Sering juga terjadi hal hal seperti ini. Â Satu lagi kepikunan terkait rencana yang terlintas diakal pikiran. Â Tiba tiba sekali lagi dalam hitungan detik ide atau pekerjaan yang akan dilakukan hilang secara ghaib. Apakah sobat lansia merasakan hal seperti ini kah ?
Sebenarnya awak sudah memiliki obat adequat untuk melawan kepikunan tarutama terkait daya ingat. Â Lupa, itu wajib dilawan dengan cara ampuh yaitu eksekusi. Â Awak menamakan eksekusi yaitu ketika teringat akan melakukan sesuatu, maka segera eksekusi, jangan tunggu, kerjakan secepatnya.
Kalau tidak langsung di eksekusi, susah sekali, Â memboster daya ingat dengan satu pertanyaan.
"apa ya tadi yang akan awak lakukan ?"
Obat mujarab ini sebenarnya cukup ampuh. Â Terkadang berhasil terkadang tidak, Â Namun bersyukur alah bisa karena terbiasa, Lebih banyak berhasilnya. Bisa jadi inilah satu anugrah Illahi Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang agar para lansia tahu diri, maka banyaklah mengaji.
Awak  teringat Ibunda tercinta Almarhumah Hj Kamsiah binti Sutan Mahmud. Pada usia 90 tahun Mamak demikian kami anak cucu memanggilnya masih bisa mengenali seluruh wajah apalagi nama anak dan cucunya. Luar biasa.  Ternyata tidak Ibunda tidak terlanda penyakit tua bernama pikun itu.
Rahasianya hanya satu. Â Mengaji. Â Mamak embaca Ayat ayat suci Alqur'an setiap saat. Secara ilmiah memory permanent Ibunda Tercinta selalu di up grade. Â Refresh, bersih tidak ada pikiran masa lalu mengganggu daya ingat Mamak. Alhamdulillah pembelajaran mempertajam dan mempertahankan daya ingat itu intinya adalah Literasi.
Literasi dimaknai sebagai 2 kegiatan tak terpisahkan. Â Membaca dan Menulis. Alhamdulillah awak merasakan upaya memperlambat tibanya kepikunan stadium 3 dengan menokohkan diri sebagai Penggiat Literasi. Â Inilah panggilan atau sebutan baru Thamrin Dahlan.
Tentu ada sebab musabab mengapa awak memilih sebutan Penggiat Literasi. Kamis, 25 Maret 2021 Mbak Dewi Savitri mengundang untuk menjadi Nara Sumber pada webinar Ngaji Online Alumni Kajian Timur Tengah Psikologi Islam Universitas Indonesia.
Tentu saja erasa tersanjung, Â siap laksanakan ibarat seorang prajurit mendapat perintah komandan.
"Pak Thamrin mau disebut sebagai apa?"