Luar biasa gerak cepat staf kepresidenan dalam menjabarkan perintah Pak Jokowi.  Hanya dalam waktu kurang 2 minggu janji Presiden mengikut sertakan kompasianer pada kunjungan kerja (kunker) ter realisasi.  Saya tertarik dengan ungkapan sobat kompasianer Hilman Fajrian yang melihat keputusan cepat Presiden dalam menerima aspirasi warga telah menembus sekat sekat birokrasi. Keputusan fenomenal  ini menunjukkan bahwa Presiden memang memerlukan second opinion dari citizen jurnalis terkait pemberitaan blusukan Istana.
Ya keberangkatan Mas Isjet dan Bang Gapey Sandi di akhir tahun 2015 ke Kupang sebagai awal kontribusi kompasianer dalam pemberitaan dari sisi humaniora. sebelum-terbang-ke-kupang-kunkerpresiden-1_ Kepercayaan ini selain merupakan Peluang tetapi juga menjadi Tantangan. Betapa tidak peluang emas yang diberikan Istana bukan satu anugerah untuk sekedar jalan jalan dengan pesawat kepresidenan namun dibalik itu kompasiner tertantang untuk membuktikan diri bahwa kita pantas untuk menempati posisi terhormat tersebut.
Kompasianer dalam kapasitas sebagai citizen jurnalis atau pewarta warga selaiknya bebas dari kepentingan apapun.  Citizen jurnalist sepenuhnya memberitakan satu kegiatan atau peristiwa secara objektif tanpa di tambah tambahi dengan opini yang bersangkutan. Disinilah mungkin terletak perbedaan  tegas antara kompasianer dengan wartawan media mainstream yang memberitakan berdasarkan visi dan misi corporate sponsor.
Keberhasilan Mas Isjet dan Bang Gapey bertugas ke Kupang  akan melanggengkan keikutsertaan  2 kompasianer pada setiap Kunker Presiden .  Saya percaya kredibilitas dua sobat kita ini karena mereka memang telah terbukti dalam rekam jejak menulis reportase yang ajeg dan paripurna. Inilah langkah awal sumbangan berarti kompasianer dalam memberikan warna khusus dalam sistem komunikasi dan informasi di sosial media.
Berangkat dari pemikiran Kepiawaian Presiden Jokowi melihat peran positif citizen jurnalist maka timbul ide kenapa tidak dalam semua bidang pembangunan, Istana melakukan hal yang sama. Â Maksud saya ke ikut serta an masyarakat dalam pembangunan memang perlu di galakkan dengan cara merangkul mereka berupa pemberian peluang seperti yang diterima kompasianer.
Sebagai contoh, kenapa tidak Profesi Guru di berdayakan dengan memberikan peluang kepada mereka agar menggalakkan Gerakan Pramuka. Artinya Presiden pada  hari tertentu mengenakan Seragam Pramuka dan bersama Para Guru melakukan jambore skala daerah.  Inilah kegiatan nyata dari Revolusi Mental yang fokus di tujukan kepada generasi muda dimana guru yang tersebar sampai  di pelosok tanah air kembali kepada jati dirinya.
Saya yakin Staf Ahli Khusus Kepresidenan Bapak Sukardi Rinakit yang mendiskusikan usulan kompasianer ikutan blusukan mempunyai ide briliyant terkait pemberdayaan warga langsung dari Istana. Istana Negara saat ini telah menjadi Istana Rakyat.  Melalui program jamuan makan siang Pak Jokowi merupaya merangkul setiap lapisan masyarakat  agar mendapat penjelasan langsung bagaimana situasi  dan kondisi dalam negri saat ini.  Presiden menebarkan rasa optimis kepada setiap komunitas bahwa dalam kapasitas apapun warga bisa berkontribusi pada Pembangunan Nasional dalam rangka mengejar ketertinggalan.
Sekali lagi mari kita kompasianer memberikan yang terbaik untuk negeri ini melalui tulisan tulisan bernas.  Insha Allah  peluang mendapat kesempatan mendampingi Presiden Jokowi blusukan ke seantero nusantara berada dalam porsi yang sama.  jokowi-tak-pernah-ingkar-janji_ Tentu saja keinginan itu akan terwujud selama kita tetap aktif posting tulisan yang ber dimensi motivasi di media yang kita cintai dan kita banggakan.
Salamsalaman
TD
Â