Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Tips Membangun Kesehatan Mental Karyawan Pasca Berlakunya Undang-Undang Cipta Kerja

18 Oktober 2020   19:54 Diperbarui: 25 Oktober 2020   01:40 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kesehatan mental

"Genderang perang telah berkumandang. Apakah ini realitas negara yang dipenuhi angkara. Ataukah titik awal bagi kita untuk mengubah wajah bangsa"

Sebuah sejarah telah "diskenariokan" oleh sekelompok penguasa. Benar saja RUU yang sejatinya banyak dipertanyakan dan diperdebatkan dalam berbagai forum, baru-baru ini sudah disahkan menjadi produk hukum resmi.

"Kami memang tak memiliki kuasa atas kewenangan itu pak... namun sebagai Warga Negara Indonesia, kami punya hak untuk bersuara lantang"

Ini negara demokrasi milik bersama bukan kepunyaan oligarki atas nama. 

Pemberlakuan undang-undang Cipta Kerja membawa implikasi sistemik ditengah masyarakat. Kini lebih kurang 131 juta pekerja harus dihadapkan pada situasi polemik "easy hiring, easy firing".

Disatu sisi spirit membuka lapangan kerja dan menekan angka pengangguran menjadi cita-cita indah pemerintah. Sebaliknya bagi para pekerja kondisi ini menciptakan kekhawatiran bias yang melebar ke segala penjuru kehidupan. Upah, kesejahteraan, kepastian status, karir serta kontinuitas kegiatan bekerja berkecamuk didalam kepala mereka. 

Hmmm... sebuah pemikiran idealis saya mengatakan :

sumber : dokumentasi pribadi
sumber : dokumentasi pribadi

Baiklah cukup sampai disini, mudah-mudahan masih ada sang bijak disana yang membaca opini saya. Entah sedikit ataukah banyak yang penting keluarkan saja isi hatimu kawan. 

Kali ini saya lebih tertarik untuk bersikap solutif. Karena penting memikirkan masa depan ketimbang beradu argumen menerima atau menolak perilaku buruk penguasa.

Penting sekali bagi setiap organisasi untuk melakukan re-checking kondisi kesehatan mental pekerjanya. Bukan sebuah retorika melainkan bagian dari kepedulian bersama karena ujian bertubi-tubi itu datang silih berganti.

Pemikiran ini lahir dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada saya mengenai arah organisasi kedepan pasca berlakunya UU cipta kerja. Menjadi sebuah tantangan bagi saya ketika memimpin 90 orang karyawan dalam situasi yang penuh dinamika seperti saat ini.

Kesehatan mental yang terganggu berdampak serius terhadap produktifitas karyawan. Penurunan produktifitas berimplikasi bagi keberlangsungan roda organiasi. Bagaimanapun juga semua aktifitas harus terus digerakkan kepada visi dan misi perusahaan. Artinya perlu adanya program khusus yang menjembatani kekhawatiran pekerja dengan situasi sekarang.

Berikut beberapa hal yang bisa Anda terapkan dalam membangun kesehatan mental karyawan:

1. Manajemen Terbuka

Semua rencana-rencana, perubahan arah kebijakan, adaptasi strategi wajib disampaikan kepada setiap anggota. Kabar baik maupun buruk harus dikomunikasikan dengan sebaik mungkin. Berhentilah menjadi pemimpin yang sok misterius atau suka merahasiakan informasi. Manajemen terbuka juga dapat dilakukan dengan memberikan supporting maksimal kepada setiap anggota tim Anda. 

Dengan melakukan komunikasi terbuka justru Anda akan mendapatkan feedback dari bawahan. Feedback tersebut bisa Anda jadikan modal untuk mengetahui siapa saja diantara anggota yang mengalami gangguan kesehatan mental. Bagaimana berkomunikasi yang efektif pernah saya tulis dalam artikel "Pentingnya Komunikasi Asertif untuk Membangun Sebuah Relasi"

ilustrasi komunikasi terbuka
ilustrasi komunikasi terbuka

2. Pengisian Kuisioner Karyawan

Anda bisa bekerjasama dengan divisi Human Capital untuk melakukan pengisian kuisioner semua karyawan di kantor. Pemetaan masalah karyawan sangat penting guna mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki. 

"Karyawan adalah aset perusahaan yang harus dirawat dengan baik"

3. Melaksanakan Mentoring dan Coaching

Setelah Anda mendapatkan rekap pemetaan masalah karyawan, langkah berikutnya adalah menindaklanjuti semua informasi yang masuk. Sediakan waktu dan pergunakan teknik Mentoring dan Coaching.

Mentoring adalah proses berbagi pengalaman dan pengetahuan dari seseorang yang berpengalaman kepada seseorang yang ingin belajar. Dengan mentoring Anda bisa menceritakan pengalaman karir, suka dan duka selama bekerja. Dan tentunya hal-hal positif yang bisa diimplementasikan serta hal-hal negatif yang harus dihindari.

Coaching adalah proses membimbing seseorang untuk mencapai tujuan atau goalsnya. Sebagai seorang coach, Anda relatif bersikap pasif. Lebih banyaklah mendengar dan memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka. Dengan begitu jawaban atas permasalahan yang dihadapi justru datang dari karyawan yang bersangkutan.

mentoring dan coaching
mentoring dan coaching

4. Buatlah "Ruang Berbagi" Di Dalam Kantor

Dalam melaksanakan mentoring dan coaching, hal utama yang harus diperhatikan adalah situasi dan kondisi. Kurang efektif jika program tersebut dilaksanakan dalam keadaan yang formal. Sediakan ruang yang cukup nyaman dan memiliki privasi yang cukup. Dengan begitu proses akan mengalir dan berjalan dengan baik.

5. Membangun Lingkungan Kerja

Tak dapat dipungkiri lingkungan kerja menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan sebuah perusahaan. Lingkungan disini saya bagi menjadi dua. 

Pertama saya sebut dengan lingkungan fisik, didalamnya ada kebersihan gedung, kerapian tempat kerja hingga kenyamanan setiap ruang kantor. Kedua saya sebut dengan lingkungan emosional, didalamnya ada sinergi antar team, kerjasama hingga empati satu sama lain.

"Biang kerok dari sakit hati adalah KEPEDULIAN. Berhenti peduli dan mulai mengamati. Berhenti peduli dan mulai memahami" The Architect

-AP-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun