Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dijewer Ustazd

25 Januari 2023   19:19 Diperbarui: 25 Januari 2023   19:20 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tuan Guru mengajar cara membaca Al Qur'an.  Mendidik kami sepenuh hati dengan penuh kasih sayang.  Disiplin adalah pokok perbuatan melakukan kebajikan,  Usaha dan berdoa. Istiqomah itulah nilai sejati kedisiplinan.  Biar sedikit namun terus menerus

Tuang Guru Ulama di kampong Tempuno  sangat disegani dan dihormati

Sejak menerima  hukuman rotan, Aku berubah.  Tidak akan berdusta lagi.  berjanji akan menerapkan nilai nilai kejujuran.  Mandi di kolam Pak Kasim bisa dilakukan ketika do hari libur.  Tidak akan pernah meninggalkan jadwal mengaji.

Bapak dan Mamak heran melihat perbuatan anaknya. Demikian pula dengan saudara sekandung Uda dan Uni dan Adik ku M. Yahya Bin Dahlan. Mengaji si kampong saat itu menggunakan kitab turutan.  belum ada sistem Iqro. Terbata bata, InshaAllah lambat laun lancar..

Bapakku seorang ulama,  Beliau menyuruh kami mengaji ke Tuan Guru.  Bapak ku mengajarkan peri kehidupan melalui contoh tauladan bersikap sopan santun dalam pergaulan.  Berbagi atau sedekah adalah  anjuran Bapak kepada kami putra putri nya.

Amanah Bapakku Almarhum Haji Raden Dahlan bin Affan asal Seblat Bengkulu :

"Sertai setiap sedekah niatk ikhlas sem,ata mengharap redha Allah SWT. Tidak usah menunggu kaya raya, sedekahlah dalam kondisi apapun"

Anda tentu acap menyaksikan pengajian di Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Maram Makkah Mukaromah.  Ketika menunaikan Ibadah Haji 1994, 1998, 2003 dan Umroh 2017 dan 2022 awak menyaksikan  hukuman rotan. Aneh bin ajaib ternyata sebilah rotan itu dijual di toko toko bersamaan dengan sajadah dan kurma.

Disela sela antara 2 shalat wajib kita menyaksikan ada pengajian.  Dipimpin oleh ulama berserifikasi Hafidz. Santri mengelilingi sang Tuan Guru.  Mereka menyetorkan hafalan al Qur'an.   Subhanallah Tuan Guru itu disamping tempat duduknya ada sebilah rotan.

Inilah sunatullah memberi hukuman kepada santri yang belum bisa menyetorkan hafalan dengan baik dan benar.

Ya benar sekali  pukulan hukuman rotan dikaki sangat membekas. Artinya santri akan lebih fokus belajar mengaji.  Tentu mereka akan berusaha membaca tajwid Al Qur'an sesuai dengan diajarkan Tuan Guru. Sejatinya hukuman rotan adalah keniscayaan dengan catatan tujuannya untuk efek jera. dan santri  semakin disiplin.

Alhamdulillah perubahan akibat didera rotan itu sangat mempengaruhi perjalanan  hidup.

 

  • Salamsalaman 250123
  • TD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun