Mohon tunggu...
Herman Wahyudi
Herman Wahyudi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga\r\nOrganisasi: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-Yogyakarta)\r\nMulai menulis sejak: 2009\r\nMinat: Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pantai Pok Tunggal Kian Diminati

2 Oktober 2012   17:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:21 1674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_202251" align="aligncenter" width="573" caption="Tampak wisatawan menikmati suasana pagi yang indah di pantai pok tunggal, Gunungkidul, DIY. Foto diambil. Selasa (25/9)"][/caption] Pantai pok tunggal boleh saja kurang dikenal, Namun eksotisme pantai yang terletak di Desa Tepus, Kecamatan Tepus Gunung Kidul ini membuat siapa saja yang berkunjung betah berlama-lama. Bahkan hingga tiga hari tiga malam.

Malam itu, sekitar pukul 19.00 WIB bulan yang berukuran sedang tepat lurus diatas ubun-ubun. Di salah satu sisi pantai terlihat sebuah pohon yang tidak terlalu tinggi namun beranting banyak, berdaun indah, orang-orang sekitar menyebutnya pohon Duras. Ya, itulah setidaknya informasi yang kami terima setelah mengorek keterangan pada salah seorang warga, yang sekaligus penjaga salah satu warung di pantai itu. “Pohon tersebut tergolong langka dan merupakan satu-satunya yang tumbuh di pantai ini,” ujar Radal, Si penjaga warung kepada Saya yang pada saat itu berlagak seperti seorang wartawan.

Tak pelak,pohon itu kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung. Bisa dikatakan, pohon dengan daun-daun yang berukuran lebih tebal dari daun-daun biasanya itu pun menjadi ikon bagi pantai yang dimulai digarap sejak satu tahun silam itu.

[caption id="attachment_202253" align="alignleft" width="300" caption="Pok tunggal dengan pemandangan Batu dan Bukit yang eksotis"]

13491980321156440915
13491980321156440915
[/caption]

Menurut penuturan Radal, pantai Pok Tunggal biasa didatangi pengunjung secara berkelompok, dan biasanya mereka menginap dengan mendirikan tenda-tenda dan segala macam peralatan camping lainnya. Tujuannya, untuk menikmati suasana malam dan juga pagi hari. “Yang berkunjung ke sini biasanya berkelompok-kelompok mas, bahkan kemaren-kemaren sampe tiga kelompok, dan mereka bermalam di sini,” tutur Pria yang merupakan penduduk asli warga Tepus itu.

“Kemaren saja, ada yang nginap hingga tiga hari tiga malam, mereka senang-senang saja disini,” lanjutnya seraya tersenyum seakan ikut bangga dengan pantai yag kini mulai diminati itu. Hanya, menurut Pria berambut pendek itu, kedatangan pengunjung biasanya ramai pada hari sabtu dan minggu saja, atau lebih tepatnya sabtu hingga ke minggu, karena rata-rata dari mereka menginap. “hari-hari biasanya sepi, kadang cuma pasangan muda mudi saja,” tukasnya.

[caption id="attachment_202252" align="alignleft" width="300" caption="Pok tunggal dilihat dari sebuah gardu pandang yang baru dibangun"]

1349197955294991777
1349197955294991777
[/caption] Seperti diketahui, Di Kabupaten Gunung Kidul terdapat banyak pantai yang cukup terkenal diantaranya, pantai Baron, Kukup, Krakal, Indrayanti, dan sebagainya. Diantara semua pantai yang ada, Pok Tunggal bisa dibilang masih asri. Jalanan menuju pantai masih terdiri dari -bebatuan dan tikungan-tikungan yang menanjak dan bergelombang. Dari sekitar satu kilometer panjang jalan menuju pantai, hanya beberapa meter dari jalan raya dan beberapa meter menuju pantai yang di semen/cor, Sisanya ditengah, penuh dengan batu-batu. Itulah lah salah satu sebab mengapa sampai saat ini, bila dibandingkan dengan pantai-pantai yang lain Pok Tunggal masih tergolong sedikit pengunjungnya.

“Pantai ini dikelola oleh kelompok, mas, warga sini, jadi semua di garap oleh warga, hanya yang beberapa meter dari jalan raya itu yang di semen/cor dengan bantuan pemerintah (pemkab), makanya ya kita pelan-pelan lah,” Ucap Pria murah senyum itu.

Meskipun begitu, fasilitas-fasiltas yang ada di pantai kebanggaan warga Tepus itu bisa dikatakan sudah cukup lengkap. Tempat mandi, WC, Mushalla, Parkir, bahkan jajanan ringan semuanya ada. “Kami menerima banyak masukan dari pengunjung, sehingga kami dirikan semua fasilitas ini, dan semua baru selesai

1349198213527619178
1349198213527619178
empat hari sebelum idul fitri kemaren,” paparnya.

Hanya, untuk saat ini pengunjung tidak akan termanjakan dengan fasilitas listrik, penerangan baru menggunakan lampu yang dihidupkan dengan sebuah aki dan juga lampu sentir .Namun, itulah Pok Tunggal, ketiadaan listrik justru membuat suasan pantai terasa semakin asri dan eksotis dengan rampu remang-remang yang berasal dari sentir.

Pria asli warga tepus itu juga mengaku dirinya betah di pantai itu. “Kalau saja saya punya rumah di pantai ini mas, saya tinggal disini saja, biar gak capek bolak balik rumah, disini saya betah, enak,” aku Radal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun