Mohon tunggu...
thania amelia
thania amelia Mohon Tunggu... Administrasi - Admin Balmon SFR Kelas I Jakarta

Thania Amelia Murniasih 111211247

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

16 Oktober 2024   15:49 Diperbarui: 16 Oktober 2024   16:31 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kisah perjuangan hidup Sosrokartono, tidak kalah menariknya dari Raden Ajeng Kartini. Bila Kartini sebagai pejuang emansipasi perempuan Indonesia begitu menginginkan dapat menempuh pendidikan setinggi-tingginya sampai ke luar negeri sekalipun namun tidak kesampaian, tidak halnya dengan Kartono kakak kandungnya. 

Kartono justru dikenal sebagai pemuda Indonesia pertama yang mengecap dunia pendidikan di luar negeri. Kartono juga sang terpelajar yang pada akhirnya dikenal sebagai spiritualis dan kaya dengan falsafah hidup.

sosrokartono adalah lulusan jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur dengan gelar Doctorandus in de Oosterse Talen dari Universitas Leiden. Sosrokartono seorang yang cerdas dan terpelajar.

 Ia menguasai 24 bahasa dan 10 bahasa suku. Kartono merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang meneruskan pendidikan ke Belanda, yang pada urutannya disusul oleh putra-putri Indonesia lainnya. (Pengembaraan Sosrokartono, Historia -- Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2016-04-21, Diakses tanggal 24/8/22).

Drs. Raden Mas Panji Sosrokartono (Kartono) lahir pada 10 April 1877 dan meninggal pada 8 Februari 1952. Pernah berprofesi sebagai wartawan perang pada Perang Dunia I. 

Ia juga adalah penerjemah, guru, dan ahli kebatinan Indonesia. Ia adalah anak keempat dari R.M. Ario Sosrodiningrat dan kakak kandung R.A. Kartini yang memberi inspirasi Kartini untuk menjadi tokoh emansipasi wanita. Ia dijuluki Si Jenius dari Timur dan menekuni spiritual. Semasih di Belanda, ia dikenal sebagai Dokter Air Putih karena dapat mengobati penyakit hanya dengan menggunakan media air putih.

Raden Mas Panji Sosrokartono, sosok yang tak hanya dikenal sebagai kakak kandung RA Kartini, namun juga seorang intelektual, politikus, dan tokoh pergerakan nasional, memiliki pandangan yang mendalam tentang kepemimpinan. 

Gaya kepemimpinannya yang unik, sering disebut sebagai Catur Murti, menawarkan sebuah pendekatan holistik yang mengintegrasikan aspek intelektual, emosional, spiritual, dan sosial.

Catur Murti, yang secara harfiah berarti "empat unsur", merupakan inti dari filosofi kepemimpinan Sosrokartono. Keempat unsur tersebut adalah:

  1. Citra: Kemampuan pemimpin dalam menciptakan citra yang baik bagi dirinya dan organisasinya. Citra yang baik tidak hanya didasarkan pada penampilan fisik, namun juga pada integritas, kompetensi, dan visi yang jelas.
  2. Catur: Kemampuan berpikir secara sistematis dan logis, serta mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis yang cermat.
  3. Carita: Kemampuan berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Pemimpin yang baik harus mampu menyampaikan pesan dengan jelas, inspiratif, dan persuasif.
  4. Carita: Kemampuan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini. Pemimpin harus menjadi teladan bagi orang lain dan menunjukkan konsistensi antara ucapan dan perbuatan.

gaya kepemimpinan Catur Murti memiliki implikasi yang luas dalam praktik kepemimpinan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Pemimpin sebagai teladan: Pemimpin harus menjadi panutan bagi orang lain dalam hal etika, moral, dan kinerja.

  • Pentingnya komunikasi: Komunikasi yang efektif adalah kunci keberhasilan dalam memimpin. Pemimpin harus mampu mendengarkan, memberikan umpan balik, dan memotivasi orang lain.

  • Pengembangan diri yang berkelanjutan: Pemimpin harus terus belajar dan mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan yang selalu berubah.

  • Visi yang jelas: Pemimpin harus memiliki visi yang jelas tentang masa depan organisasi dan mampu menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

  • Kolaborasi dan kerja sama: Pemimpin yang sukses adalah mereka yang mampu membangun hubungan yang kuat dengan anggota tim dan pemangku kepentingan lainnya.

Meskipun konsep Catur Murti dikembangkan pada awal abad ke-20, namun relevansi gagasan ini tetap terasa hingga saat ini. Dalam era yang semakin kompleks dan dinamis, kepemimpinan yang berkarakter, visioner, dan kolaboratif menjadi semakin penting. Beberapa poin penting yang dapat kita ambil dari pemikiran Sosrokartono adalah:

  • Kepemimpinan bukan hanya tentang posisi, tetapi juga tentang pengaruh.
  • Pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi.
  • Pemimpin harus mampu menginspirasi orang lain.
  • Pemimpin harus mampu mengelola perubahan.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

pemahaman mendalam tentang "Roh" atau "Mental"

  • Pluralitas Makna: Teks ini menekankan bahwa istilah "roh" atau "mental" memiliki makna yang sangat luas dan beragam. Bukan hanya sebatas semangat atau jiwa, tetapi juga mencakup aspek rasionalitas, kesadaran, dan bahkan konsep filosofis seperti Weltgeist (roh dunia) yang dikemukakan oleh Hegel.

  • Keterkaitan dengan Jawa Kuna: Istilah "kasunyatan" atau "kenyataan" yang digunakan dalam Jawa Kuna menunjukkan adanya akar historis dalam pemahaman tentang "roh" atau "mental" ini.

makna "Jawa" yang Lebih Luas

  • Memahami dengan Mata Batin: "Jawa" tidak hanya merujuk pada suatu suku bangsa, tetapi lebih kepada cara pandang atau cara hidup yang melibatkan pemahaman mendalam, tidak hanya dengan akal, tetapi juga dengan intuisi atau "mata batin".

  • Internalisasi dalam Tindakan: Menjadi "Jawa" bukanlah sekadar identitas etnis, melainkan sebuah praktik hidup yang diinternalisasi dalam setiap tindakan dan perilaku.

  • Universalitas: Teks ini menegaskan bahwa "Jawa" bukanlah konsep yang eksklusif untuk suatu suku tertentu. Siapa pun, dari suku mana pun, dapat mengadopsi cara hidup Jawa jika mereka memahami dan mengamalkan nilai-nilainya.

Dokpri, Prof Apollo 
Dokpri, Prof Apollo 
  • Perjalanan Empat Tahap: Filsafat Jawa menggambarkan perjalanan spiritual sebagai proses yang terdiri dari empat tahap utama. Tahap-tahap ini dapat dianalogikan dengan arah mata angin pada kompas.

  • Syariat, Tarekat, Hakikat, Makrifat: Istilah-istilah ini merujuk pada tahapan-tahapan dalam membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Syariat berkaitan dengan hukum dan aturan, tarekat berkaitan dengan latihan spiritual, hakikat berkaitan dengan pemahaman yang mendalam, dan makrifat berkaitan dengan penyatuan dengan Tuhan.

  • Laku Raga, Laku Budi, Laku Manah, Laku Rasa: Istilah-istilah ini lebih spesifik merujuk pada praktik-praktik spiritual yang melibatkan penyucian raga (tubuh), budi (perasaan), manah (pikiran), dan rasa (intuisi).

  • Sembah Raga, Sembah Cipta, Sembah Jiwa, Sembah Rasa: Istilah ini menekankan pada penghormatan atau penyembahan terhadap aspek-aspek tertentu dalam diri manusia.

makna lebih dalam

  • Holistik: Filsafat Jawa menekankan pada pengembangan seluruh aspek diri manusia secara seimbang.
  • Proses Berkelanjutan: Perjalanan spiritual bukanlah tujuan akhir, melainkan proses yang terus menerus dan dinamis.
  • Relativitas: Makna dari setiap tahap dan istilah dapat bervariasi tergantung pada tradisi dan guru spiritual yang berbeda.
  • Keterhubungan dengan Alam: Kompas sebagai simbol menunjukkan hubungan antara manusia dengan alam semesta.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

metafora mandor "klungsu" (biji pohon asem Jawa):

  • Mandor: Seorang pemimpin atau pengawas dalam suatu pekerjaan.
  • Klungsu: Biji pohon asam Jawa, yang memiliki potensi untuk tumbuh menjadi pohon yang besar dan bermanfaat.
  • Makna: Metafora ini menggambarkan seorang pemimpin yang tidak menganggap dirinya sebagai pemilik atas apa yang dipimpinnya, melainkan sebagai pelayan atau pengurus. Seorang pemimpin yang sejati adalah mereka yang loyal pada tujuan yang lebih besar (Tuhan atau "Tuan"), menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, dan akhirnya menyerahkan hasil kerja kepada Sang Pencipta.

metafora joko pering:

  • Joko: Simbol pemuda, semangat muda, dan gairah yang murni.
  • Pering: Bambu, yang memiliki banyak jenis dan tumbuh secara berkelompok. Bambu juga sering dikaitkan dengan kesederhanaan, kekuatan, dan fleksibilitas.

  • Makna: Metafora ini menggambarkan manusia sebagai individu yang unik namun pada dasarnya memiliki kesamaan martabat. Seperti bambu yang tumbuh berkelompok namun tetap memiliki karakteristik masing-masing, manusia juga memiliki keunikan namun tetap bersatu dalam kemanusiaan. "Pertapan Pringgodhani" merujuk pada tempat pertapaan yang terbuat dari bambu, melambangkan kesederhanaan dan kehidupan spiritual.

kedua metafora ini menggambarkan pandangan filosofis Sosrokartono tentang kepemimpinan, manusia, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Sosrokartono menekankan pentingnya:

  • Kerendahan hati: Seorang pemimpin harus menyadari bahwa dirinya hanyalah pelayan dan bukan pemilik.
  • Loyalitas: Pemimpin harus setia pada tujuan yang lebih besar dan menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.
  • Kesederhanaan: Manusia harus hidup sederhana dan tidak sombong.
  • Kesatuan: Semua manusia pada dasarnya sama dan memiliki martabat yang sama.
  • Spiritualitas: Hubungan dengan Tuhan adalah hal yang penting dalam kehidupan manusia.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

identitas perilaku "jawi" yang ditekankan:

  1. Jawi Bares: Ini mengacu pada sifat jujur, terus terang, dan polos. Sosrokartono digambarkan sebagai sosok yang tidak suka berbelit-belit dalam ucapan dan tindakannya. Ia lebih memilih untuk menjadi diri sendiri tanpa berpura-pura.
  2. Jawi Deles: Istilah ini mengacu pada sifat yang benar dan tidak berubah-ubah. Sosrokartono dipandang sebagai sosok yang konsisten dalam prinsip dan nilai-nilainya. Ia tidak mudah terpengaruh oleh keadaan atau godaan untuk mengubah pendiriannya.
  3. Jawi Sejati: Ini menunjukkan bahwa Sosrokartono adalah orang yang asli dan tulus. Ia tidak mementingkan penampilan atau citra semata, melainkan lebih fokus pada kualitas batin dan tindakan yang nyata.

ketiga identitas perilaku ini menggambarkan sosok Raden Mas Panji Sosrokartono sebagai seorang yang:

  • Autentik: Ia selalu menjadi dirinya sendiri tanpa perlu berpura-pura.
  • Berintegritas: Ia memiliki prinsip yang kuat dan konsisten dalam menjalankan hidup.
  • Tulus: Ia memiliki niat yang tulus dalam segala hal yang dilakukan.

Identitas perilaku "Jawi" yang melekat pada Sosrokartono sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai filsafat Jawa. Nilai-nilai seperti kejujuran, ketulusan, dan kesederhanaan merupakan bagian integral dari ajaran Jawa. 

Sosrokartono dapat dianggap sebagai representasi dari sosok Jawa ideal yang memiliki sifat-sifat tersebut. Identitas perilaku "Jawi bares, deles, sejati" yang melekat pada Raden Mas Panji Sosrokartono menggambarkan sosok yang sangat ideal. Nilai-nilai yang dianutnya masih sangat relevan hingga saat ini dan dapat menjadi pedoman bagi kita dalam menjalani hidup.

1. Tansah anglampahi muriding agesang (senantiasa menjadi hidup sebagai murid kehidupan)

Sosrokartono senantiasa menempatkan dirinya sebagai seorang pelajar sepanjang hayat. Ia tidak pernah berhenti belajar dan mencari pengetahuan, baik itu tentang dirinya sendiri, alam semesta, maupun kehidupan. Sikap ini menunjukkan kerendahan hati dan keinginan untuk terus berkembang. Sosrokartono tidak pernah merasa sudah cukup tahu atau sempurna, melainkan selalu terbuka terhadap pengetahuan baru.

2. Sinau ngarosake lan nyumerapi tunggalipun manungsa, tinggalipun rasa, tunggalipun asal lan maksud agesang (belajar merasakan mengetahui dimana manusia itu satu, asal sama, belajar memahami tujuan hidup)

 Sosrokartono menekankan pentingnya memahami hakikat kemanusiaan. Ia mengajak kita untuk merenungkan asal-usul kita, kesamaan sebagai manusia, dan tujuan hidup yang sebenarnya. Sikap ini mengarah pada kesadaran akan persatuan dan kesatuan seluruh makhluk hidup. Sosrokartono mengajak kita untuk hidup dengan lebih penuh empati dan kasih sayang terhadap sesama.

3. Murid, gurune pribadi, muride pribadi, Pamulangane sengsama sesami (murid, guruna pribadi; guru, murid pribadi; pelajarannya penderitaan sesame, pahala kebaikan, dan keharuman sesama)

 Sosrokartono melihat proses belajar mengajar sebagai hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Kita bisa menjadi murid sekaligus guru bagi diri sendiri dan orang lain. Pelajaran hidup yang paling berharga adalah berasal dari pengalaman bersama, baik suka maupun duka.

Dari ketiga identitas perilaku di atas, dapat disimpulkan bahwa Raden Mas Panji Sosrokartono adalah seorang filosof yang mendalam. Ia mengajak kita untuk Tidak pernah berhenti mencari pengetahuan dan wawasan baru,Memahami bahwa kita semua adalah bagian dari satu kesatuan, Berbagi pengetahuan, pengalaman, dan kasih sayang dengan sesama.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

kutipan sosrokartono: "being and time lifeworld"

Kedua kutipan di atas menyoroti pandangan filosofis Sosrokartono tentang kehidupan. Beliau melihat kehidupan sebagai perjalanan spiritual yang penuh dengan tantangan dan makna. 

Pandangan filosofis Sosrokartono sangat kental dengan nuansa Jawa. Konsep tentang kesatuan dengan alam semesta, pentingnya batin, dan penerimaan terhadap takdir merupakan bagian integral dari filsafat Jawa. Sosrokartono berhasil menyinergikan nilai-nilai Jawa dengan pemikiran modern, sehingga menghasilkan pandangan hidup yang universal dan relevan.

kutipan sosrokartono: tiga metafora cara hidup

ketiga metafora di atas menggambarkan sosok yang ideal menurut pandangan Sosrokartono, yaitu seseorang yang:

  • Kaya secara spiritual: Memiliki kekayaan batin yang jauh lebih berharga daripada kekayaan materi.
  • Kuat dan teguh: Memiliki kekuatan batin yang mampu menghadapi segala tantangan.
  • Berkasih sayang: Memiliki hati yang penuh kasih sayang dan tidak ingin menyakiti orang lain.
  • Rendah hati: Tidak sombong dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.

Pandangan Sosrokartono ini sangat kental dengan nilai-nilai filsafat Jawa. Konsep seperti "suci dalam hati" (manunggaling kawula lan Gusti), "kebajikan", dan "kekeluargaan" sangat terasa dalam ketiga metafora tersebut. Sosrokartono berhasil menyinergikan nilai-nilai Jawa dengan pemikiran modern, sehingga menghasilkan pandangan hidup yang universal dan relevan.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

kutipan sosrokartono: "angluhurken bangsa kito"

"Angluhurken bangsa kito, tegesipun; anjebar wineh budi jawi, gampilaken marging bongso ngupoyo papan panggesangan"

Artinys: "Meluhurkan bangsa kita (Indonesia), berarti menyebar benih budi luhur, memudahkan warga negara atau bangsa mencari tempat hidup yang baik (memenuhi pencarian nafkah)"

Kutipan Sosrokartono di atas mengajak kita untuk merenungkan kembali peran kita sebagai individu dalam membangun bangsa. Dengan mengamalkan nilai-nilai budi luhur, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

kutipan panji sosrokartono: sikap hormat pada rasa sesama manusia

"Ageng Alit Sami Sambat Lan Tangisipun Dating Ulun, Amemelas, Angrentahaken Luh Lan Manah. Awrat Sangetawratipun Dipun Lebetaken Rasa Lan Batos"

Artinya: "Orang tua muda mengadu dan sedih menangis kepada saya, memelas, membuat air mata menetes pilu; berat dan sangat berat dijadikan tempat orang banyak sebagai tempat mengadu, dan lebih berat lagi jika keluhan itu saya masukkan dalam rasa batin mendalam."

Kutipan dari Panji Sosrokartono memberikan kita pemahaman yang mendalam tentang pentingnya sikap empati dan kepedulian dalam kepemimpinan. Konsep care leadership yang diusungnya sangat relevan dengan tantangan zaman modern yang semakin kompleks dan membutuhkan pemimpin yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki hati yang peduli terhadap sesama.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

kutipan panji sosrokartono: alif (alfa) sebagai metafora

Metafora Alif yang disampaikan oleh Panji Sosrokartono adalah sebuah konsep yang kaya makna dan memiliki implikasi yang luas bagi kehidupan manusia. Melalui metafora ini, Sosrokartono mengajak kita untuk merenungkan tentang asal-usul kita, tujuan hidup, dan bagaimana kita dapat hidup dengan lebih bermakna.

kaitan dengan konsep ruang dan waktu (Siklus RW)

Konsep "Siklus RW" yang dihubungkan dengan Alif menunjukkan bahwa perjalanan spiritual manusia adalah sebuah proses yang terus berlangsung dalam ruang dan waktu. Manusia tidak hanya hidup di dunia fisik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang terus berkembang.

metafora alif (Alfa) dalam pemikiran sosrokartono

Secara keseluruhan, ketiga representasi Alif di atas menggambarkan perjalanan spiritual manusia menurut pandangan Sosrokartono. Dimulai dari kegelapan (ketidaktahuan) menuju cahaya (pengetahuan), kemudian mencapai kedamaian batin, dan akhirnya menemukan kekuatan hidup untuk menghadapi segala tantangan. 

Metafora Alif yang disajikan oleh Sosrokartono merupakan sebuah karya seni dan filsafat yang sangat kaya makna. Melalui simbol-simbol visual yang sederhana, beliau berhasil menyampaikan pesan yang kompleks tentang perjalanan spiritual manusia. Pemahaman yang mendalam tentang metafora ini dapat membantu kita untuk menemukan makna hidup yang lebih dalam dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Konsep Catur Murti erat kaitannya dengan konsep Alif yang telah kita bahas sebelumnya. Jika Alif diibaratkan sebagai tujuan akhir spiritual, maka Catur Murti adalah jalan atau sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan mengamalkan Catur Murti, seseorang semakin dekat untuk mencapai kesatuan dengan Tuhan (Alif). 

Catur Murti adalah konsep yang sangat relevan dalam kehidupan modern. Dalam era yang penuh dengan kompleksitas dan tantangan, konsep ini menawarkan panduan yang jelas tentang bagaimana kita seharusnya hidup. Dengan mengamalkan Catur Murti, kita dapat membangun kehidupan yang lebih bermakna, bahagia, dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

"Ilmu Kantong Bolong" yang digagas oleh Panji Sosrokartono merupakan sebuah metafora yang menggambarkan sikap hidup yang tulus, ikhlas, dan tanpa pamrih. 

Istilah "kantong bolong" secara harfiah mengacu pada kantong yang memiliki lubang sehingga apa pun yang dimasukkan akan keluar. Dalam konteks filosofis, ini melambangkan seseorang yang selalu memberikan tanpa mengharapkan imbalan. 

"Ilmu Kantong Bolong" sangat erat kaitannya dengan konsep Catur Murti yang telah kita bahas sebelumnya. Keduanya merupakan manifestasi dari nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Sosrokartono. 

Dengan mengamalkan "Ilmu Kantong Bolong", seseorang secara tidak langsung telah mengamalkan Perbuatan Benar dalam Catur Murti. "Ilmu Kantong Bolong" adalah ajaran yang sangat indah dan mendalam. Konsep ini mengajak kita untuk hidup dengan lebih tulus, ikhlas, dan penuh kasih sayang. Dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam konsep ini, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua makhluk hidup.

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 
Panji Sosrokartono,dokpri Apollo, Prof 

"hidup berkeutamaan" menurut panji sosrokartono

"Hidup Berkeutamaan" yang dikemukakan oleh Panji Sosrokartono merupakan ajakan untuk menjalani hidup dengan nilai-nilai luhur dan moral yang tinggi. Dalam enam poin yang disebutkan, Sosrokartono menggambarkan karakteristik seseorang yang hidup berkeutamaan. 

Dalam era yang serba cepat dan individualistis seperti sekarang, konsep "Hidup Berkeutamaan" menjadi semakin relevan. Nilai-nilai luhur seperti keberanian, kejujuran, dan tanggung jawab masih sangat dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang lebih baik.

 "Hidup Berkeutamaan" yang diajarkan oleh Panji Sosrokartono merupakan ajakan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam konsep ini, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

kutipan panji sosrokartono: "rumus dunia"

"Ing donya mung kebak kangelan, sing ora gelem kangelan aja ing donya" dan "Kula dermi nglampahi kemawon, Yen Kapareng wonten buktinipun, dumawaho dumunungo wonten ing bangsa kula. 

Yen wonten kaluhuran, inggih bangsa kula ingkang dados pamandingipun bangsa sanes" merupakan refleksi mendalam dari pemikiran Panji Sosrokartono tentang kehidupan dan perjuangan. 

"Rumus Dunia" yang disampaikan oleh Panji Sosrokartono merupakan sebuah refleksi yang mendalam tentang kehidupan dan perjuangan. Kutipan ini tidak hanya relevan pada zamannya, tetapi juga masih sangat relevan hingga saat ini. Pesan yang terkandung di dalamnya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun