Desas desus yang lama-lama mulai terlihat ujung tanduknya. Fix! Super Junior atau yang lebih dikenal dengan nama SUJU akan mampir ke jakarta, dan dipastikan akan bernyanyi bersama seluruh lapisan masyarakat yang hadir langsung di GBK. Sebuah kegilaan yang dapat dibayangkan.Â
Saya bukan K-Popers, namun saya dapat membayangkan betapa tiket akan dengan sangat cepatnya ludes layaknya kopi di pagi hari yang ditemani pisang goreng. Semua orang yang menggilai K-Pop namun tidak antusias dengan olahraga (dalam hal ini cuek bebek dengan Asian Games) pasti akan sekonyong-konyong berebut membeli tiket SUJU ini. Lah wong Cuma 500 ribu rupiah untuk tiket paling murah.Â
Jawaban yang otomatis tertuang di lini masa sosial media adalah "Kapan lagi nonton SUJU sedekat dan semurah ini!". Sebuah kalimat yang sungguh sangat dapat saya prediksi. Sebenarnya closing ceremony bukan milik SUJU semata, namun juga dimiliki oleh penyanyi-penyanyi lain dari dalam negeri (dari Bams ex Samsons hingg Bunga citra Lestari) bergiliran tampil di atas panggung memeriahkan kembang api berwarna merah yang seolah-olah tidak akan pernah luntur oleh hitamnya langit Jakarta selepas hujan disore harinya.Â
Pernyataan "Indonesia, Kami cinta Kalian" dari presiden dewan olimpiade Asia: Syekh Ahmad Al Fahad Al Sabah juga turut memenuhi pemberitaan dari beragam media hingga cuitan-cuitan orang dalam sosial media yang bertagar (#Closing Ceremony Asian Games). Sebuah penutupan yang menggambarkan negara kita cukup sukses sebagai kontestan dan penyelenggara sebuah ajang besar yang melibatkan banyak negara.Â
Namun kalau boleh jujur, kayak nya kita masih kepagian deh untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpade 2032. Ketika penyelenggraan memang berhasil, tapi proses sebelum event juga patut disorot.Â
Dari pembangunan infrastruktur hingga segala macam tetek bengek yang rasa-rasanya 15 tahun belum tentu bisa sebagus dan semegah penyelenggaraan di Rio De Jeneiro, dua tahun lalu.Â
Tapi, tidak ada salahnya mencoba Who Kows. Anyway, selamat tinggal Asian Games. Semoga segala kenangan yang terjadi dapat menjadi memori yang berkesan, layaknya cinta pertama dikala remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H