Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tjerito Boedak Tempino: Tidak Punya Sepatu

24 Januari 2023   08:11 Diperbarui: 24 Januari 2023   08:22 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehari sebelum mengikuti ujian SR awak tuturkan dengan sedikit berbisik karena takut dimarahi  emak.

" ohhoooiii baa jo angku guru waang, mano ado sipatu angkau"

Mak marah, awak diam saja.  Mak sebenarnya sedih bukan marah benaran, cik gu yang beliau salahkan. Padahal memang demikianlah,  sepatu harus dipakai murid sebagai penghormatan kepada institusi sekolah.

"pakai sipatu uda mu"

Emak akhirnya menyorongkan sepatu kakakku Syahrir  belajar di Sekolah Tehnik (ST) Jambi.    Awak diam saja menurut, patuh dan taat tidak membantah. Sebenarnya awak ingin sekali dibelikan sepatu "bata " baru. Tapi biarlah, pinjam punya Uda walaupun sepatu nya kebesaran.  Mak tak habis akal, seperti Wanita Minang  banyak akalnya,.  Mak memasukkan carik (sejenis kain gombal ) di ujung dalam sepatu.

" Nah pakai sepatu iko, lai sasuai kan ?"

Awak bawa berjalan sepatu si uda, kebesaran, lobok istilah kampong kami.  Tetapi bisalah dipakai berjalan yang penting jangan dibuat berlari, bisa lepas melayang si sepatu.

Kami murid kelas 6 tiga minggu  sebelum tiba ujian akhir SR.  Pak Guru menyuruh kami sekolah sore.  Tambahan pelajaran atau mengulang ulang katanya agar kalian lulus semua.

Ya zaman itu belum ada kursus tambahan seperti zaman ini.   Kami sekolah pagi tetap, kemudian pukul 16.00 pergi lagi ke kelas.  Bapak Kepala Sekolah langsung  memberi les tambahan.  Bentuk les itu menjawab pertanyaan pelajaran ilmu bumi dan mengerjakan soal soal berhitung.

Banyak kawan yang bersungut, waktu bermain kita berkurang katanya, seharusnya kita berenang  di kolam Pak Kasim,.  Tetapi apa boleh buat  Pak Guru bertingkah pakai sekolah sore segala.

Sejujurnya awak merasakan risau menghadapi ujian sekolah rakyat. Mak terkadang memarahi awak ketika malam malam berteriak teriak keras seperti dikejar harimau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun