- Apa makna gadis dipingit
- Bersebab sabtu akan menikah
- Tidak berguna ilmu selangit
- Bila perilaku terkesan pongah
Menulis adalah ketrampilan anugerah illahi. Tidak semua orang bisa menulis, tentunya menulis disini bukan menulis dalam bentuk mencatat pelajaran, atau menanda tangani kwitansi atau juga menulis di papan tulis. Menulis yang awak defenisikan disini adalah menulis suatu opini, reportase atau fiksi.
Menulis menjadi tanggung jawab pribadi ketika tulisan itu di publish di media sosial . Apabila kita hanya menulis di buku harian, maka tidak masalah mau curhat habis habisan, namun ketika tulisan di posting kemudian dibaca khalayak dan kemudian mendapat tanggapan, maka disanalah ditemukan RUH menulis.
Secara pribadi awak menulis di sosial media barulah 11 tahun. Banyak pelajaran berharga didapat di sosial media walaupun tulisan itu singkat seperti di Facebook atau tulisan yang cukup berparagraf di kompasiana. Berdasarkan pengalaman apakah itu tanggapan positif atau pengalaman buruk ketika menayangkan tulisan, akhirnya awak mencoba memposisikan diri sebagai penulis kawan, penulis saran dan penulis sehat.
Ada kenyamanan ditemukan setelah membungkus setiap tulisan yang akan di posting ke sosial media dengan cara meneliti kembali setiap tulisan sebelum di publish. Check and recheck apakah tulisan tersebut sudah sesuai dengan niat penulis. Artinya luruskan niat dan bunuh ego.
Benar sekali ego itu berteman dengan kesombongan yang pada akhirnya mencampakkan diri. Berupaya untuk tidak menyinggung pribadi seseorang atau institusi dengan menggunakan kata OKNUM. Berupaya memberikan saran di setiap akhir tulisan, dalam arti menulis itu ada manfaatnya bagi diri sendiri dan mudah mudahan berguna pula bagi para pembaca.
Dalam menulis seringkali kita tidak terhindar dari keberpihakan namun jangan kuatir keberpihakan adalah suatu keniscayaan. Suatu hal yang patut dipastikan hendaknya keberpihakan itu mengacu kepada public interest. Keberpihakan kepada sesuatu kebenaran menyangkut kepentingan publik adalah dalam rangka memperkuat komunitas selama masih berada di jalan yang benar.
Kepentingan publik apabila di kerjakan bersama dengan semata niat untuk kemaslahatan umat kenapa tidak bergabung. Dengan menulis banyak ide yang disampaikan, banyak inspirasi yang didaratkan dan banyak dukungan yang bisa diberikan untuk kebaikan sesama
Jadi kenapa sebelum menekan tombol publish, kita tidak membaca sekali (atau 2 x) lagi tulisan itu. Apakah karya tulis itu sudah sesuai dengan niat dalam arti luruskan niat sesuai dengan motto sharing n connecting. Apakah masih ada ego berlebihan tercantum disana. Apakah ada tulisan yang patut diduga menohok atau menyinggung perasaan orang lain. Apabila semua its oke tidak ada masalah lagi, tulisan sudah "bersih " silahkan tekan tombol publish. Insya Allah tulisan anda akan memberikan kenyamanan kepada orang lain dan tentu untuk diri sendiri.
Yes tulisan adalah representative diri pribadi si penulis. Branch akan terbentuk setelah kita menayangkan beberapa tulisan. Pembaca akan me label i penulis, artinya si penulis akan mendapatkan gelar Penggita Literasi yang pantas di sematkan sesuai dengan kualitas dan kuantitas tulisannya.
Selamat menulis, menulislah terus seperti meng konsumsi vitamin 1 x 1, paling tidak bagi penulis gaek 69 Tahun seperti awak, menulis diyakini bisa memperlambat datangnya penyakit tua alias pikun.
Salam Literasi
PenasehatpenakawanpenasaraN
Behape, 8 April 2021
YPTD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H