Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena Gunung Es

20 Juli 2020   12:01 Diperbarui: 20 Juli 2020   12:04 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang ahli psikologi dari Austria bernama Sigismus Schlomo Freud (1856 - 1939) atau biasa dikenal dengan Sigmund Freud melalui teori psikoanalisis berhasil menemukan bahwa struktur pikiran manusia terdiri atas 3 bagian :

1. Pikiran Sadar (Conscious Mind)

2. Pikiran Bawah Sadar (Subconscious Mind); dan

3. Pikiran Tidak Sadar (Unconscious Mind)

Struktur ketiga tidak akan dibahas terlalu detail disini karena memang tidak ada yang bisa kita pelajari dari seorang manusia dengan kondisi tertidur pulas tanpa mimpi atau pikiran tidak sadar  (Unconscious Mind)

Pikiran Sadar adalah memori yang bersifat sementara. Fungsinya menangkap, mengenali dan menganalisa berbagai macam informasi atau data melalui indera manusia kemudian melakukan filter atas informasi atau data tersebut. Jika informasi atau data yang diterima sesuai dengan pusat pengendali pikiran, maka respon yang dihasilkan menjadi selaras. Sebaliknya jika informasi atau data yang diterima tidak sesuai dengan pusat pengendali pikiran, maka respon yang dihasilkan adalah menolak informasi atau data tersebut dan dibuangnya jauh-jauh. Pikiran sadar sering juga disebut dengan Logika. Pikiran sadar hanya berperan +/- 12% dalam kehidupan seorang manusia

Pikiran Bawah Sadar adalah memori yang bersifat permanent (pusat pengendali pikiran). Fungsinya menyimpan semua informasi atau data yang diterima melalui indera manusia. Kapasitasnya penyimpanannya sangat besar sehingga semua kejadian yang pernah dialami, waktu yang pernah dilewati, moment yang pernah diciptakan, pendidikan yang pernah diterima, doktrinasi yang pernah diajarkan dan lain sebagainya tersimpan dengan sangat rapi di dalam pikiran bawah sadar (Subconscious Mind). Hal-hal yang saya sebutkan diatas itulah yang kemudian terwujud menjadi keyakinan, kebiasaan, emosi atau perasaan, kepribadian, intuisi, kreatifitas, persepsi dan nilai-nilai hidup. Pikiran bawah sadar sering disebut dengan Naluri. Pikiran bawah sadar berperan +/- 88% dalam kehidupan seorang manusia, namun sebagian besar orang belum memahami karena terlanjur mengagung-agungkan "Logika" nya.

Sebagai contoh :

Dari kecil anda diajarkan menulis dengan tangan kanan (pendidikan lingkungan dan doktrinasi orang tua). Sampai sekarang sudah besar atau dewasa hingga kapanpun ketika anda menulis di kertas secara otomatis anda pasti menggunakan tangan kanan karena hal itu sudah menjadi kebiasaan (impuls dengan gerakan selaras). Atau dengan kata lain antara pikiran sadar anda (ingin menulis) dengan pikiran bawah sadar anda (kebiasaan menulis) adalah sama sehingga tidak ada pertentangan diantara keduanya.

Namun coba anda tantang diri anda sendiri untuk sekarang menulis dengan tangan kiri. Apakah anda merasa nyaman? Apakah hasil tulisan anda sebaik tulisan dengan tangan kanan? jawabannya sudah pasti tidak. Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena impuls pikiran yang saya contohkan (menulis dengan tangan kiri) tidak selaras dengan gerakan yang 'biasanya' anda lakukan sehari-hari.

Yang menjadi masalah adalah jika naluri atau pikiran bawah sadar kita 'dibentuk' dari berbagai macam kejadian yang bersifat menyedihkan dan traumatik, dari bermacam-macam doktrinasi yang menyudutkan dan membatasi, dari banyak sekali pengalaman masa lalu yang pahit, dari pendidikan lingkungan yang buruk. Maka secara otomatis pusat pengendali pikiran kita dipenuhi oleh 'sampah-sampah pikiran' yang menjelma atau menjadi 'seperti' nya biasa saja hidup dalam ketakutan, kecemasan, penyesalan, kegagalan, kepahitan dan kesedihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun