Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

In Memoriam "Ulama Langit" KH Taufiq Ismail (107 Tahun)

22 Agustus 2020   15:35 Diperbarui: 23 Agustus 2020   06:25 1593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ulama Langit KH Taufiq Ismail Wafat Usia 107 tahun

dok keluarga

Ulama langit itu telah kembali ke langit.  Kita ditinggalkan dalam perasaan duka nan sangat mendalam. Betapa tidak Ulama nan tiada terkenal dunia, namun Beliau Almarhun KH Taufiq Ismail lebih dikenal Para Malaikat.

Langka dan sangat langka.  Dimana lagi kita bisa bersua di muka bumi ini seorang anak manusia nan berusia sampai 107 tahun namun tidak pikun. Tetap menegakkan shalat dan puasa serta  ibadah sunnah lainnya. Mengaji setiap saat,  khatam Kitab Suci Al Qur'an setiap 3 hari.  Allah Akbar.   Pancaindranya masih sempurna.  mata, telinga dan berbicara laiknya seorang warga  masih sehat walafiat.

Ingatan Tuan Haji (demikian awak menyapanya) sungguh sangat kuat.  10 hari sebelum Beliau wafat awak bertakziah di kediamannya di jalan Sutan Agung Jakarta. Dalam beberapa bulan ini kondisi fisik mulai menurun.  Namun daya ingat luar biasa, masih mengenali siapa saja yang ber takziah.

 

langit8-5f40bdaf097f36732a16c2a2.jpg
langit8-5f40bdaf097f36732a16c2a2.jpg
Ketika putri Tuan Haji :  Upik Varia menyapa, 

"Apak, siapo ko nan datang?"

" Haji Shidieq"

Allah Akbar, jawaban itu spontan. Awak terharu sungguh satu penghormatan luar biasa ketika nama kita disebut Ulama langit.  Artinya nama Haji Shidieq terrekam abadi di memory permanent KH Taufiq Islmail. 

Sebenarnya Beliau sebut juga nama Thamrin Dahlan, namun dalam pergaulan sehari hari lebih acap menyebut Haji Shidieq.  Kisah nyatanya begini. Ketika kami ditakdirkan bersama menunaikan Ibadah Haji tahun 1994 terjadilah  satu peristiwa perjalanan rohani yang tidak akan pernah terlupakan.

Satu keajaiban yang mungkin sulit diterima akal sehat. Awak ketika itu bertugas sebagai Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).  Berangkat pada gelombang haji pertama. Ke Madinah dulu baru ke Mekkah.  Sedang Tuan Palengah (itulah nama asli beliau) berangkat gelombang ke dua sesuai jadwal ke Mekkah terlebih dahulu baru zaiarah Ke Madinah.

langit3-5f40b9d8097f3653ae675a82.jpg
langit3-5f40b9d8097f3653ae675a82.jpg
dok keluarga

Putri Beliau berpesan ketika akan berangkat haji

" Amak, temui Apak di Mekkah " (amak = paman)

Entah bagaimana Upik Farida dan Upik Varia dan Upik Yus tak pula menyebut dimana Ayahnya menginap.  Atau klompok terbang (Kloter) / Maktab. Ketika tiba di Tanah Suci Makkah ditengah kesibukan melayani jamaah  barulah awak teringat pesan anak kemenekan.  Bagaimana pula mencari saudara sepupu di antara 2.500.000 jamaah haji. Tak mungkin masuk dari satu maktab ke-maktab lain, atau menunggu di sekian banyak pintu masuk  Masjidil Haram.

Satu satunya cara ialah berdoa.  Hanya atas seizin dan kuasa Allah SWT kami bisa dipertemukan walaupun dalam hati timbul perasaan mustahil. Berkah kekuatan doa Tuan Palengah sang Ulama Langit, akhirnya ketika awak iktikaf, dzikir didepan Ka'bah tiba seperti ada yang memberi tahu. 

Awak yang tadinya menunduk,  mendongak.  Diantara sedemikian banyak jamaah tawaf terlihat 2 orang seperti sosok yang awak cari. Berjalan dipelatran Ka' bah.  Sesegera mungkin di kejar, melampui jemaah haji lain yang berada dibarisan depan.  Subhanallah.  Beliaulah Tuan Palengah dan seorang teman.. 

Inilah mukzizat, kami dipertemukan dtenmpat suci. Doa Tuan Palengah  dikabulkan Allah SWT. Apabila dihitung secara statistik (probabilitas) maka kemungkinan periastiwa ini  bisa terjadi sangat kecil sekali. Allah Akbar Subhanallah Alhamduklillah Allah Akbar.

Kisah lengkap berjumpa di depan ka'bah bisa dibaca disini https://www.kompasiana.com/thamrindahlan/keajaiban-ketika-dipertemukan-di-pelataran-kabah_555314d6b67e615f0a1309c6

langit6-5f40baa7097f36282c3092a2.jpg
langit6-5f40baa7097f36282c3092a2.jpg
dok keluarga

Sebagai kenangan dan catatan sejarah perjumpaan ajaib di Ka'bah  kami berikrar menambah nama. Tuan Palengah mendapat nama Haji Taufiq Ismail sedangkan awak mendapat nama Haji Shidieq.  Oleh karena itu lah awak memliki hubungan emosional yang sangat kuat dengan Almarhum. 

Bahkan jauh jauh sebelum berangkat haji Tuan Palengah acap menginap dirumah kami di Pasar Rebo kemudian selanjutnya Beliau kerumah kemenakan Muslim di Pasar Cijantung. Ulama Langit termasuk ahli silaturahim.  Merekatkan nan terserak, bersikeras mengunjungi sanak famili dalam usia 80 tahun.  Dari kedimanan di kawasan gembira manggarai, Tuan Palengah berjalan kaki ke Bendungan Hilir.  Bersilaturahmi ke  sanak saudara sekampong Haji Bustamam Pemilik Rumah Makan Sederhana.

Ulama langit itu kini tidak menapak lagi di muka bumi.  Kita kehilangan pasak bumi.  Paku besar (Pasak bumi) seperti jua gunung gunung yang  di ciptakan Allah SWT untuk menguatkan bumi agar tahan terhadap gunjangan gempa atau gerakan perut bumi.  Ulama sekelas  KH Taufiq Ismail adalah kekasih Allah.  Bersebab keberadaan Beliaulah bumi ini khususnya kota Jakarta, Indonesia bahkan seluruh alam tertunda atau tertahan dari musibah besar.

Kemana lagi kita mencari pasak bumi.  Ulama ulama sufi yany kaffah semata beribadah ke pada Allah SWT.  Sampai usia 107 tahun tetap beribadah melafalkan ayat ayat suci Al Qur'an dan Shalat Tahajud merupakan satu kekuatan menahan bencana. Entah bagaimana kini, mudah mudahan masih ada sosok Ulama Ulama langit lain yang menjaga ketentraman dan kedamaian negri ini.

langit7-5f40b954d541df1471559c44.jpg
langit7-5f40b954d541df1471559c44.jpg
dok keluarga

Tuan Palengah lahir tahun 1913 di Lubuk Jantan Lintau Buo Batusangkar Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.  Pendidikan umum dan agama cukup tinggi pada masa itu,  tetapi beliau tidak ingin bekerja di pemerintahan (terima gaji).  Bahkan ketika ada tawaran kerja dari Perusahaan Minyak Asing Stanvac Lirik Riau Beliau menolak.  3 adik kandungnya dari 11 saudara bekerja di Stanvac.

Tuan lebih memilih menjadi guru mengaji dan bertani. Bersebab pekerjaan halal ke 8 putra putrinya menpak kehidupan baik dan sejahtera. Pada usia 80 ketika menunaikan Ibadah haji pindah dan menetap di Jakarta. Bergantian dirumah Upik Ida Farida di Pondok Kelapa dan di Rumah Upik Varia di Jl Sutan Agung.

Alhamdulillah di 2 tempat itu ada Masjid berdekatan rumah. Majid Taufiq adalah wakaf dari keluarga Besar Haji Sofian (Alm) suami Upik Varia. Dikediaman inilah Beliau pada hari Jum'at 21 Agustus 202o  bersama 2 Muharram 1442 hijriah berkata kepada istrinya akan berangkat ke langit.  

Allah Akbar,  setelah menunaikan Shalat Dhuha tepat pukul 09.00 Innalillahi wainnaiilaihi rojiun Ulama Langit  dalam keadaan sadar sesadarnya mengucapkan lafal La illah Hailallah menghembuskan nafas terakhir di kelilingi putri dan anak cucu. Kami ikhlas Datuk terdengar isyak tangis keluarga. 

