Mohon tunggu...
Thariq Warsahemas
Thariq Warsahemas Mohon Tunggu... -

Seorang anak laki-laki yang tinggal di sudut Bekasi Timur. Hobi saya saat ini menulis, fotografi, dan membaca, walau kadang ada bosannya juga. Kesimpulannya, I'm the boy who finding the truth in this small world.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketika Sudah di Puncak

29 Mei 2010   09:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:53 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sujud syukur, akhirnya Ujian Nasioanal yang super melelahkan selesai juga. Itu pikiran pertama yang saya rasakan saat ssudah keluar dari ruang ujian. Walaupun masih cemas apa saya sudah jawab soal dengan benar tadi, saya tidak bisa menahan diri menghirup sedalam2 nya udara kemerdekaan. Setelah seminggu bergulat dengan setumpuk buku, kertas rangkuman, dan pikiran ssudah siap menhadapi ujian atau belum, akhirnya saya bebas main. Pokoknya, sampai di rumah balas dendam, harus!

Tapi kenyataan tak seindah yang saya pikirkan. Baru 2 jam bebas dari ikatan yang benama ujian, saya ssudah merasa terikat lagi. Seolah komik yang sedang saya baca ama oreo yang lagi saya makan mengikat saya. Kebebasan ini terasa aneh. Setelah berjuang belajar sampai malam selama satu minggu, saya bebas, dan ini rasanya aneh.

Saya berbaring di sofa, menatap langit2. Sekarang, saya ssudah mencapai apa yang saya inginkan, yaitu kebebasan. Saya teringat masa2 saya bejuang ngelewatin masa2 ujian. Saat saya berusaha memasukkan setiap kalimat yang ada di buku dan rangkuman ke otak, saat saya dihantui pikiran bahwa saya belum siap ngadepin ujian, saat saya tegang menghadapi ujian... tapi semuanya telah berlalu. Sekarang perjuangan pun berakhir. Saya ssudah ada di puncak, mengamati setiap penderitaan yang ssudah saya lalui dari atas.

Tapi setelah dipuncak, apa yang akan saya lakukan lagi? segalanya telah selesai, tidak ada yang lakuakn saya lakukan lagi. Saya sudah tidak perlu berjuang lagi. Saya jadi kangen masa2 dimana saya berjuang mencapai apa yang pengen saya raih. Waktu itu saya masih punya tujuan. Tapi begitu sudah diraih... saya sudah mati rasa, karena tidak ada tujuan, tujuannya sudah habis.

Mungkinkah seperti ini gambaran kakalau saya sudah lulus SMP? kelulusan SMP dan libur panjang yang selama ini saya perjuangkan buat diraih, yang di saat saya memimpikan tujuan itu ketika berjuang buat meraihnya, terasa hambar jika sudah meraihnya. Saya juga takut, kalo saya sudah masuk surga nanti. Kalo saya sudah ada di tempat tujuan akhir, tujuan setiap insan di muka bumi, tujuan hidup ini, the last of the last goal, apa yang akan saya lakukan nanti? saya disaat itu sudah tidak punya tujuan lagi. Saya jadi takut membayangkannya. Walaupun saya tidak tau apakah masuk surga atau tidak.

Ah, apa yang saya pikirkan. Baru selesai UN, sudah mati rasa seperti gini. Masih harus berjuang di SMA. Kalo sudah SMA, memilih Kuliah dimana. Belum lagi mengejar impian saya menangin pulitzer. Masih banyak yang bisa saya perjuangin. Soal di surga nanti... pokoknya saya berjuang dulu deh di dunia. Jalan saya masih panjang, dan saya bukan ada di puncak, tapi ada di permulaan jalan menuju puncak. Dan saya tidak tau apa yang ada di depan saya nanti.

Salam persahabatan.
Dari penulis yang sedang berada di permulaan jalan menuju puncak.

*Dari blog saya, dengan perubahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun