Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Tomen Farm" Susu Etawa dari Gunung Anjasmoro

23 Agustus 2020   20:35 Diperbarui: 23 Agustus 2020   21:12 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susu kambing etawa. Sumber: dokumentasi pribadi

Namanya Igit Setiawan biasa dipanggil Mas igit. Dia salah satu karyawan dikantor saya bekerja (BFI Finance Cabang Jombang, Jawa Timur). Sosoknya sederhana dan terkesan pendiam. Namun dibalik itu semua ternyata dia menyimpan cerita yang mungkin cukup bisa menginspirasi bagi kita khususnya dalam hal berwirausaha.

Tidak semua orang memiliki bakat sebagai wirausaha. Diperlukan kesabaran dan ketekunan dalam menjalani setiap proses. Belum lagi soal waktu, karena posisi mas igit sebagai supervisor marketing yang tentunya juga membutuhkan fokus dalam menyelesaikan target setiap bulan.

Cerita ini dimulai dari ketika mas igit belum bergabung di perusahaan (sebelum tahun 2012), dia memiliki usaha peternakan sapi perah di belakang rumahnya. Wonosalam... salah satu kecamatan di Kabupaten Jombang yang letaknya di kaki lereng Gunung Anjasmoro dengan ketinggian 500-600 mdpl. Selain terkenal dengan berbagai destiniasi wisata pegunungan, Wonosalam juga menjadi daerah yang penghasil produk-produk pertanian, perkebunan serta peternakan.

Awalnya usaha sapi perah yang dijalankan tergolong lancar. Namun karena ada faktor eksternal dan perawatan sapi perah yang cukup extra akhirnya membuat mas igit harus mengakhiri lebih cepat. Dia memutuskan untuk sementara berhenti dari kehidupan wirausaha dan beralih menjadi karyawan profesional. Semua sapi-sapinya dijual dan kandangnya dibiarkan kosong selama beberapa waktu.

" Sukses adalah bangkit dari kegagalan tanpa kehilangan Antusiasme " (Winston Churcill)

Mungkin pepatah dari Winston Churcill diatas yang menjadi salah satu prinsip hidup mas igit. Meskipun sudah pernah mengalami kegagalan dalam menjalankan usaha sapi perah, namun sama sekali tidak menyurutkan semangatnya untuk sekali lagi menjalankan usaha di bidang peternakan dengan konsep berbeda.

Kandang Tomen. Sumber: dokumentasi pribadi
Kandang Tomen. Sumber: dokumentasi pribadi

Suatu hari ketika libur kerja, dia berjalan ke belakang rumah. Menatap kandang sapi yang kosong membuatnya terinspirasi dan bertanya dalam diri sendiri "Mengapa tidak saya manfaatkan kandang ini untuk usaha ternak lainnya? Sayang sekali daripada dibiarkan kosong dan rusak."

Tentu dia tidak mau mengulangi kesalahan dua kali, apalagi karirnya di perusahaan terbilang cukup sukses. Akhirnya mas igit memutuskan untuk memulai usaha ternak kambing karena modalnya terjangkau dan bisa dijalankan di sela-sela kesibukan pekerjaan. 

Sejak tahun 2018, dia memulai usaha ternak kambing. Pertama kali membeli 4 ekor kambing ras campuran jawa (kambing kacang). Dengan sistem bagi hasil, mas igit mengajak tetangganya untuk merawat kambing-kambing setiap hari. Mulai dari mencari rumput, memberi makan, hingga membersihkan kandang secara berkala dilakukan oleh mitra kerjanya. Mas igit full time mengurus kambing di hari sabtu dan minggu.

Karena kambing kacang adalah jenis kambing yang cepat bereproduksi, dalam 12 bulan mas igit sudah memiliki 8 ekor kambing. Keberhasilan ini dia kembangkan lagi. Sebagian kambingnya dijual untuk membeli indukan kambing yang lebih bagus (kambing etawa).

Kambing etawa yang dibeli kemudian menghasilkan 2 kambing lagi (jantan dan betina). Kambing jantan etawa yang dimiliki kemudian diberi nama 'Tomen' .

Unik, menarik dan menggelitik itulah respon saya ketika melihat video story mas igit bersama 'tomen'. Ternyata seekor kambing bisa sangat penurut dengan pemiliknya... hehe... 

Dia pernah bercerita kepada saya bahwa 'tomen' adalah salah satu keberhasilannya beternak kambing etawa. Mampu menghasilkan keturunan kambing etawa, apalagi dengan jenis kelamin pejantan membuat 'tomen' begitu spesial.

Kandang Tomen. Sumber: dokumentasi pribadi
Kandang Tomen. Sumber: dokumentasi pribadi

Setelah 6 bulan, indukan etawa yang dimiliki mas igit semakin produktif dan melahirkan beberapa ekor anakan lagi. Untuk perputaran usaha, anakan etawa itu kemudian dijual. Pemisahan anak-anak etawa dari induknya ternyata membawa berkah karena indukan yang seharusnya menyusui tidak bisa melakukan proses alamiahnya. Kejadian itu membuat air susu indukan etawa melimpah.

Kemudian muncul ide untuk mencoba memerah susu indukan etawa. Berbekal dari sharing bersama sesama peternak kambing, dia mulai memerah setiap sore hari. 

Tak banyak yang tahu termasuk saya, ternyata mas igit memiliki riwayat sakit sesak nafas. Dia melakukan uji coba kepada diri sendiri karena salah satu manfaat susu kambing etawa adalah untuk mengobati sakit pernafasan. Setiap hari selama 2 minggu berturut-turut dirinya mengkonsumsi susu kambing etawa dan hasilnya sesak nafas yang dialami sekarang sudah banyak berkurang.

Semakin yakin dengan manfaatnya, mas igit memproduksi susu kambing etawa dan usaha ini mulai dikelola secara profesional. Setiap satu indukan kambing etawa bisa menghasilkan 1 liter susu murni setiap hari. Untuk memudahkan pemasaran, susu murni tersebut dimasukkan ke dalam kemasan botol 500ml dengan harga jual 15.000 rupiah dan kemasan 250ml dengan harga jual 8.000 rupiah.

Susu kambing etawa. Sumber: dokumentasi pribadi
Susu kambing etawa. Sumber: dokumentasi pribadi

Melansir dari liputan6.com menyebutkan bahwa susu kambing etawa berkhasiat mengatasi berbagai problem kesehatan seperti pencernaan (maag), masalah pernapasan (sesak napas, paru-paru dan TBC), diabetes, kanker, hingga masalah pengeroposan tulang.

Pemasaran susu kambing etawa milik mas igit masih bersifat lokal. Pesanan dari tetangga sekitar dan promosi via aplikasi Whatsapp (0821 4000 3633). Sedangkan alamat 'Tomen Farm' di dusun panglungan Rt 2 Rw 1, desa Panglungan Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Mari kita dayakan UMKM sebagai penggerak ekonomi di masa pandemi.

Logo Tomen Farm. Sumber: dokumentasi pribadi
Logo Tomen Farm. Sumber: dokumentasi pribadi

" Kegagalan itu tercipta karena kita tidak belajar dari sebuah kegagalan " The Architect

-AP-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun