenuhnya salah sang Pria, kompleksitas proses pembentukan karakterlah yang sepatutnya dievaluasi. Dalam teori Psikologi Sosial ada beberapa sumber referensi yang dapat mempengaruhi karakter seseorang. Lingkungan menjadi faktor pengaruh paling utama.
Setidaknya ada lima hal yang mempengaruhi lingkup psikologi sosial seseorang :
Figur Otoritas
Orang tua, Guru, Atasan dan Pemuka Agama adalah sederet contoh Figur Otoritas. Mereka diteladani, ditaati, dicontoh bahkan diikuti. Mereka memiliki otoritas menanamkan nilai, prinsip dan keyakinan kepada para pengikutnya. Bagi Anda yang berperan menjadi Figur Otoritas, jadilah figur yang memberikan contoh baik, mentransfer energi-energi kebaikan serta positif.
Bahaya sekali ketika Figur Otoritas justru berperilaku negatif karena apapun yang diperbuat dapat menjadi keyakinan bagi pengikutnya. Sebaliknya bagi Anda yang menjadi pengikut saran saya miliki filter terhadap semua sumber referensi. Pergunakan yang sifatnya positif dan membangun, tinggalkan semua yang negatif, membatasi dan merusak.
Identifikasi Kelompok
Sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial membuatnya tidak mampu menepis kehidupan berkelompok. Sekolah, kantor, kampus dan pondok pesantren adalah contoh kehidupan berkelompok. Dalam kelompok sekecil apapun tentu ada hal-hal yang disepakati oleh semua anggota. Kesepakatan itulah yang dapat menjadi sumber referensi bagi pembentukan karakter seseorang.
Penilaian dari anggota kelompok lainnya juga bisa berpengaruh cukup besar. Semua perilaku dalam sebuah kelompok berpotensi dinilai oleh setiap anggotanya. Diperlukan sebuah karakter otentik untuk mampu mencegah intervensi negatif anggota kelompok lain.
Referensi didapatkan dari penerimaan suatu konsep, gagasan dan ide yang secara sukarela diterima kemudian menjadi program bawah sadar seseorang. Misalnya menonton film dan sinetron, mendengarkan lagu, membaca buku, majalah atau artikel.Â
Apabila sumber idenya salah kemudian diulang terus menerus, maka fungsi karakternya pun menjadi tidak ideal. Istilah lainnya adalah Repetisi atau Pengulangan ide. Jadi kurangi menonton sinetron dan film genre drama atau mendengarkan lagu yang mengkonsepsikan pengejaran wanita, memperebutkan wanita dan yang terlalu memuja wanita. Hal tersebut kurang sehat bagi netralitas akal pikiran kita.
Baca juga: Kamu Tampan tapi Masih Jomblo? Karena Inilah Tipe Pria Idaman Wanita yang Sebenarnya
Keterikatan Emosi
Pengalaman masa lalu yang dibungkus dengan keterikatan emosi dapat menjadi penyebab terbentuknya sebuah karakter. Misalnya seorang pria yang berkali-kali ditolak cintanya oleh wanita, bisa menurunkan tingkat kepercayaan dirinya dimasa depan.Â
Program Bawah Sadar
Semua kejadian atau peristiwa yang dialami seseorang tersimpan dengan rapi. Apabila hal tersebut diyakini sebagai nilai, maka dia akan berubah menjadi program bawah sadar. Kalau program itu sifatnya positif tidak masalah. Yang bermasalah jika di kepala kita terlalu banyak program-program sampah yang tidak berguna, maka kita harus bisa membuangnya.
Pria dan wanita memiliki kedudukan yang seimbang, bukan saling mengalahkan tetapi saling melengkapi. Oleh sebab itu masing-masing pihak harus memerankan fungsinya dengan baik.
Jika tidak mengejar wanita, maka bagaimana caranya bisa dapat pasangan mas bro?
Simpelnya fokuslah kepada dirimu sendiri kemudian jadilah pria yang mempunyai karakter berkualitas.
Berani artinya siap menghadapi resiko atas keputusan yang dibuat. Seorang pria pemberani tidak pernah takut salah karena teguh kepada prinsip hidupnya. Namun keteguhan tersebut diimbangi juga dengan sikap mau mengakui kesalahan jika memang bersalah. Dia tidak akan pernah lari dari masalah dan selalu mencari jalan untuk menyelesaikan.
Baca juga: Pria Idaman Anda Sudah Beristri?
Rasional artinya mengedepankan akal sehat dalam menilai sebuah permasalahan. Perhitungannya matang dan selalu tepat mengambil tindakan yang dibutuhkan. Hal ini diperlukan untuk mengimbangi sifat wanita yang justru cenderung mengedepankan sisi emosionalnya.
Punya Visi artinya memiliki passion yang diciptakan. Seorang pria dengan passion dan visi yang jelas sangat menarik bagi wanita. Passion dapat diartikan karir, hobi atau kesenangan yang menghasilkan kreasi serta kontribusi positif.
Pemimpin artinya dapat diandalkan sebagai sosok yang mengarahkan bukannya mengikuti. Memiliki kemampuan cepat dan tepat dalam mengambil keputusan. Bersikap solutif dan tidak mengeluh.
Semua rangkaian karakter diatas jika sudah terbentuk, maka secara otomatis menjadikan Anda sebagai pria yang menarik. Peluang besar justru Anda lah yang diperebutkan banyak wanita (hihi).Â
Selanjutnya Anda bisa melangkah pada "social life" misalnya dengan Kencan Online melalui media sosial, situs maupun aplikasi yang memang sengaja dibuat untuk mempertemukan pria dan wanita. Namun tetap miliki prinsip untuk "Berhenti Mengejar Wanita" yang Anda lakukan hanya eksis saja di kehidupan sosial dan menikmati setiap momen.Â
"Orang lain tidak wajib mencintaimu, tapi kamu wajib mencintai dirimu sendiri" The Architect
-AP-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H