Pikiran sadar kita menginginkan (impuls) kebahagiaan, kekayaan dan semua hal-hal menyenangkan tetapi fakta kehidupan kita bertolak belakang. Mengapa bisa bertolak belakang karena ternyata Naluri atau pikiran bawah sadar kita tidak menyimpan kebahagiaan, kekayaan dan kesenangan itu. Sehingga terjadi pertentangan atau gejolak kehidupan.
Misalnya, anda sekarang bekerja di perusahaan swasta dengan gaji 3 juta per bulan kemudian ada dorongan atau impuls tantangan untuk membeli rumah seharga 500 juta.
Mekanisme berpikirnya akan menjadi seperti ini :
Logika mengatakan bahwa anda tidak mungkin bisa membeli rumah seharga 500 juta karena gaji anda hanya 3 juta per bulan. Jika dikalikan 12 bulan maka pendapatan dari gaji hanya sebesar 36 juta per tahun (belum dikurangi biaya hidup, cicilan, dan pengeluaran tak terduga). Kalau ini yang anda yakini, maka sampai kapanpun anda tidak akan pernah bisa membeli rumah seharga 500 juta. Logika andalah yang meruntuhkan diri anda sendiri. Logika itu menjelma menjadi sebuah keyakinan yang menjatuhkan.
Contoh lainnya, anda bekerja sebagai seorang salesman dengan target penjualan 40 unit tiap bulan. Dalam suatu kondisi, anda kemudian diberikan target lebih oleh atasan anda yakni 70 unit tiap bulan. Berdasarkan sejarah penjualan seorang salesman paling hebat di perusahaan anda bekerja hanya mampu menembus angka penjualan 45 unit dalam sebulan.
Mekanisme berpikirnya menjadi seperti ini :
Logika akan mengkalkulasi dan mengkonsepsikan untuk anda terkait challenge tersebut dengan mengatakan "coba kamu lihat, salesman paling hebat saja hanya bisa 45 unit sebulan, bagaimana mungkin kamu bisa 70 unit? itu tidak mungkin bisa". Sekali lagi kalau history (pengalaman) yang anda jadikan pedoman dalam bekerja kemudian menjelma menjadi sebuah keyakinan, maka sampai kapanpun challenge 70 unit per bulan juga tidak akan pernah bisa anda wujudkan. Anda akan merasa tidak nyaman dengan tantangan itu, anda akan merasa terbebani dan berat dalam menjalani rutinitas kantor.
Lalu bagaimana caranya kita bisa mengubah dan mengedit pikiran bawah sadar sehingga bisa selaras dengan pikiran sadar? Bagaimana caranya menyelaraskan Logika dengan Naluri? ikuti terus "The Architect"
"Logika tidak mampu mengkonsepsikan masa depan"Â (The Architect)
-AP-