"Lebih kusut dia sekarang !" ujar teman-teman kantor mengomentari salah satu teman kami yang baru menikah dua tahun kemarin. Tertawa saya mendengar hal tersebut, terbukti sudah salah satu teori yang saya anut. Yang saya tahu dia menikah karena dijodohkan, saya tidak tahu bagaimana prosesnya samapi dia menyakinkan dirinya untuk menikahinya wanita tersebut.
Lantas saya berpikir apa gunanya menikah kalau kehidupan duniawi dan surgawi tidaklah indah, tidak ada gunanya menikah kalau setelah menikah tampang kita semakin tidak karu-karuan, kusut, seperti tidak terurus. Padahal ada pasangan jiwa kita yang seharusnya merawat dan memperhatikan kita.
Saya selalu mendoktrin orang-orang disekitar kita bahwa ketika setelah menikah hidup kita harusnya semakin lebih indah, kalau laki-laki haruslah lebih ganteng, rapi,semakin romantis dan lebih dewasa tentunya, untuk wanita semakin cantik, semakin sabar, dan semakin dewasa juga tentunya.
Saya bukannya tidak menyukai perjodohan tapi memang banyak cerita yang saya dengar bahwa kalau melalui perjodohan umumnya kehidupan pernikahannya menjadi suram. Tapi menurut saya bukan karena perjodohan kehidupannya tidak lebih baik, tapi karena tidakada saling pengertian dan saling melengkapi dalam hidupnya. Sehingga yang terjadi tampang-tampang mereka lebih kusut ketika telah menikah. Walaupun kehidupan bukan hanya dilihat dari tampang, tapi raut wajah, gerak tubuh kita tidak akan bohong kalau hidup kita tidak bergairah. Makanya saya sarankan mendingan seperti ariel luna saja daripada anda menikah tapi tidak "hidup".
Saya walau termasuk hijau dalam urusan ini tapi saya mencoba untuk menerapkannya dalam hidup saya, saya akan bangga kalau orang mengatakan istri saya semakin cantik kalau saya semakin rapi dan anak-anak saya semakin ganteng dan manis.
Kuncinya saling memahami dan memperbaiki kekurangan itu saja, hidup kita akan semakin indah setelah menikah, percayalah...
TUHAN ITU SELALU MEMPERHATIKAN KITA, CUMA KITANYA SAJA YANG GA SADAR TUHAN ITU ADA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H