Malam
Malam yang sepi yang mengundang banyak teka-teki.
Bukan tidak peduli, melainkan suatu hal yang tidak bisa di pikirkan lagi.
Entah, apakah ini dinamakan pulpen, yang membutuhkan tinta untuk saling melengkapi.
Atau bagaikan dua lempeng yang saling menjauh, karena takut untuk bertabrakan lagi.
Kamu
Dirimu bagaikan fatamorgana yang hanya di khayal dan tidak dapat dicapai.
Ketikaku menatap wajahmu, pada saat itu juga aku ingat kepada penciptamu.
Mungkin ini semangatku untuk menjaga diriku dari jeratan dosa yang sering membuatku lalai.
Terimakasih, aku akan terus belajar untuk mendekatkan diriku kepada sang pemilik hatimu.
Bulan
Aku terlalu terlena ketika memerhatikanmu dari kejauhan.
Sinarmu menunjukkan bahwa semuanya tak selalu tentang kesenangan.
Dirimu yang hanya kenangan.
Yang menampilkan sejuta kerinduan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H