Mohon tunggu...
Thasya Henriquez
Thasya Henriquez Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Hanya Dikenal sebagai Makanan Tradisional kini Lekun Mewabah ke Bisnis Kuliner

30 Juni 2023   20:03 Diperbarui: 2 Juli 2023   06:29 1826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lekun,  merupakan salah satu makanan khas asal Maumere Timur yang  memiliki cita rasa  Khas sehingga  siapapun  yang mencicipnya seakan menjadi candu. Bertekstur Kenyal dan beraroma khas menjadikan  lekun sangat identik . Rasa manis, gurih dari kelapa dan gula serta legitnya tepung beras hitam yang dicampur dalam adonan  lekun memberikan kesan kue ini semakin nikmat.

Kue tradisional dari masyarakat Etnis Sikka Krowe ini dahulunya dibuat khusus untuk upacara adat seperti pertunangan sampai pernikahan, upacara sehabis panen, dan upacara kedukaan (LodoHu'er). Bahan dasar pembuatan lekun diantaranya adalah tepung beras hitam, parutan kelapa, air panas dan gula Pasir.

Ibu Ludgardis Bunga Eldis, seorang wanita paruh baya asal Botang, desa Munerana, kecamatan Hewokloang merupakan salah satu ibu rumah tangga  yang sering membuat lekun. Ibu Ludgardis menjelaskan  Proses pembuatan lekun biasanya menggunakan dua metode yaitu dibakar diatas arang  dengan bambu dan bisa juga dengan metode di kukus.

 Proses  pembuatan lekun  di mulai dengan melarutkan gula dan air  panas kemudian dimasukan  kedalam campuran tepung beras hitam dan kelapa parut hingga mengental.  Bambu yang  telah disiapkan diisi dengan  adonan  yang sudah dicampurkan sebelumnya. Siapkan api  yang  baik dan  adonan  yang  telah di isi di dalam bambu dibakar di atas api tersebut, bakar hingga bagian luar bambu berubah menjadi warna hitam. Setelah adonan mengering dan bambu berwarna hitam artinya lekun sudah matang,  jelas ibu Ludgardis.

proses pembakaran lekun (sumber foto : Itran Afrilianto)
proses pembakaran lekun (sumber foto : Itran Afrilianto)

"Dulu lekun  di buat dengan beras hitam yang ditumbuk secara  manual dan pemanisnya menggunakan pisang masak tapi beda dengan sekarang beras hitam di giling dan pemanisnya pakai gula pasir." "(Nulun lekun ata biasa pake  pare mita wi wai le ia sawe tena min nimun pake mu'u daha, kalo untuk leron ena e lekun ata biasa pake pare mita wi giling ia sawe tena min nimun ata pake gula pasir)" Tambah Ibu Ludgardis.

Awal kemunculan pandemi covid-19, ekonomi masyarakat mengalami penurunan drastis, karena segala aktivitas masyarakat dibatasi. Sebagian masyarakat memilih bisnis online di media sosial untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, salah satunya dengan menjual lekun. Mulai dari sinilah  lekun mulai dikenal dan diminati oleh banyak orang.

Sandri  Kahe seorang pengusaha lekun asal Ohe merintis usaha lekun sejak 2 tahun yang lalu kira- kira mulai tahun 2021. Berawal dari coba-coba hingga membuka usaha Ia diajarkan oleh ibunya sendiri, adapun beberapa kendala yang sering dialaminya. Awal-awal pekerjaan ini menjadi pekerjaan sampingan karena Ia sendiri telah bekerja  di  salah satu bank swasta.  Setelah dilihat dari banyaknya orderan dan pelanggan beliau akhirnya menjadikan pekerjaan ini sebagai rutinitas dan mata pencahariannya sekarang.

"Lekun ini biasanya saya jual secara offline dan online, untuk pelanggan tetap biasanya langsung ke rumah untuk  memesan dan membeli lekun", jelasnya. "Di kota Maumere saya melihat banyak peluang untuk membuat bisnis kue Khas Maumere Timur ini, masyarakat lebih memilih sesuatu hal yang praktis contohnya kue lekun ini, mereka lebih memilih untuk membeli dari pada harus membuatnya karena membuat lekun membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama, proses pembuatan lekun dengan cara dibakar diatas bara api  memakan waktu 2-3 jam sedangkan di kukus memakan waktu 3-4 jam, tambahnya lagi.

Kue lekun yang dulunya merupakan kue adat dari Maumere timur kini sudah banyak di kenal di berbagai daerah, dari dalam kota maupun sampai keluar kota. Hal ini mampu membuktikan bahwa bisnis kuliner sangat bermanfaat untuk memperkenalkan kebudayaan dari berbagai daerah ke daerah lain.

Seiring perkembangan jaman tentu akan ada banyak kemunculan inovasi dan variasi dari kue-kue tradisional. Menurut Sandri  Kahe tentang usaha lekun miliknya, Ia berencana akan mengadakan lekun frozen dengan tujuan ketika dikirim keluar kota lekun ini bisa bertahan lama, karena lekun termasuk kue yang tidak bisa disimpan lama di suhu ruang, ujar Sandri Kahe melengkapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun