Mohon tunggu...
Lyfe

Unsur Intrinstik dan Ekstrinsik Novel "Koala Kumal"

23 Februari 2018   21:55 Diperbarui: 23 Februari 2018   22:00 9723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Novel Koala Kumal adalah novel komedi karya Raditya Dika yang juga menceritakan sebagian dari kisah hidup Raditya Dika. Tulisan Raditya bisa digolongkan sebagai genre baru.  Novel yang bergenre komedi ini juga merupakan salah satu novel karya Raditya Dika yang langsung meledak popularitasnya. Novel ini bercerita tentang pengalaman patah hati dari seorang Raditya Dika dan bagaimana cara mengobatinya. Hal ini sangat terlihat dari beberapa bab yang menceritakan tentang pengalaman patah hati yang dikemas secara rapi oleh sang penulis.

Secara umumnya isi dari pada novel koala kumal banyak berceritakan tentang patah hati dan bagaimana cara mengobatinya. Hal ini tergambar jelas dari Bab demi bab yang di ceritakan dengan  begitu detail oleh Dika. Mayoritas isi dari novel ini menceritakan perjalanan cintanya yang selalu berakhir dengan kegagalan yang bisa di bilang cukup tragis. Bagaimana perjalanannya yang bisa di bilang tak mudah untuk di lalui, bagaimana cara menjadi seorang yang tegar meski di kecewakan berkali kali,  tentang rasa yang pernah ada, dan sebagainya

Contohnya dapat kita lihat dari bab "AdaJangwe di Kepalaku" bicara tentang patah hati terhadap persahabatan, bab "Lebih Seram dari Jurit Malam" bicara tentang tanpa sadar membuat orang patah hati, bab "Perempuan Tanpa Nama" bicara tentang Perempuan Tanpa Nama yang hingga kini masih membuat Dika penasaran siapa mereka, Bab Patah Hati Terhebat yang mengankat  kisah patah hati terbesar trisna , dan masih banyak kisah cinta lainnya. Jadi dapat kita simpulkan Tema dari novel ini adalah Kisah Patah hati Kita dapat mengetahuinya dengan melihat beberapa kutipan novel

"Putus cinta membuat kita jadi malas ngapa-ngapain, terutama olahraga ke gym. Gue udah gak makan sehat lagi. Berat badan gue naik lima kilogram. Kata orang, ketika sedang patah hati, kita akan makan banyak biar ngerasa gak sedih-sedih amat. Gue jadi sering makan es krim sambil nangis, ingusan, meratapi apa yang salah. Gara-gara putus cinta, sekarang gue jadi cowok cengeng yang buncit." (halaman 66)

Dari kutipan diatas terlihat jelas bahwa bagi Dika mengungkapkan rasa patah hati nya  yang mengubah pola hidup secara drastis. Bagaimana patah hati yang ia rasakan membuat hidupnya menjadi tidak beraturan, menurunkan semangatnya, dan membuatnya terlihat menyedihkan.

Tak hanya pada kutipan diatas kita juga dapat melihat betapa membekasanya Perempuan Tanpa Nama yang membuat Dika penasaran hingga saat ini. " Sama seperti mereka, gue juga seperti itu. Gue sebut perempuan yang pergi berlalu tanpa sempat bertukar nama ini sebagai 'Perempuan Tanpa Nama' karena sampai sekarang gue gak tahu nama mereka. Beberapa dari mereka sangat membekas di ingatan gue." (halaman 117)

Setelah membaca keseluruhan cerita, novel ini memiliki alur yang dapat dikatakan campuran. Contohnya saja dalam kutipan berikut ini. "Berakhirnya persahabatan gue, Bahri, dan Dodo bermula pada Ramadhan tahun 1997. Waktu itu, mereka mengajak...." (Halaman 13). Ini merupakan salah satu bukti bahwa Dika menggunakan alur mundur. Dalam kutipan tersebut terlihat jelas Dika menceritakan masa lalunya bersama teman temannya. Dalam kutipan tersebut dika menceritakan kisah masalalunya bagaimana kisah persahabatannya dengan Bahri dan Dodo bisa berakhir.

Tak hanya itu dalam bercerita tentang keadaan Trisna dimasa lalunya ketika Trisna mengenang kenangan indahnya bersama Coky ketika di SMA. Yang dapat kita lihat dalam bab yang berjudul Patah Hati Terhebat.

Dika juga menggunakan alur maju yang dapat kita lihat dari kutipan berikut ini "Sama seperti gue melihat dia sekarang. Patah hati yang gue alami akibat apa yang dulu dia lakukan membuat dia berbeda di mata gue. Gue dulu jatuh cinta pada seorang perempuan ......" (Halaman 246) terlihat melalui kutipan ini bagaimana Dika menggunakan alur maju. Kata "sekarang" semakin memperkuat bukti bahwa Dika juga menggunakan alur maju.

Dengan menggunakan bukti bukti tersebut dapat kita simpulkan bahwa Dika menggunakan alr maju mundur(campuran) dalam penuisan novelnya. Terdapat beberapa part yang berisikan khilas balik dari hidup seorang Dika. Khilas balik yang di ceritakan Dika juga berjalan maju hingga akhirnya tokoh Dika sampai pada masa sekarang ketika ia menuliskan novelnya.

Tokoh dan penokohan adalah factor penting yang harus ada dalam novel. Tokoh dan penokohan memiliki peran yang penting guna membantu pembaca dalam mengimajinasikan tokoh tokoh yang diceritakan dalam novel ini. Novel ini memiliki banyak tokoh di dalamnya. Tentunya yang paling penting adalah tokoh Dika.

Tokoh Dika dikisahkan sebagai tokoh yang memiliki karakter  pesimis, kurang percaya diri, dan mudah merelakan sesuatu. Tak hanya  itu, Dika juga dikisahkan sebagai seseorang yang romantis dan penyayang karena dia diceritakan sebagai seseorang yang mampu jatuh cinta pada orang yang tak dikenal  hanya dalam waktu beberapa menit. Hal ini terlihat jelas dalam bab Perempuan Tanpa Nama salah satunya dalam kutipan berikut "Gue mengingat kembali orang orang yang gue taksir dan gue lewatkan begitu saja dalam hidup gue....." ( halaman 133) terlihat jelas bagaimana Dika selalu melewatkan setiap kesempatannya. Dalam kutipan " gue berkata ' kayaknya gue jatuh cinta deh........' kayak artis gak?"(halaman 119 sampai halaman 120)

Sherly Sheinafia(Trisna) Sifatnya periang, cerdas juga cerdik, namun di balik itu semua ada kesedihan yang ia sembunyikan tentang patah hati terbesarnya (tertulis dalam bab Patah Hati Terbesar). Peranannya dalam novel koala kumal adalah sebagai orang yang membantu Dika untuk segera move on.

Acha Septriasa,(Andrea) : diceritakan sebagai pacar dari  Dika  yang kemudian tanpa alasan yang jelas memutuskan Dika secara sepihak.

Nino Fernandez,(James) seorang dokter yang jika di bandingkan dengan Dika sangat berbanding terbalik. Dikenal luas , berprestasi, dan memiliki segalanya yang pasti melebihi Dika

Bahri  : keras kepala, sedikit egois, pendendam dan tidak ingin mengalah. Dapat di lihat dari kutipan berikut " gue ngajak lo kesini,' Bahri sesekali menoleh ke kanas-kiri,' soalnya di kompleks ini ada  musuh gue........ kita kerjain mereka" ( terdapat dalam halaman 17 sampai 18)

Deska : tomboy, baik hati, peduli sesama, dan dikenal sebagai orang yang supel

Kinara : Seorang gadis baik dan mungkin bisa dibilang sebagai pengganti Andrea.

Wira: Merupakan pria berperawakannya cool seperti anak kuliahan pada umumnya. Dia merupakan pria yang menyukai secara diam diam Trisna tetapi pada kenyataannya Trisna kurang tanggap dengan perasaannya.( terdapat dalam Patah Hati Terhebat)

Tak hanya penokohan yang memiliki peran penting dalam membantu pembaca mengimajinasikan kejadian dalam sebuah novel. Latar juga merupakan suatu faktor pendukung dalam hal ini. Latar yang di gunakan dalam novel ini sangat banyak. Rumah orang tua Dika( ruang tamu), KFC, Hutan, Sekolah, Mall, Starbucks, Rumah Dika, Cafe, Rumah James, Rumah Sakit, Tempat Seminar dan Kampus Trisna, Lapangan, . Negara Indonesia dan juga Thailand.

Berikut beberapa kutipan yang bisa menjadi bukti bahwa Dika menggunakan berbagai macam latar tempat dalam novel ini

"Sesudah kekenyangan, kami main game Mortal Kombat di ruang tamu. Baru setelah itu kami pergi ke kamar gue di lantai dua, tidur-tiduran sambil baca komik..." (Halaman 11) kutipan ini menjadi salah satu bukti bahwa Dika juga menggunakan latar ruang tamu dalam novelnya.

"Gue melihat dia di lantai dua Kentucky Fried Chicken di daerah Jakarta Selatan. Perempuan tersebut duduk bersama ibu dan adiknya......"(Halaman 118) dari kutipan inilah kita bisa tau bahwa Dika sedang berada di KFC dan sedang memerhatikan Perempuan Tanpa Nama yang sedang duduk dan makan bersama keluarganya

"Perempuan tanpa nama terakhir gue lihat 2011, di toko Topshop Senayan City. Perempuan ini matanya sayu, wajahnya cantik alami, pipinya tirus kemerahan....." (Halaman 131) kutipan ini menjadi bukti bahwa Mall termasuk salah satu latar yang digunakan dalam novel ini. Dan masih ada banyak bukti lain yang dapat kita temukan dalam novel ini.

Tak hanya latar tempat yang terdapat dalam novel ini. Kita juga dapat melihat bebrapa latar sosial yang ada dalam novel ini misalnya saja kalangan remaja masa kini yang sering kita sebut generasi millennial. Ini terlihat jelas dari gaya Bahasa yang digunakan Dika. Kerap kali kita menjumpai Bahasa Bahasa gaul yang digunakan Dika untuk mengembangkan crerita demi cerita yang di tuliskan dalam novel ini.

" Astaga! Ya, ampun! Waduh, maaf, ya! Kirain tadi mas-mas took ini. Ya ampun, duh, jadi gak enak gue.' Si Cewek Cantik menepuk jidatnya.' Abis biasanya mas- mas toko juga suka sok-sok bilang cocok bajunya, biar kita beli bajunya, gitu gak, sih?"

 Dapat kita lihat Dika menggunakan kata "lo" dan "gue" dalam menulis cerita di novelnya. Kata ini kerap kali digunakan oleh kalangan remaja masa kini. Jadi dapat kita simpulkan bahwa latar sosial yang digunakan Dika adalah kalangan remaja.

Dalam novel ini terdapat berbagai kelucuan kelucuan yang dialami tokoh tokoh dalam cerita ini. Tokoh Dika juga dikenal sebagai seorang yang lucu dan memiliki selera humor tinggi. Dalam hal ini tokoh Dika memiliki kemiripan dengan sang penulis asli yang notabenenya adalah seorang komedian ternama di Indonesia.

Tak hanya itu tokoh Dika di kisahkan mencari inspirasi dalam pembuatan dan penerbitan film Kambing Jantan. Tokoh Dika juga di ceritakan memasukkan beberapa adegan konyol yang terjadi dalam hidupnya pada film Kambing Jantan. Yang pada kenyataannya sang penulis Raditya Dika juga merilis film Kambing Jantan. Terdapat beberapa adegan konyol yang sama persis dan memang sengaja dimasukan oleh Raditya Dika sendiri.

Dalam novel ini terdapat kata kata seperti lo gue yang di gunakan Dika dalam berbicara dengan teman temannya. Raditya Dika yang berasal dari Jakarta tentunya menggunakan kata lo gue dalam kehidupan sehari harinya. Merupakan salah satu faktor mengapa Raditya Dika juga menggunakan kata lo gue dalam novelnya.

BIOGRAFI PENULIS

Raditya Dika yang akrab dipanggil Dika adalah salah satu penulis muda berbakat di Indonesia. Banyak karyanya yang diangkat menjadi film dan berhasil menjadi film terlaris di masanya. Tak hanya seorang penulis berbakat Dika juga dikenal sebagai seorang comedian yang memiliki banyak pengemar setia. Tepat pada tanggal 17 Januari  2015 Raditya Dika merilis novel ketujuhnya yang berjudul Koala Kumal.


Tulisan Raditya bisa digolongkan sebagai genre baru. Kala ia merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diari pribadi (personal essay). Ia memiliki ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan penulis lainnya, yaitu pada setiap judul karya tulisan yang dibuatnya selalu mengangkat nama-nama hewan salah satunya adalah "Koala Kumal".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun