Alat selam tradisional yang digunakan Tumiran mampu bertahan hingga 1 - 3 jam. Sedangkan kedalamannya mampu hingga 10 meter.
"Saya menyelam cari ikan paling rendah dikedalaman 5 meter dan paling dalam dikedalaman 10 meter."
"Kalo saya takut, saya makan darimana? Cuma dengan begini saya bisa makan. Kalau di bawah laut, pagi itu terang airnya dan tidak ada gelombang. Itu memudahkan saya untuk mencari kerang." Lanjutnya.
Tumiran mengatakan bahwa pendapatan yang ia dapatkan di masa pandemi seperti ini tak sampai 100 ribu.
"Pendapatan sebagai nelayan kerang kalau lagi enak bisa sampai 500 ribu, kalo lagi pandemi begini paling 100 ribu sampai 50 ribu." Tegasnya.
"Kalau sudah selesai kerja ya saya tidur di perahu, kalau teman mampir ya ngobrol sama teman. Cari makan naik ke darat." Tambah Tumiran.
Tumiran mengaku senang menjalani profesinya sebagai nelayan kerang hijau, tanpa menyalahi takdir dan jalan hidupnya.
"Saya senang menjalani pekerjaan saya, kalau gak senang pasti sudah cari pekerjaan lain lagi. Karena senang, jadi jalanin aja, ikhlas jadi kuncinya." Tutupnya. (TA)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H