Sesuai Amanah setelah shalat Jumat, diikuti jamaah shalat jenazah di Masjid At Taufiq. Setelah itu wasiat Beliau agar di bawa ke kediaman Putri Hj. Ida Farida  di Pondok Kelapa.  Bada Shalat Asar shalat jenazah di Masjid Al Amin diimani Ustazd yang sebelumnya pernah diminta Almarhum untuk mempinpin shalat jenazah.

Peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kelapa bersanding kembali dengan Almarhumah  Syarifah isteri beliau.  Awak diminta mewakili keluarga untuk meyampaikan ungkapan terima kasih kepada seluruh pelayat mulai dari prosesi memandikan, menkafankan, menshalatkan dan mengantarkan ke pemakaman.  

Kemudian dari itu mohon dimaafkan atas segala dosa dan kekhilafan dan juga terkait hutang piutang agar disampaikan kepada keluarga. Mohon doa agar Almarhum husnul khatimah.  Tampak Uda Bustaman pemilik Rumah Makan Sederhana (SA) diantar para pelayat.  Orang baik, Khair, khair Khair diantarkan sedemikian ramai sanak saudara dan handai tolan.

Berikut awak sampaikan beberapa testimoni dari Cucu dan Murid Alhamrhum

Testimoni

Innalillahi wainnailahi roojiuun, Selamat jalan datuk kami yg tercinta , dihari yg sangat mulia ini Allah memanggil mu, yg datuk pun sudah sangat rindu berjumpa dengan Nya.

Selamat jalan datuk, kepergianmu membuat kami tesentak, kami kehilangan sosok yg sangat agung, contoh yg kau berikan pada kami sampai akhir hayat mu akan kami kenang, nasehatmu juga akan km ingat. Daruk....in syaa Allah malaikat2 Allah dilangit sudah sangat rindu padamu.

Dihari yg mulia engkau menjumpai Rabbmu, sungguh mulia org yg meninggal dihari Jum'at. Semoga Allah terima semua amal datuk dan ditempatkan datuk bersama org2 yang ber iman di syurga Firdau...aamiin ya Allah.

Allahummafirlahum warhamhum waafihi wskfuanhum.

Datuk berpulang di usia 107 tahun (cucu  Elvi Astuti)

 

Innalillahi wainailaihi rojiun... Telah berpulang ke ramhatullah... Kakek kami, Datuk kami, ayah kami, orang tua kami di usia nya yg 107 TH, mohon maaf utk smua handaitaulan dan sodara sekalian kalo Atuk kami ada salah2 kata atau ucapan dalam lisan sehari-hari, smoga amal ibadah kakek kami dan kita semua di terima Allah taala.... Aamiinn... Ya robbal Al-Amin

(Cucu Iwan Chan)

 

Innalillahi wainna ilaihi Raji'un telah berpulang ke Rahmatullah Salah Seorang ULAMA Asal Lintau Buo Utara Nag. Lubuk Jantan, Pendiri Madrsah Thawalib Lubuk Jantan Lintau dan Pendiri Yayasan Hj. Bunda Syarifah Serta Pondok Tahfizh AlQur'an berbasis InterNational di Jorong Seroja.

Nama : H. Taufik Ismail / Sutan Palengah / Dt. Binjai Laweh

Usia  : 107 Tahun

Meninggal di Jakarta Jam. 09.00 Wib

Pada tgl 21 Agustus 2020

sebagai i'tibar bagi kita di akhir tua Almarhum Amal ibadah Yg selalu di lakukan :

1. Sholat berjamaah tetap di Masjid selagi Sehat

2. Dhuha & Tahjud tidak perna Lupa

3. Sholat Sunat Ba'diah dan Qobliyah tetap Terjaga

4. Khatam Qur'an dalam 1 Bulan 4 -5 kali

( Murid Muharman Chaniago)

Umat Islam  kehilangan sosok seorang Ulama panutan nan sangat ikhlas. Doa doa di ijabah Allah SWT, ketika anak cucu serta para tamu menyampaikan permintaan agar didoamembaca Al Qur'an setiap hari dan bersedekah.

Ulama Langir itu telah tiada.  Kami keluarga Besar Peto Kayo yaqin haqqul yaqin Tuan Haji Taufiq Ismail husnul khatimah InshaAllah  berada di surga,  Bersebab itulah salah seorang cucunya Ijal pernah bermohon kepada datuknya :

"Atuk, nanti ketika Atuk di Syurga tolong cari dan ajak  kami"

Salamsalaman

BHP, 22 Agustus 2020

YPTD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun