Mohon tunggu...
Tharob Claris
Tharob Claris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Luwes, Tegas, berwibawa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

## Literasi di Maluku: Antara Harapan dan Kontroversi

3 Desember 2024   18:42 Diperbarui: 3 Desember 2024   18:50 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern, literasi menjadi kunci utama dalam menghadapi arus informasi yang deras. Kemampuan membaca, menulis, dan memahami informasi menjadi modal penting untuk meraih kesuksesan dan kemajuan. Namun, di Provinsi Maluku, kondisi literasi masih menjadi isu yang kompleks dan penuh kontroversi.

Data statistik menunjukkan bahwa tingkat literasi di Maluku masih tergolong rendah dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Hal ini menjadi bukti bahwa masih banyak tantangan yang harus diatasi untuk meningkatkan literasi di Maluku.

(Kurang minat literasi/(Sumber: Freepik.com))
(Kurang minat literasi/(Sumber: Freepik.com))

Salah satu kontroversi yang muncul adalah rendahnya minat baca di kalangan anak muda. Di tengah gempuran teknologi dan media sosial, buku dan bacaan seringkali terlupakan. Kurangnya akses terhadap buku dan sumber belajar juga menjadi kendala. Perpustakaan yang memadai dan program literasi yang efektif masih menjadi mimpi bagi sebagian besar masyarakat di Maluku.

Kontroversi lainnya adalah kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Program literasi yang ada seringkali tidak berkelanjutan dan kurang terstruktur. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan literasi juga menjadi faktor penghambat.

Namun, di tengah kontroversi dan tantangan, masih ada harapan untuk masa depan literasi di Maluku. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan literasi, seperti program literasi yang digagas oleh pemerintah dan organisasi masyarakat. Inisiatif dari para pendidik dan orang tua untuk menumbuhkan minat baca juga patut diapresiasi. Peningkatan akses terhadap buku dan sumber belajar melalui perpustakaan dan internet juga menjadi langkah positif.

Lantas bagaimana solusinya ?

(Solusi/(Sumber: Freepik.com))
(Solusi/(Sumber: Freepik.com))

Pertama, pemerintah harus serius dalam meningkatkan anggaran untuk perpustakaan dan menyediakan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau di Maluku. Kedua, pendidikan harus lebih fokus pada pengembangan minat baca dan literasi. Kurikulum harus dirancang dengan lebih kreatif dan menarik, sehingga anak-anak Provinsi Maluku termotivasi untuk membaca.

Ketiga, peran orang tua dan masyarakat sangat penting dalam menumbuhkan minat baca. Dorong anak-anak untuk membaca sejak dini, ciptakan lingkungan yang kondusif untuk membaca, dan jadikan membaca sebagai kebiasaan.

(Walang Baca/(Sumber: TerasMaluku.com))
(Walang Baca/(Sumber: TerasMaluku.com))

Untuk mencapai kemajuan yang signifikan, dibutuhkan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak. Pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan masyarakat luas harus bersinergi dalam membangun budaya literasi yang kuat di Maluku.

Literasi di Maluku masih menghadapi tantangan, tetapi juga memiliki potensi untuk berkembang. Dengan kerja keras dan komitmen bersama, kita dapat mewujudkan Maluku yang cerdas dan berliterasi.

Claris F Tharob/Teknik Informatika

Politeknik Negeri Ambon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun