Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Besar Buku

21 Januari 2023   07:10 Diperbarui: 21 Januari 2023   07:24 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muara tulisan adalah buku.  Selanjutnya muara dari buku buku itu adalah rumah besar.  Izinkan awak menggunakan kosa kata Rumah Besar untuk Perpustakaan Nasional. Rumah ini sungguh sungguh sangat besar sodaraku. Penguatan kata sungguh sungguh dan sangat menyiratkan betapa banyak (ratusan juta buku)  berkumpul disana.

Perpustakaan dimanapun berada memiliki fungsi sentral mencerdaskan kehidupan bangsa.  Kesinilah setiap orang datang berkunjung untuk bertanya pun membaca.  Mencari referensi, mencari informasi dan mendapatkan konformasi terkait pendalaman suatu ilmu pengetahuan.

Pada saatnya ada  cucunda Azka, Abidzar dan Alzam mengetahui siapakah nama Datuknya bernama Haji Thamrin Dahlan.  Kemana lagi dia akan pergi kalau tidak ke Perpustakaan. Bisa jadi dia berpikir setelah mencari atau search nama Datuknya di google.com ditemukan puluhan buku buku tersimpan (wasiat bin warisan) rapi dan abadi di Perpustakaan Nasional.

Sobat, sesungguhnya pekerjaan peradaban itu ialah menulis dan guru. Boleh jadi Beliau seorang Dokter, Polisi, Pedagang, Pejabat atau apapun profesinya ketika dia menyempatkan menulis.  Kemudian di kumpulkan tulisan itu dalam beberapa buku maka maka apa yang terjadi?


dokpri
dokpri

Pengarang YPTD di Perpustakaan Nasional Salemba Jakarta Pusat ,(foto dok Nur Terbit)

Dipastikan terjadi keabadian yang akan menyertai sosok diri nya sampai alam fana ini berakhir.  Sesungguhnya ketika seseorang wafat maka namanya tertulis di batu nisan.  Selesai. Berbeda keberadaan seorang Penulis, namanya abadi di buku dan buku itu ada di rumah besar Perpustakaan Nasional.

Mind set Rumah Besar dan Keabadian inilah  menjadikan semangat Yayassan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) membantu teman teman menerbitkan buku ber ISBN tanpa biaya.  19 Agustus 2021 merupakan hari bersejarah ketika YPTD mencanangkan program ikut berperan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas Literasi Indonesia
 
Alhamdulillah Rabu, 18 Januari 2023 YPTD bersama Bang Ajinatha, Bang Nur Terbit berserta Putri , Syed Taufik Uiek, Om Jay, Mbak Nani Kusmiayati, Mbak Muthiah Alhasany, Sukma Tom, Daeng, An Nisa, Windu, Bang Isson Khaerul, Galaxy, Madame Heddy, Bang Raiders dan  Pak Erwan  untuk kesekian  menyerahkan 13 Judul buku ke Perpustakaan Nasional. Kewajiban dan tanggung jawab moral Penerbit sesuai Undang Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.

Ibu Tata  Kurniawati Kepala Bidang Deposite Perpustakaan Nasional memberikan apresiasi kepada Penerbit yang taat azas.  Menurut Beliau kriteia taat azas itu meliputi Penerbit menyerahkan 2 expl setiap  judul buku yang diterbitkan.  Selain itu tepat waktu setelah maksimal 3 bulan buku terbit dan yang terakhir jumlah buku sesuai dengan yang diterbitkan berdasarkan jumlah ISBN.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun