Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

[Kompasianer] Capaian 2015 dan Harapan 2016

31 Desember 2015   07:59 Diperbarui: 31 Desember 2015   09:20 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

365 hari akan segera lewat, hanya minus 18 jam dari saat tulisan ini di ketik.  Berbagai peristiwa dialami anak manusia sepanjang tahun 2015. Banyak moment moment indah dan terdapat pula peristiwa duka.  Semua silih berganti seperti sitar harmoni kehidupan. Pada awalnya semua menjadi rahasia kehidupan [seperti yang tertulis di kitab lauh mahfuzd] namun akhirnya  hari demi hari rahasia itu terbuka seiiring dengan  pergantian waktu dari detik kemenit, ke hari, minggu sampai ke hitungan tahun.

Satu hal yang patut di syukuri atas segala nikmat karunia Tuhan Yang Maha Kuasa itu adalah masih tertanamnya Iman dan Taqwa di masing diri anak manusia.  Karunia terbesar inilah yang menyebabkan kita masih bisa survive ditengah gelombang kehidupan. Tuhan Yang Maha Esa selalu membimbing umat ke jalan yang di redhoi.  Bisa dibayangkan apabila Iman dan Taqwa itu tercabut  dari dada maka keseimbangan akan tergocang. Bisa jadi  ketika menerima kesenangan manusia ber euphoria dan ketika ditimpa musibah mereka berburuk sangka.

Dibalik itu semua,  nikmat kesehatan raga merupakan manisfestasi dari kebugaran nan terlatih sehingga bisa beraktifitas memberikan yang terbaik untuk negeri. Nikmat sehat  inilah yang terkadang terlupakan dan baru dirasakan hilang ketika anatomi dan fisiologi tubuh protes karena  dipaksa menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan kaedah hidup sehat. Kesehatan bukan segalanya namun tanpam kesehatan semuanya menjadi tidak berarti. 

Refleksi 2015

Nah apa capaian 2015. Dalam urusan negara biarlah para pakar yang berbicara baik soal politik, ekonomi dan hankam maupun soal ketatanegaraan. Sebagai warga negara khususnya dalam kapasitas penulis di kompasiana maka segala sesuatu yang bersinggungan dengan profesi inilah yang akan di utarakan disini. Pertama tentu terkait produktivitas posting.  Alhamdulillah sepanjang tahun 2015 konsistensi menulis bisa dipertahankan seperti tahun tahun sebelumnya.  Walaupun tidak mampu mencapai target one day one posting namun paling tidak rata rata pencapaian posting di atas 23 tulisan per bulan. Ya minimal produktivitas menulis seperti orang kantoran disesuaikan dengan hari kerja dimana sabtu dan minggu libur.

Silaturahim antar sobat kompasianer cukup memadai dengan menghadiri beberapa kopdar walaupun intensitasnya tidak begitu membanggakan. Puncak dari kopdar itu terjadi ketika pesta akbar kompasinival 2015  yaitu dengan memaksa diri hadir 2 hari untuk menyapa sobat kompasianer dari seluruh penjuru dunia. Coba saja kompasianival dilaksanakan 1 hari saja mungkin lebih banyak sobat yang bisa ditemui dengan salamsalaman. 

Satu hal yang gagal diwujudkan adalah menerbitkan buku.  Tahun 2015 tidak ada satu bukupun yang di launching padahal bahan baku sudah sedemikian banyak  tersedia. Perasaan menyesal ini semakin menyesak ketika menghadiri launching buku beberapa sobat kompasianer. Jumlah 7 buku tidak bertambah, perpustakaan keluarga Kasidah di Tempino Jambi nampaknya menagih janji, dimana buku baru, dimana buku baru kenapa buku orang lain yang dikau kirimkan.

Capaian atau paling tepat di sebut sebagai anugerah Illahi di tahun  2015  mendapat undangan  jamuan makan siang di istana. Seperti juga sobat yang mendapat kesempatan menjejakkan kaki di kantor dan kediaman Presiden Republik Indonesia maka saya merasakan inilah capaian speektakuler yang tidak di prediksi bahkan tidak pernah dibayangkan sama sekali.  Tanpa mengurangi rasa hormat kepada sobat yang belum mendapat giliran, saya berkesempatan menyampaikan aspirasi kepada Pak Jokowi terkait keinginan  citizen jurnalist ikutan dalam blusukan. kompasianer-minta-1-presiden-jokowi-kasih-2

Alhamdulillah Presiden tanggap kemudian segera menerima saran tersebut. Janji Presiden  telah ditunaikan ketika Admin Kompasiana Isjet dan Gapey Sandi berada dalam rombongan Kunjungan Kerja Pemerintah ke Propinsi Nusa Tenggara Timur.   Inilah capaian di akhir tahun yang diharapkan bermanfaat bagi kompasianer dalam rangka memberikan kontribusi pemberitaan objektif di tingkat nasional. kompasianer-ikut-kunker-presiden-merupakan-peluang-dan-tantangan

Resolusi 2016

Harapan di tahun 2016 tentu tidak muluk muluk sesuai dengan situasi dan kondisi diri.  Pertama di beri karunia ketetapan Iman dan Taqwa serta di anugerahi kesehatan prima sesuai umur.  Atas nikmat itu semua maka kontribusi dalam dunia literasi diharapkan lebih "nendang" dalam artian bukan sekedar biasa biasa saja.  Paling tidak produktivitas menulis tidak kurang dari tahun tahun lalu , inspirasi terus mengalir dalam menngeluti kehidupan. Dalam kapasitas sebagai Kepala Rumah Tangga, Pengurus Masjid, Dosen dan warga negara serta aktivitas komunitas baik olahraga serta komunitas lainnya dilantunkan doa semoga dalam semua kegiatan itu kontribusi bisa lebih bermanfaat bagi sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun